PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Keberadaan Food Truck di Pekanbaru mulai dikenal. Barangkali bukan hanya karena bentuknya yang unik dan menarik, tapi menunya juga yang memang berbeda. Misalnya nasi briyani. Menu andalan Pekanbaru Food Truck yang dikelola Pak Yudi ini selalu habis. Padahal harganya cukup mahal. Beras briyani bukan beras biasa. Bentuknya lebih panjang dan tipis. Kata Pak Yudi, nasi ini rendah kolesterol dan gula. Maka, pengunjung yang datang lebih banyak yang memesan nasi briyani dan dan ayam goreng.
Menu lain yang disajikan Pekanbaru Food Truck adalah kebab dan hamburger. Kedua menu ini banyak ditemukan di tempat lain. Meski begitu, banyak juga pelanggan yang memesan menu ini. Mungkin harga jualnya juga tidak terlalu mahal, sedangkan rasanya, boleh dicoba sendiri. Soal rasa, Pak Yudi sangat menjaga agar pelanggan tetap setia dan selalu datang ke tempatnya.
Jika di Pekanbaru Food Truck mulai dikenal, di provinsi lain, khususnya Jakarta dan sekitarnya, sudah cukup lama beredar. Bahkan sudah ada komunitasnya, yakni Komunitas Food Truck Indonesia. Pak Yudi mengaku sudah lama ingin bergabung dengan komunitas ini melalui Facebook Group, tapi sampai saat ini belum direspon.
"Food Truck ini sudah ada komunitasnya di Indonesia. Saya belum bergabung karena belum direspon. Kenapa ingin bergabung, karena saya suka berkomunitas. Dengan banyak teman di komunitas, kita bisa saling berbagi pengalaman dan semangat untuk lebih maju dan lebih baik," kata Pak Yudi.
Ada beberapa tips untuk memulai bisnis Food Truck ini. Jika belum punya mobil untuk dijadikan Food Truck, coba cari mobil bekas untuk menghemat biaya. Bisa juga dengan membeli mobil bak (pick up) yang bisa dimodifikasi.
Untuk memodifikasi mobil, perlu realistis. Karena modifikasi mobil untuk jadi Food Truck sering kali biayanya lebih mahal dari membeli mobilnya. Dan ini adalah hal yang wajib, karena memang belum ada mobil yang khusus dijual langsung dalam bentuk Food Truck. Untuk modifikasi yang model warung (bentuk tradisional), biayanya mungkin sekitar Rp15-50 jutaan. Tapi jika ingin langsung membuat Food Truck yang unik, biayanya bisa jauh lebih besar, bahkan seperti membangun restoran. Jika itu yang diinginkan, perlu dibangun secara bertahap agar bisa mengurangi biaya. Dari keuntungan bisnis yang sudah dijalankan, kemudian bisa dialokasikan dananya untuk mulai membangun Food Truck yang lebih sesuai kebutuhan.
"Saya membuat Food Truck ini habis sekitar Rp120 jutaan. Mungkin orang mengira sampai Rp300 jutaan. Kenapa lebih murah, karena saya buat sendiri, saya desain sendiri," kata Pak Yudi
Tips berikutnya agar bisnis Food Truck berjalan baik, perlu dibuat daftar peralatan yang benar-benar diperlukan terlebih dahulu. Jika usaha kopi, beli alat pembuat kopi. Jika ingin punya microwave, beli jika memang sudah mulai berjualan makanan ringan pendamping. Dengan pembelian barang bertahap seperti ini, kata Pak Yudi, akan bisa memiliki Food Truck dengan biaya yang lebih mudah diatur.
Bahkan, dengan biaya alat sekitar Rp5-10 jutaan, sudah bisa membuat warung kopi kecil. Selanjutnya, secara bertahap saat sudah mulai berjualan makanan ringan atau bahkan makanan utama, bisa membeli peralatan tambahan dengan memutar keuntungan bisnis yang didapatkan sebelumnya.
Hal terpenting yang paling perlu diperhatikan adalah memiliki setidaknya modal operasional selama 6-12 bulan. Hal ini bisa jadi persiapan untuk menentukan usaha yang dijalankan akan lanjut atau tidak. Dengan dana persiapan itu, bisa membeli bahan makanan, membayar pegawai, dan biaya operasional kendaraan (bensin, perawatan, hingga biaya parkir).***