TEHERAN (RIAUPOS.CO) — Iran berang. Negeri Para Mullah itu beranggapan usulan Inggris agar Eropa memimpin misi untuk mengawal kapal-kapal tanker di Teluk sebagai tindakan provokatif. Rencana itu justru bakal meningkatkan ketegangan.
Iran berpendapat bahwa keamanan di Teluk seharusnya dijaga negara-negara di sekitarnya. Bukan oleh Inggris ataupun Eropa. "Kami adalah agen keamanan maritim terbesar di Teluk Persia," tegas Juru Bicara Pemerintah Iran Ali Rabiei seperti dikutip Agence France-Presse kemarin (28/7).
Kapal-kapal tanker minyak kini memang ketakutan melewati Selat Hormuz. Sebab, belakangan ini banyak tanker yang diserang. Iran dituduh sebagai pelakunya. Kamis (4/7) Inggris menahan kapal Grace 1 berbendera Iran yang membawa 2 juta barel minyak mentah. Kapal itu dituduh melanggar sanksi Uni Eropa terkait Syria. Jumat (19/7) Iran membalas. Mereka menahan kapal tanker berbendera Inggris, Stena Impero.
Sementara itu, kemarin perwakilan Iran, Inggris, Jerman, Prancis, Rusia, dan Tiongkok bertemu di Wina, Austria. Mereka akan mendiskusikan bagaimana caranya menyelamatkan kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pasca hengkangnya AS.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa Inggris telah melanggar JCPOA karena menahan tanker Iran. Dalam kesepakatan, Iran harus menghentikan pengayaan nuklirnya. Sebagai balasan, sanksi ke Iran akan dicabut dan negara-negara yang terlibat bakal membantu perekonomian Iran untuk bangkit.
"Negara-negara dalam kesepakatan JCPOA seharusnya tidak menghambat Iran terkait cara mengekspor minyak," tegas Araghchi.(sha/c25/sof)
Editor: Eko Faizin
TEHERAN (RIAUPOS.CO) — Iran berang. Negeri Para Mullah itu beranggapan usulan Inggris agar Eropa memimpin misi untuk mengawal kapal-kapal tanker di Teluk sebagai tindakan provokatif. Rencana itu justru bakal meningkatkan ketegangan.
Iran berpendapat bahwa keamanan di Teluk seharusnya dijaga negara-negara di sekitarnya. Bukan oleh Inggris ataupun Eropa. "Kami adalah agen keamanan maritim terbesar di Teluk Persia," tegas Juru Bicara Pemerintah Iran Ali Rabiei seperti dikutip Agence France-Presse kemarin (28/7).
- Advertisement -
Kapal-kapal tanker minyak kini memang ketakutan melewati Selat Hormuz. Sebab, belakangan ini banyak tanker yang diserang. Iran dituduh sebagai pelakunya. Kamis (4/7) Inggris menahan kapal Grace 1 berbendera Iran yang membawa 2 juta barel minyak mentah. Kapal itu dituduh melanggar sanksi Uni Eropa terkait Syria. Jumat (19/7) Iran membalas. Mereka menahan kapal tanker berbendera Inggris, Stena Impero.
Sementara itu, kemarin perwakilan Iran, Inggris, Jerman, Prancis, Rusia, dan Tiongkok bertemu di Wina, Austria. Mereka akan mendiskusikan bagaimana caranya menyelamatkan kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pasca hengkangnya AS.
- Advertisement -
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa Inggris telah melanggar JCPOA karena menahan tanker Iran. Dalam kesepakatan, Iran harus menghentikan pengayaan nuklirnya. Sebagai balasan, sanksi ke Iran akan dicabut dan negara-negara yang terlibat bakal membantu perekonomian Iran untuk bangkit.
"Negara-negara dalam kesepakatan JCPOA seharusnya tidak menghambat Iran terkait cara mengekspor minyak," tegas Araghchi.(sha/c25/sof)
Editor: Eko Faizin