Rabu, 9 April 2025

Jadi Tradisi dan Ladang Rezeki

Ziarah kubur menjelang Ramadan jadi satu hal yang lumrah di masyarakat. Momen ini biasa dimanfaatkan masyarakat untuk menyambangi makam orang tua, keluarga dan kolega yang telah mendahului. Di sisi lain, tradisi ini pun jadi ladang rezeki tambahan bagi warga sekitar yang bisa melihat peluang.

Laporan SITI AZURA, Pekanbaru

Menjelang Ramadan, tempat pemakaman umum (TPU) di Kota Pekanbaru ramai didatangi. Tak terkecuali TPU yang ada di Jalan Air Hitam. Sejak pekan lalu, aktivitas ziarah kubur mulai tampak di area pemakaman ini.

Bersamaan dengan itu, pedagang kembang dan jasa bersih kubur pun menjamur. Biasanya mereka ngetem di depan gerbang-gerbang TPU, tempat kendaraan parkir. Satu di antara pedagang itu ialah Dewi. Ia melepas bunga tersebut dengan harga Rp5.000 per bungkusnya.

Baca Juga:  Kota Pekanbaru Terima Penghargaan Swasti Saba

“Setiap jelang Ramadan, rutin jualan di sini. Biasanya dua pekan sebelum Ramadan sudah mulai ramai,” ujarnya.

Kembang-kembang yang dibungkus dalam plastik bening berisi air dan irisan pandan itu biasa dibawa peziarah ke makam yang mereka kunjungi. Kembang tersebut disiramkam dan ditaburkan ke makam. Per hari, Dewi biasanya bisa menjual 10 hingga 20 bungkus.

Sementara itu, rezeki juga mengucur ke pembersih makam. Makam yang biasanya ditumbuhi rumput liar dan debu jadi harapan rezeki mereka. Satu di antara pejaja jasa tersebut ialah Anton. Remaja itu menawarkan jasanya kepada setiap peziarah yang baru tiba di TPU.

Bermodal cangkul dan parang, ia pun bergerak memberishkan makam. Soal upah, Anton tak kesah. Ia menerima seikhlasnya saja. “Alhamdulillah banyak juga yang ingin makam keluarganya dibersihkan. Biasanya kita cabut rumput liarnya dan bersihkan makamnya dari debu,” ujarnya.

Baca Juga:  PWI Rohul Lakukan Penggalangan Dana

Sementara itu, peziarah pun mengaku terbantu atas keberadaan pedagang kembang dan pembersih kubur. Ini diakui oleh Erni dan Ira. Keduanya juga membeli kembang dan menggunakan jasa Anton.

“Terbantu juga kita. Sekaligus bisa berbagi rezeki juga,’’ ujarnya yang saat itu mengunjungi makam sang ayah yang telah wafat 6 tahun lalu.

Jumlah pembersih kubur juga cukup banyak. Jadi, walaupun peziarah ramai yang datang, jasa pembersih kubur seperti Anton tetap tersedia.***

Ziarah kubur menjelang Ramadan jadi satu hal yang lumrah di masyarakat. Momen ini biasa dimanfaatkan masyarakat untuk menyambangi makam orang tua, keluarga dan kolega yang telah mendahului. Di sisi lain, tradisi ini pun jadi ladang rezeki tambahan bagi warga sekitar yang bisa melihat peluang.

Laporan SITI AZURA, Pekanbaru

Menjelang Ramadan, tempat pemakaman umum (TPU) di Kota Pekanbaru ramai didatangi. Tak terkecuali TPU yang ada di Jalan Air Hitam. Sejak pekan lalu, aktivitas ziarah kubur mulai tampak di area pemakaman ini.

Bersamaan dengan itu, pedagang kembang dan jasa bersih kubur pun menjamur. Biasanya mereka ngetem di depan gerbang-gerbang TPU, tempat kendaraan parkir. Satu di antara pedagang itu ialah Dewi. Ia melepas bunga tersebut dengan harga Rp5.000 per bungkusnya.

Baca Juga:  Warga Antusias Lakukan Perekaman dan Cetak KK

“Setiap jelang Ramadan, rutin jualan di sini. Biasanya dua pekan sebelum Ramadan sudah mulai ramai,” ujarnya.

Kembang-kembang yang dibungkus dalam plastik bening berisi air dan irisan pandan itu biasa dibawa peziarah ke makam yang mereka kunjungi. Kembang tersebut disiramkam dan ditaburkan ke makam. Per hari, Dewi biasanya bisa menjual 10 hingga 20 bungkus.

Sementara itu, rezeki juga mengucur ke pembersih makam. Makam yang biasanya ditumbuhi rumput liar dan debu jadi harapan rezeki mereka. Satu di antara pejaja jasa tersebut ialah Anton. Remaja itu menawarkan jasanya kepada setiap peziarah yang baru tiba di TPU.

Bermodal cangkul dan parang, ia pun bergerak memberishkan makam. Soal upah, Anton tak kesah. Ia menerima seikhlasnya saja. “Alhamdulillah banyak juga yang ingin makam keluarganya dibersihkan. Biasanya kita cabut rumput liarnya dan bersihkan makamnya dari debu,” ujarnya.

Baca Juga:  WNI di Luar Negeri Malu Gara-gara Bu Sitti Bilang Berenang Bisa Bikin Hamil

Sementara itu, peziarah pun mengaku terbantu atas keberadaan pedagang kembang dan pembersih kubur. Ini diakui oleh Erni dan Ira. Keduanya juga membeli kembang dan menggunakan jasa Anton.

“Terbantu juga kita. Sekaligus bisa berbagi rezeki juga,’’ ujarnya yang saat itu mengunjungi makam sang ayah yang telah wafat 6 tahun lalu.

Jumlah pembersih kubur juga cukup banyak. Jadi, walaupun peziarah ramai yang datang, jasa pembersih kubur seperti Anton tetap tersedia.***

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Jadi Tradisi dan Ladang Rezeki

Ziarah kubur menjelang Ramadan jadi satu hal yang lumrah di masyarakat. Momen ini biasa dimanfaatkan masyarakat untuk menyambangi makam orang tua, keluarga dan kolega yang telah mendahului. Di sisi lain, tradisi ini pun jadi ladang rezeki tambahan bagi warga sekitar yang bisa melihat peluang.

Laporan SITI AZURA, Pekanbaru

Menjelang Ramadan, tempat pemakaman umum (TPU) di Kota Pekanbaru ramai didatangi. Tak terkecuali TPU yang ada di Jalan Air Hitam. Sejak pekan lalu, aktivitas ziarah kubur mulai tampak di area pemakaman ini.

Bersamaan dengan itu, pedagang kembang dan jasa bersih kubur pun menjamur. Biasanya mereka ngetem di depan gerbang-gerbang TPU, tempat kendaraan parkir. Satu di antara pedagang itu ialah Dewi. Ia melepas bunga tersebut dengan harga Rp5.000 per bungkusnya.

Baca Juga:  Kota Pekanbaru Terima Penghargaan Swasti Saba

“Setiap jelang Ramadan, rutin jualan di sini. Biasanya dua pekan sebelum Ramadan sudah mulai ramai,” ujarnya.

Kembang-kembang yang dibungkus dalam plastik bening berisi air dan irisan pandan itu biasa dibawa peziarah ke makam yang mereka kunjungi. Kembang tersebut disiramkam dan ditaburkan ke makam. Per hari, Dewi biasanya bisa menjual 10 hingga 20 bungkus.

Sementara itu, rezeki juga mengucur ke pembersih makam. Makam yang biasanya ditumbuhi rumput liar dan debu jadi harapan rezeki mereka. Satu di antara pejaja jasa tersebut ialah Anton. Remaja itu menawarkan jasanya kepada setiap peziarah yang baru tiba di TPU.

Bermodal cangkul dan parang, ia pun bergerak memberishkan makam. Soal upah, Anton tak kesah. Ia menerima seikhlasnya saja. “Alhamdulillah banyak juga yang ingin makam keluarganya dibersihkan. Biasanya kita cabut rumput liarnya dan bersihkan makamnya dari debu,” ujarnya.

Baca Juga:  Demo Mahasiswa di Depan Gedung DPR Mulai Tegang

Sementara itu, peziarah pun mengaku terbantu atas keberadaan pedagang kembang dan pembersih kubur. Ini diakui oleh Erni dan Ira. Keduanya juga membeli kembang dan menggunakan jasa Anton.

“Terbantu juga kita. Sekaligus bisa berbagi rezeki juga,’’ ujarnya yang saat itu mengunjungi makam sang ayah yang telah wafat 6 tahun lalu.

Jumlah pembersih kubur juga cukup banyak. Jadi, walaupun peziarah ramai yang datang, jasa pembersih kubur seperti Anton tetap tersedia.***

Ziarah kubur menjelang Ramadan jadi satu hal yang lumrah di masyarakat. Momen ini biasa dimanfaatkan masyarakat untuk menyambangi makam orang tua, keluarga dan kolega yang telah mendahului. Di sisi lain, tradisi ini pun jadi ladang rezeki tambahan bagi warga sekitar yang bisa melihat peluang.

Laporan SITI AZURA, Pekanbaru

Menjelang Ramadan, tempat pemakaman umum (TPU) di Kota Pekanbaru ramai didatangi. Tak terkecuali TPU yang ada di Jalan Air Hitam. Sejak pekan lalu, aktivitas ziarah kubur mulai tampak di area pemakaman ini.

Bersamaan dengan itu, pedagang kembang dan jasa bersih kubur pun menjamur. Biasanya mereka ngetem di depan gerbang-gerbang TPU, tempat kendaraan parkir. Satu di antara pedagang itu ialah Dewi. Ia melepas bunga tersebut dengan harga Rp5.000 per bungkusnya.

Baca Juga:  WNI di Luar Negeri Malu Gara-gara Bu Sitti Bilang Berenang Bisa Bikin Hamil

“Setiap jelang Ramadan, rutin jualan di sini. Biasanya dua pekan sebelum Ramadan sudah mulai ramai,” ujarnya.

Kembang-kembang yang dibungkus dalam plastik bening berisi air dan irisan pandan itu biasa dibawa peziarah ke makam yang mereka kunjungi. Kembang tersebut disiramkam dan ditaburkan ke makam. Per hari, Dewi biasanya bisa menjual 10 hingga 20 bungkus.

Sementara itu, rezeki juga mengucur ke pembersih makam. Makam yang biasanya ditumbuhi rumput liar dan debu jadi harapan rezeki mereka. Satu di antara pejaja jasa tersebut ialah Anton. Remaja itu menawarkan jasanya kepada setiap peziarah yang baru tiba di TPU.

Bermodal cangkul dan parang, ia pun bergerak memberishkan makam. Soal upah, Anton tak kesah. Ia menerima seikhlasnya saja. “Alhamdulillah banyak juga yang ingin makam keluarganya dibersihkan. Biasanya kita cabut rumput liarnya dan bersihkan makamnya dari debu,” ujarnya.

Baca Juga:  Kemenkes, IDI dan MUI Sepakat Vaksinasi Tetap Jalan di Bulan Puasa

Sementara itu, peziarah pun mengaku terbantu atas keberadaan pedagang kembang dan pembersih kubur. Ini diakui oleh Erni dan Ira. Keduanya juga membeli kembang dan menggunakan jasa Anton.

“Terbantu juga kita. Sekaligus bisa berbagi rezeki juga,’’ ujarnya yang saat itu mengunjungi makam sang ayah yang telah wafat 6 tahun lalu.

Jumlah pembersih kubur juga cukup banyak. Jadi, walaupun peziarah ramai yang datang, jasa pembersih kubur seperti Anton tetap tersedia.***

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari