BOGOR (RIAUPOS.CO) – Pentingnya komoditas kelapa sawit bagi kehidupan belum disadari oleh sebagian besar generasi muda. Persepsi negatif juga seringkali dikaitkan terhadap kelapa sawit. Oleh karena itu Apical dan Asian Agri, bagian dari Royal Golden Eagle (RGE), berkolaborasi dengan Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) University melalui program summer course dengan tema “Inclusive and Sustainable Agribusiness". Iven ini yang diselenggarakan pada 23 Agustus-7 September 2021.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi pentingnya agribisnis yang inklusif dan berkelanjutan. Khususnya komoditas sawit untuk memenuhi permintaan pasar domestik maupun internasional. Program Summer Course yang dilakukan secara daring melalui zoom meeting ini diikuti oleh 50 mahasiswa S1 dan pascasarjana yang berasal dari lima negara, yakni Jepang, Filipina, Inggris, Bangladesh, dan Indonesia.
Prof Iskandar Z Siregar, Direktur Program Internasional IPB University memberi apresiasi atas program ini. Dalam sambutannya, ia mengatakan Summer Course saat ini adalah platform global yang baik untuk menjaga relasi. “Program ini juga bisa memperluas relasi serta dapat menguatkan kolaborasi akademik dan juga kolaborasi dengan sektor privat," terangnya.
Sementara itu, Ivan Novrizaldie, Certification and Traceability Senior Manager Asian Agri, mengatakan, melalui kesempatan ini, Asian Agri ingin membagikan pemahaman dengan kalangan akademik mengenai keberlanjutan yang telah dilakukan perusahaan. “Begitu banyak aspek positif dari kelapa sawit yang harus kita sebarkan khususnya kepada generasi muda. Di antaranya dengan memberikan pemahaman mengenai pentingnya pengelolaan sawit berkelanjutan yang bersifat menyeluruh hingga di tahap akhir produksi dan rantai pasok. Selain itu, industri sawit juga berkontribusi nyata terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya petani sawit," ujar Ivan.
Di sisi lain, Bremen Yong, Director of Sustainability Apical juga mengungkapkan, bahwa selama ini persepsi masyarakat secara global mengenai minyak sawit masih cenderung negatif. Padahal, minyak sawit merupakan minyak nabati paling produktif karena menggunakan lahan lebih sedikit dibanding minyak nabati lainnya.
"Minyak sawit juga berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs). Khususnya untuk negara berkembang. Sebagai salah satu perusahaan minyak sawit terintegrasi secara global, kami juga turut berkontribusi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan mengembangkan sumber daya yang berkelanjutan yang sejalan dengan SDGs," papar Bremen.
Pada kesempatan yang sama, Apical dan Asian Agri juga menyelenggarakan diskusi terbuka dengan hadiah-hadiah menarik mengenai bagaimana mengedukasi generasi muda tentang pentingnya komitmen keberlanjutan di industri kelapa sawit yang disambut dengan antusias oleh para mahasiswa.(azr)