JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Anggapan soal menggunakan ponsel di SPBU dapat menyebabkan ledakan dan kebakaran secara mutlak telah dibantah dan merupakan mitos belaka. Hal ini dibuktikan oleh banyak penelitian yang telah dilakukan tim peneliti di luar mau pun di dalam negeri.
Topik soal menggunakan ponsel di SPBU apakah aman atau tidak kembali mengemuka setelah pemerintah melontarkan wacana terkait pembelian BBM bersubsidi, masyarakat terlebih dahulu harus mendaftar di website atau aplikasi MyPertamina.
Namun perlu dicatat dan disimak baik-baik, realisasi aturan ini baru akan berlaku 1 Juli besok di beberapa daerah saja. Jabodetabek tidak termasuk. Daerah tersebut yang akan menjadi pilot project implementasi aturan ini meliputi:
Kota Padang Panjang, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kota Bandung, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjarmasin, Kota Yogyakarta, dan Manado.
Untuk menghindari penumpukan, masyarakat yang telah terdaftar dan mendapat QR Code yang akan discan pihak SPBU disarankan Lucky Sebastian, pakar gadget di Tanah Air untuk menyimpan baik-baik QR Code tersebut.
"Untuk menghindari penumpukan, baiknya dicetak saja. Seperti QR Code yang ada di pedagang-pedagang makanan saat ini. Dari pada repot mencari di ponsel yang akan bikin antrean," jelas Lucky.
Memang tidak bahaya menggunakan HP di SPBU, nggak bikin kebakaran seperti mitos yang berkembang selama ini. Namun demikian, Lucky meminta masyarakat untuk tetap waspada, tidak grasak grusuk, bisa jadi justru yang perlu diwaspadai adalah copet.
"HP-nya sih aman. Tapi bisa jadi malah ada copet. Jadi baiknya ya dicetak saja. Kemudian tetap tenang, jangan buru-buru, memang akan menimbulkan antrean di tahap awal, tapi saya yakin secara bertahap pasti masyarakat bisa mengikuti," terang Lucky.
Buat pemerintah, yang juga menjadi sorotan Lucky dan perlu diwaspadai adalah kemapuan server-nya menampung data masyarakat yang tiba-tiba meledak. Bisa atau tidak, mampu atau tidak. Seringkali, menurut Lucky yang tidak siap adalah pemerintah sendiri.
"Seperti PeduliLindungi di tahap awal, ya memang pemerintahnya sendiri yang harus siap-siap juga. Masyarakat siap, sistemnya siap tidak," terang Lucky.
Selain Lucky, Pertamina juga menyarankan penggunaan ponsel untuk transaksi menggunakan non-tunai dilakukan dengan jarak tertentu. Adapun titik amannya yakni 1,5 meter dari pompa pengisian bensin dengan ketinggian 1,5 meter dari permukaan tanah atau lantai. Kamera juga dapat digunakan dengan jarak tersebut asalkan tidak menggunakan flash.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi