Jumat, 20 September 2024

Hacker Dunia Sepakat Tidak Menyerang Rumah Sakit

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Novel coronavirus atau virus corona yang juga disebut COVID-19, kini telah menjadi pandemi global. Pengaruhnya bukan hanya persoalan kesehatan, tapi juga ekonomi global, dan memengaruhi kehidupan sehari-hari miliaran orang di seluruh dunia.

Kondisi ini juga menciptakan kondisi di mana peretas, penipu, dan pengirim spam mengambil keuntungan dari pengguna dan situasi yang rentan. Karena semakin banyak orang bekerja dari rumah dengan jaringan keamanan yang lebih rendah dibandingkan dengan pengaturan kantor pada umumnya, risiko diserang kini lebih banyak.

Serangan Ransomware, yang biasanya dimulai melalui phishing, dapat menyebabkan kekacauan bagi rumah sakit karena penyerang menggunakan enkripsi untuk memblokir akses ke file mereka sendiri dan kemudian menuntut pembayaran mata uang digital untuk pembuka kunci atau sebagai tebusan.

Baca Juga:  Jalan Hasanuddin Dinilai Ancam Keselamatan 

Pekan lalu, Rumah Sakit Universitas Brno di Republik Ceko yang juga merupakan pusat pengujian COVID-19 utama, mengalami serangan ransomware yang mengganggu operasi dan menyebabkan penundaan operasi.

- Advertisement -

Pusat Keamanan Cyber Nasional Ceko dan penegakan hukum Ceko masih belum sepenuhnya memulihkan layanan digital. Bahkan, sekarang, beberapa operator komunitas hacker yang memproduksi Ransomware mengatakan, mereka tidak akan lagi menargetkan organisasi kesehatan dan medis selama pandemi coronavirus (COVID-19) berlangsung.

Bleeping Computer, sebagaimana dilansir dari Gizmochina, Ahad (29/3), menemui beberapa kelompok hacker seperti itu di mana salah satunya yang mengatasnamakan sebagai DoppelPaymer menanggapi dan menyatakan bahwa mereka biasanya tidak menargetkan rumah sakit atau layanan kesehatan dan akan melanjutkan pendekatan ini selama pandemi COVID-19 berlangsung.

- Advertisement -
Baca Juga:  Kenali BSU, Subsidi untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non-PNS

Kelompok hacker lainnya juga sepakat untuk menghentikan kegiatan terhadap semua jenis serangan terhadap organisasi medis lainnya sampai akhir pandemi.

Sementara kelompok Netwalker Ransomware mengklaim bahwa mereka tidak memiliki tujuan untuk menyerang rumah sakit dan mengatakan bahwa ‘tidak ada yang akan dengan sengaja masuk ke rumah sakit’.

Di tengah semua ini, beberapa perusahaan keamanan komputer, termasuk Emsisoft dan McAfee, telah menawarkan untuk membantu perusahaan riset medis serta rumah sakit yang memerangi serangan ransomware selama wabah COVID-19 untuk membentengi pusat informasinya dari serangan hacker.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Novel coronavirus atau virus corona yang juga disebut COVID-19, kini telah menjadi pandemi global. Pengaruhnya bukan hanya persoalan kesehatan, tapi juga ekonomi global, dan memengaruhi kehidupan sehari-hari miliaran orang di seluruh dunia.

Kondisi ini juga menciptakan kondisi di mana peretas, penipu, dan pengirim spam mengambil keuntungan dari pengguna dan situasi yang rentan. Karena semakin banyak orang bekerja dari rumah dengan jaringan keamanan yang lebih rendah dibandingkan dengan pengaturan kantor pada umumnya, risiko diserang kini lebih banyak.

Serangan Ransomware, yang biasanya dimulai melalui phishing, dapat menyebabkan kekacauan bagi rumah sakit karena penyerang menggunakan enkripsi untuk memblokir akses ke file mereka sendiri dan kemudian menuntut pembayaran mata uang digital untuk pembuka kunci atau sebagai tebusan.

Baca Juga:  Ahmad Dhani Tetap Jagokan Prabowo Jadi Presiden Pascabebas dari Penjara

Pekan lalu, Rumah Sakit Universitas Brno di Republik Ceko yang juga merupakan pusat pengujian COVID-19 utama, mengalami serangan ransomware yang mengganggu operasi dan menyebabkan penundaan operasi.

Pusat Keamanan Cyber Nasional Ceko dan penegakan hukum Ceko masih belum sepenuhnya memulihkan layanan digital. Bahkan, sekarang, beberapa operator komunitas hacker yang memproduksi Ransomware mengatakan, mereka tidak akan lagi menargetkan organisasi kesehatan dan medis selama pandemi coronavirus (COVID-19) berlangsung.

Bleeping Computer, sebagaimana dilansir dari Gizmochina, Ahad (29/3), menemui beberapa kelompok hacker seperti itu di mana salah satunya yang mengatasnamakan sebagai DoppelPaymer menanggapi dan menyatakan bahwa mereka biasanya tidak menargetkan rumah sakit atau layanan kesehatan dan akan melanjutkan pendekatan ini selama pandemi COVID-19 berlangsung.

Baca Juga:  Nakes dan TNI/Polri Penerima Vaksin Pertama

Kelompok hacker lainnya juga sepakat untuk menghentikan kegiatan terhadap semua jenis serangan terhadap organisasi medis lainnya sampai akhir pandemi.

Sementara kelompok Netwalker Ransomware mengklaim bahwa mereka tidak memiliki tujuan untuk menyerang rumah sakit dan mengatakan bahwa ‘tidak ada yang akan dengan sengaja masuk ke rumah sakit’.

Di tengah semua ini, beberapa perusahaan keamanan komputer, termasuk Emsisoft dan McAfee, telah menawarkan untuk membantu perusahaan riset medis serta rumah sakit yang memerangi serangan ransomware selama wabah COVID-19 untuk membentengi pusat informasinya dari serangan hacker.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari