Rabu, 9 April 2025
spot_img

Komnas HAM: Korban Tewas Kerusuhan Mei 10 Orang

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap fakta baru terkait peristiwa kerusuhan 21–23 Mei lalu. Salah satunya adalah korban meninggal sebanyak 10 orang dari sebelumnya hanya 9 orang versi kepolisian. Sembilan di antaranya tewas karena terjangan peluru tajam, sedangkan satu korban meninggal akibat pukulan benda tumpul.

Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara memaparkan, korban meninggal itu tidak hanya dihitung dari aksi demonstrasi 21–23 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta. Tapi juga di Pontianak, Kalimantan Barat. Kala itu pecah aksi massa berkaitan dengan hasil Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019. ”Korban meninggal empat di antaranya anak-anak,” katanya kemarin (28/10).

Baca Juga:  Klaim Sudah Lakukan Upaya Maksimal

Sampai saat ini polisi belum berhasil mengungkap pelaku penembakan dan pemukulan terhadap sepuluh korban meninggal tersebut. Itulah yang menjadi dasar Komnas HAM menerjunkan tim pencari fakta (TPF) untuk mengumpulkan data terkait insiden nahas tersebut. ”Penembakan terhadap sembilan warga sipil itu diduga dilakukan orang terlatih,” bebernya.

Namun, Komnas HAM tidak mengungkap orang terlatih yang diduga melakukan penembakan.

Selain korban meninggal, TPF Komnas HAM menemukan fakta terkait 32 orang yang dilaporkan hilang setelah kerusuhan 21–23 Mei. Penelusuran TPF, 32 orang itu telah ditemukan. Ada yang ditangkap dan ditahan polisi. Dititipkan ke panti sosial anak. Ada juga yang dilepaskan karena tidak terbukti melakukan tindak pidana.

Baca Juga:  Waspada, Pagi Tadi 174 Wisatawan China Mendarat di Sumbar

Laporan: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap fakta baru terkait peristiwa kerusuhan 21–23 Mei lalu. Salah satunya adalah korban meninggal sebanyak 10 orang dari sebelumnya hanya 9 orang versi kepolisian. Sembilan di antaranya tewas karena terjangan peluru tajam, sedangkan satu korban meninggal akibat pukulan benda tumpul.

Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara memaparkan, korban meninggal itu tidak hanya dihitung dari aksi demonstrasi 21–23 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta. Tapi juga di Pontianak, Kalimantan Barat. Kala itu pecah aksi massa berkaitan dengan hasil Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019. ”Korban meninggal empat di antaranya anak-anak,” katanya kemarin (28/10).

Baca Juga:  Klaim Sudah Lakukan Upaya Maksimal

Sampai saat ini polisi belum berhasil mengungkap pelaku penembakan dan pemukulan terhadap sepuluh korban meninggal tersebut. Itulah yang menjadi dasar Komnas HAM menerjunkan tim pencari fakta (TPF) untuk mengumpulkan data terkait insiden nahas tersebut. ”Penembakan terhadap sembilan warga sipil itu diduga dilakukan orang terlatih,” bebernya.

Namun, Komnas HAM tidak mengungkap orang terlatih yang diduga melakukan penembakan.

Selain korban meninggal, TPF Komnas HAM menemukan fakta terkait 32 orang yang dilaporkan hilang setelah kerusuhan 21–23 Mei. Penelusuran TPF, 32 orang itu telah ditemukan. Ada yang ditangkap dan ditahan polisi. Dititipkan ke panti sosial anak. Ada juga yang dilepaskan karena tidak terbukti melakukan tindak pidana.

Baca Juga:  Sandra Dewi Ajarkan Anak Menabung

Laporan: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Komnas HAM: Korban Tewas Kerusuhan Mei 10 Orang

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap fakta baru terkait peristiwa kerusuhan 21–23 Mei lalu. Salah satunya adalah korban meninggal sebanyak 10 orang dari sebelumnya hanya 9 orang versi kepolisian. Sembilan di antaranya tewas karena terjangan peluru tajam, sedangkan satu korban meninggal akibat pukulan benda tumpul.

Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara memaparkan, korban meninggal itu tidak hanya dihitung dari aksi demonstrasi 21–23 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta. Tapi juga di Pontianak, Kalimantan Barat. Kala itu pecah aksi massa berkaitan dengan hasil Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019. ”Korban meninggal empat di antaranya anak-anak,” katanya kemarin (28/10).

Baca Juga:  Kuota CPNS Baru Berpotensi Berubah

Sampai saat ini polisi belum berhasil mengungkap pelaku penembakan dan pemukulan terhadap sepuluh korban meninggal tersebut. Itulah yang menjadi dasar Komnas HAM menerjunkan tim pencari fakta (TPF) untuk mengumpulkan data terkait insiden nahas tersebut. ”Penembakan terhadap sembilan warga sipil itu diduga dilakukan orang terlatih,” bebernya.

Namun, Komnas HAM tidak mengungkap orang terlatih yang diduga melakukan penembakan.

Selain korban meninggal, TPF Komnas HAM menemukan fakta terkait 32 orang yang dilaporkan hilang setelah kerusuhan 21–23 Mei. Penelusuran TPF, 32 orang itu telah ditemukan. Ada yang ditangkap dan ditahan polisi. Dititipkan ke panti sosial anak. Ada juga yang dilepaskan karena tidak terbukti melakukan tindak pidana.

Baca Juga:  Memukau dan Beri Semangat Masyarakat

Laporan: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap fakta baru terkait peristiwa kerusuhan 21–23 Mei lalu. Salah satunya adalah korban meninggal sebanyak 10 orang dari sebelumnya hanya 9 orang versi kepolisian. Sembilan di antaranya tewas karena terjangan peluru tajam, sedangkan satu korban meninggal akibat pukulan benda tumpul.

Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara memaparkan, korban meninggal itu tidak hanya dihitung dari aksi demonstrasi 21–23 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta. Tapi juga di Pontianak, Kalimantan Barat. Kala itu pecah aksi massa berkaitan dengan hasil Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019. ”Korban meninggal empat di antaranya anak-anak,” katanya kemarin (28/10).

Baca Juga:  Sandra Dewi Ajarkan Anak Menabung

Sampai saat ini polisi belum berhasil mengungkap pelaku penembakan dan pemukulan terhadap sepuluh korban meninggal tersebut. Itulah yang menjadi dasar Komnas HAM menerjunkan tim pencari fakta (TPF) untuk mengumpulkan data terkait insiden nahas tersebut. ”Penembakan terhadap sembilan warga sipil itu diduga dilakukan orang terlatih,” bebernya.

Namun, Komnas HAM tidak mengungkap orang terlatih yang diduga melakukan penembakan.

Selain korban meninggal, TPF Komnas HAM menemukan fakta terkait 32 orang yang dilaporkan hilang setelah kerusuhan 21–23 Mei. Penelusuran TPF, 32 orang itu telah ditemukan. Ada yang ditangkap dan ditahan polisi. Dititipkan ke panti sosial anak. Ada juga yang dilepaskan karena tidak terbukti melakukan tindak pidana.

Baca Juga:  India Bantah Klaim AS Jika Pasien Corona Dikelompokkan Berdasar Agama

Laporan: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari