Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Tenggak Racun setelah Minta Maaf kepada Orang Tua

KENDAL (RIAUPOS.CO) – Pagi itu, tepatnya pada pukul 05.30 WIB, rumah Mustakim di Kelurahan Trompo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng), diketuk seseorang. Begitu pintu dibuka, pria paro baya itu menemukan putranya, Kopda Muslimin, yang sejak 10 hari terakhir diburu Polri dan TNI pulang.

Muslimin datang dengan mengendarai motor Yamaha Mio nopol AA 2703 NC. Tanpa banyak bicara, dia masuk ke rumah orang tuanya itu dan menemui sang ibu, Rosiah. Di depan orang tuanya, Muslimin meminta maaf atas segala kekisruhan yang telah dibuatnya.  "Setelah meminta maaf, Kopda M dituturi orang tuanya agar menyerahkan diri," ungkap Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi di lokasi kejadian, Kamis (28/7).

Setelah itu, sang bapak dan anak itu sempat terlibat pembicaraan. Cukup lama. Setelah itu, Muslimin meminta izin untuk beristirahat di kamarnya. Tak lama berselang, Mustakim mendengar suara Muslimin sedang muntah-muntah. Kemudian, Muslimin berbaring di tempat tidur. "Di TKP ada muntahnya dan alat komunikasi yang sudah kami amankan," jelasnya.

Sekitar pukul 07.00 WIB, Muslimin diperkirakan meninggal. Sejumlah barang bukti lainnya seperti gelas, botol plastik, sandal, bekas muntahan, serta pakaian Kopda Muslimin diamankan jajaran Polri dan TNI. Setelah kejadian itu, rumah Mustakim-Rosiah dijaga ketat oleh aparat gabungan Polri dan TNI.

Baca Juga:  Mengapa Disebut PKL?

Jasad Kopda Muslimin langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Semarang untuk diotopsi. Namun, hingga tadi malam TNI dan Polri belum bisa memastikan jenis racun yang ditenggak buron kasus percobaan pembunuhan terhadap istrinya, Rina Wulandari, tersebut.

Jenazah Muslimin tiba di RS Bhayangkara Semarang pada pukul 11.45 WIB. Dari rumah duka di Kendal menuju RS Bhayangkara, jenazah dibawa menggunakan mobil ambulans milik TNI dengan pengawalan ketat. Terlihat, seorang laki-laki yang diduga kerabat Muslimin menangis saat turun dari mobil ambulans dan ikut masuk ke ruangan.

Pada pukul 16.45 WIB, Danpomdam IV/Diponegoro Kolonel CPM Rinoso Budi keluar ruangan dan memberikan keterangan kepada media. "Dari hasil pemeriksaan luar, tidak ditemukan kekerasan benda tajam atau tumpul. Dari pemeriksaan dalam, terdapat tanda mati lemas yang diduga karena penyakit pada otak atau keracunan," paparnya.

Diperlukan pemeriksaan penunjang, yakni patologi dan anatomi, untuk mengetahui hasil lengkap pemeriksaan tersebut. Butuh waktu 2–4 pekan. Selain itu, diperlukan hasil pemeriksaan toksikologi untuk menentukan jenis racunnya. "Jadi, sesuai dengan hasil temuan, sudah betul jenazah meninggal antara pukul 07.00–07.30 WIB," terangnya.

Baca Juga:  Berawal Curi Sepeda Lalu Bobol Rumah

Asintel Kodam IV/Diponegoro Kolonel (Inf) Wahyu menegaskan, meski Muslimin telah ditemukan, pihaknya akan terus melakukan penyidikan terhadap kasus ini. "Barang bukti dan orang-orang yang melihat akan kami periksa," tegasnya.

Setelah selesai dilakukan kepentingan otopsi, jenazah Kopda Muslimin yang berada di dalam peti dimasukkan ke mobil ambulans yang sama menuju rumah duka untuk dimakamkan.

Usai diautopsi di RS Bhayangkara Semarang, jenazah Kopda Muslimin dibawa pulang ke rumah duka di Kelurahan Trompo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal. Jenazah tiba sekira pukul 17.18 WIB. Setelah itu langsung disalati dan dimakamkan di TPU Kelurahan Trompo.

Di sana, tidak ada proses pemakaman secara militer. Selain itu, pihak keluarga Kopda M yakni kedua orang tuanya tidak ikut mengantar jenazah ke peristirahatan terakhirnya. Hanya sejumlah anggpta Denpom serta warga sekitar yang ikut ke pemakaman. (dev/mha/c14/cak/jpg)

Laporan JPG, Kendal

KENDAL (RIAUPOS.CO) – Pagi itu, tepatnya pada pukul 05.30 WIB, rumah Mustakim di Kelurahan Trompo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng), diketuk seseorang. Begitu pintu dibuka, pria paro baya itu menemukan putranya, Kopda Muslimin, yang sejak 10 hari terakhir diburu Polri dan TNI pulang.

Muslimin datang dengan mengendarai motor Yamaha Mio nopol AA 2703 NC. Tanpa banyak bicara, dia masuk ke rumah orang tuanya itu dan menemui sang ibu, Rosiah. Di depan orang tuanya, Muslimin meminta maaf atas segala kekisruhan yang telah dibuatnya.  "Setelah meminta maaf, Kopda M dituturi orang tuanya agar menyerahkan diri," ungkap Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi di lokasi kejadian, Kamis (28/7).

- Advertisement -

Setelah itu, sang bapak dan anak itu sempat terlibat pembicaraan. Cukup lama. Setelah itu, Muslimin meminta izin untuk beristirahat di kamarnya. Tak lama berselang, Mustakim mendengar suara Muslimin sedang muntah-muntah. Kemudian, Muslimin berbaring di tempat tidur. "Di TKP ada muntahnya dan alat komunikasi yang sudah kami amankan," jelasnya.

Sekitar pukul 07.00 WIB, Muslimin diperkirakan meninggal. Sejumlah barang bukti lainnya seperti gelas, botol plastik, sandal, bekas muntahan, serta pakaian Kopda Muslimin diamankan jajaran Polri dan TNI. Setelah kejadian itu, rumah Mustakim-Rosiah dijaga ketat oleh aparat gabungan Polri dan TNI.

- Advertisement -
Baca Juga:  Mengapa Disebut PKL?

Jasad Kopda Muslimin langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Semarang untuk diotopsi. Namun, hingga tadi malam TNI dan Polri belum bisa memastikan jenis racun yang ditenggak buron kasus percobaan pembunuhan terhadap istrinya, Rina Wulandari, tersebut.

Jenazah Muslimin tiba di RS Bhayangkara Semarang pada pukul 11.45 WIB. Dari rumah duka di Kendal menuju RS Bhayangkara, jenazah dibawa menggunakan mobil ambulans milik TNI dengan pengawalan ketat. Terlihat, seorang laki-laki yang diduga kerabat Muslimin menangis saat turun dari mobil ambulans dan ikut masuk ke ruangan.

Pada pukul 16.45 WIB, Danpomdam IV/Diponegoro Kolonel CPM Rinoso Budi keluar ruangan dan memberikan keterangan kepada media. "Dari hasil pemeriksaan luar, tidak ditemukan kekerasan benda tajam atau tumpul. Dari pemeriksaan dalam, terdapat tanda mati lemas yang diduga karena penyakit pada otak atau keracunan," paparnya.

Diperlukan pemeriksaan penunjang, yakni patologi dan anatomi, untuk mengetahui hasil lengkap pemeriksaan tersebut. Butuh waktu 2–4 pekan. Selain itu, diperlukan hasil pemeriksaan toksikologi untuk menentukan jenis racunnya. "Jadi, sesuai dengan hasil temuan, sudah betul jenazah meninggal antara pukul 07.00–07.30 WIB," terangnya.

Baca Juga:  Ingat, Tarif Rapid Test Tertinggi Rp150 Ribu

Asintel Kodam IV/Diponegoro Kolonel (Inf) Wahyu menegaskan, meski Muslimin telah ditemukan, pihaknya akan terus melakukan penyidikan terhadap kasus ini. "Barang bukti dan orang-orang yang melihat akan kami periksa," tegasnya.

Setelah selesai dilakukan kepentingan otopsi, jenazah Kopda Muslimin yang berada di dalam peti dimasukkan ke mobil ambulans yang sama menuju rumah duka untuk dimakamkan.

Usai diautopsi di RS Bhayangkara Semarang, jenazah Kopda Muslimin dibawa pulang ke rumah duka di Kelurahan Trompo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal. Jenazah tiba sekira pukul 17.18 WIB. Setelah itu langsung disalati dan dimakamkan di TPU Kelurahan Trompo.

Di sana, tidak ada proses pemakaman secara militer. Selain itu, pihak keluarga Kopda M yakni kedua orang tuanya tidak ikut mengantar jenazah ke peristirahatan terakhirnya. Hanya sejumlah anggpta Denpom serta warga sekitar yang ikut ke pemakaman. (dev/mha/c14/cak/jpg)

Laporan JPG, Kendal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari