RIAUPOS.CO – Kecukupan cairan dalam tubuh kerap kali disepelekan. Padahal minum air putih yang cukup harus dipenuhi agar tubuh bisa beraktivitas dengan baik.
Tips agar tidak kekurangan cairan
Meski sibuk bekerja, Anda harus tetap memastikan asupan air cukup. Kebutuhan ini bisa dipenuhi dengan konsumsi makanan dan minuman, tetapi air adalah pilihan utamanya.
Minuman seperti kopi, teh, jus, susu, atau minuman berkalori lainnya memang bisa membantu kebutuhan cairan, tetapi harus dibatasi akibat kandungan kafein, gula, lemak, dan sebagainya.
Sederhananya, jika haus segera minum. Cara lainnya adalah dengan melihat kepekatan warna urine—makin pekat warnanya, artinya tubuh kekurangan cairan.
Bisa dibayangkan, kan, berbagai efek kurangnya cairan pada tubuh, apalagi jika Anda sedang sibuk-sibuknya di kantor. Penurunan performa kerja ini tentu saja akan berdampak pada produktivitas dan kualitas hasil kerja yang Anda hasilkan.
Dengan mengetahui beberapa dampak yang terjadi kepada tubuh ketika mengalami dehidrasi, harus disadari bahwa mengatur kebutuhan air sama pentingnya dengan mengatur asupan nutrisi.
Sebagian kalangan masyarakat umumnya menggunakan acuan minum air putih 8 gelas atau sekitar 2 liter sehari. Namun, sebaiknya ketika menentukan seberapa banyak cairan yang diperlukan oleh tubuh, selalu pertimbangkan durasi dan intensitas aktivitas yang Anda lakukan. Hal ini karena bisa saja kebutuhan tubuh Anda melebihi angka anjuran rata-rata.
Pertimbangkan juga faktor usia, jenis kelamin, suhu lingkungan, serta status gizi.
Minum memang sebaiknya memang tidak menunggu sampai terasa haus. Karena, jika sudah merasa haus, tandanya tubuh sudah memasuki fase kurang cairan. Kebutuhan cairan bisa dipenuhi tak hanya lewat air mineral, tetapi juga dari makanan serta jenis minuman lainnya. Dengan memenuhi kebutuhan cairan setiap hari, niscaya performa Anda tak akan menurun.(RN/RVS)
Sumber: jpnn.com
Editor: Deslina