Selasa, 8 April 2025
spot_img

Hipmi Siap Dongkrak Jumlah Pengusaha Baru

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ketangguhan perekonomian sebuah negara salah satu indikatornya bisa dilihat dari rasio jumlah pengusaha dengan jumlah penduduknya.
Rata-rata negara maju yang memiliki ekonomi stabil, memiliki rasio 14 persen, atau 14 persen jumlah penduduk di negara tersebut adalah pengusaha. Sementara Indonesia rasio jumlah pengusaha masih rendah, meski dari tahun ke tahun jumlahnya menunjukan tren kenaikan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah wirausaha di Indonesia naik dari 1,56 persen pada tahun 2014, menjadi 3,1 persen dari jumlah penduduk pada akhir tahun 2016. Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan menekankan bahwa Indonesia harus mampu menembus 14 persen rasio jumlah pengusaha dan berharap semua pihak bisa berkolaborasi agar jumlah ideal pengusaha ini bisa tercapai.

Baca Juga:  Persiapkan Rangkaian Hari Jadi Provinsi

Menanggapi tekad pemerintah pusat, calon ketua umum badan pengurus pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Mardani H Maming mengatakan, jika terpilih menjadi ketum BPP HIPMI akan berusaha keras meningkatkan jumlah pengusaha Indonesia dan melahirkan konglomerat baru dari HIPMI.

“Pengusaha di Indonesia setiap tahun memang mengalami peningkatan, tapi banyak juga yang tidak bisa bertahan di dalam dunia usaha. Di sinilah pentingnya para pengusaha muda yang baru memulai usaha ini harus dirangkul dan dibimbing agar bisa bertahan dan tidak mudah menyerah,” ucap Mardani dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (27/6).

Mardani bertekad menjadikan Hipmi mampu mengambil peran secara aktif untuk mendorong jumlah pengusaha di tanah air bisa terkerek naik. “Hipmi bukan hanya sekadar wadah bagi pengusaha di Indonesia, tapi kita persiapkan gerenasi yang baru untuk menjadi pengusaha dan terus meningkatkan kualitas pengusaha Indonesia. Kita bertekad konglomerat-konglomerat baru bisa lahir kembali dari Hipmi,” kata Mardani.

Baca Juga:  30 Tahun Black Album, Metallica Gaet 53 Musisi

Mardani juga mengajak calon-calon pengusaha untuk melirik sektor industri ekonomi Kreatif. Ia menyebut ekonomi kreatif kini mampu menjadi industri penting untuk menopang perekonomian bangsa perlu diberikan insentif.

“Jika ekonomi kreatif ini kita fokuskan, kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia juga bisa meningkat, sehingga dapat menciptakan produk lokal berkualitas yang berdaya saing tinggi,” kata Mardani.

Wakil Bendahara Umum BPP Hipmi ini juga mengatakan dengan ekonomi kreatif banyak sekali dampak yang akan tercipta yaitu membuka lapangan pekerjaan baru dan menekan angka pengangguran.(jpg)


Editor: Eko Faizin
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ketangguhan perekonomian sebuah negara salah satu indikatornya bisa dilihat dari rasio jumlah pengusaha dengan jumlah penduduknya.
Rata-rata negara maju yang memiliki ekonomi stabil, memiliki rasio 14 persen, atau 14 persen jumlah penduduk di negara tersebut adalah pengusaha. Sementara Indonesia rasio jumlah pengusaha masih rendah, meski dari tahun ke tahun jumlahnya menunjukan tren kenaikan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah wirausaha di Indonesia naik dari 1,56 persen pada tahun 2014, menjadi 3,1 persen dari jumlah penduduk pada akhir tahun 2016. Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan menekankan bahwa Indonesia harus mampu menembus 14 persen rasio jumlah pengusaha dan berharap semua pihak bisa berkolaborasi agar jumlah ideal pengusaha ini bisa tercapai.

Baca Juga:  Kabut Masih Tebal, Siak Kembali Gelar Salat Istisqa

Menanggapi tekad pemerintah pusat, calon ketua umum badan pengurus pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Mardani H Maming mengatakan, jika terpilih menjadi ketum BPP HIPMI akan berusaha keras meningkatkan jumlah pengusaha Indonesia dan melahirkan konglomerat baru dari HIPMI.

“Pengusaha di Indonesia setiap tahun memang mengalami peningkatan, tapi banyak juga yang tidak bisa bertahan di dalam dunia usaha. Di sinilah pentingnya para pengusaha muda yang baru memulai usaha ini harus dirangkul dan dibimbing agar bisa bertahan dan tidak mudah menyerah,” ucap Mardani dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (27/6).

Mardani bertekad menjadikan Hipmi mampu mengambil peran secara aktif untuk mendorong jumlah pengusaha di tanah air bisa terkerek naik. “Hipmi bukan hanya sekadar wadah bagi pengusaha di Indonesia, tapi kita persiapkan gerenasi yang baru untuk menjadi pengusaha dan terus meningkatkan kualitas pengusaha Indonesia. Kita bertekad konglomerat-konglomerat baru bisa lahir kembali dari Hipmi,” kata Mardani.

Baca Juga:  Jalin Kerja Sama dengan IPB

Mardani juga mengajak calon-calon pengusaha untuk melirik sektor industri ekonomi Kreatif. Ia menyebut ekonomi kreatif kini mampu menjadi industri penting untuk menopang perekonomian bangsa perlu diberikan insentif.

“Jika ekonomi kreatif ini kita fokuskan, kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia juga bisa meningkat, sehingga dapat menciptakan produk lokal berkualitas yang berdaya saing tinggi,” kata Mardani.

Wakil Bendahara Umum BPP Hipmi ini juga mengatakan dengan ekonomi kreatif banyak sekali dampak yang akan tercipta yaitu membuka lapangan pekerjaan baru dan menekan angka pengangguran.(jpg)


Editor: Eko Faizin
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Hipmi Siap Dongkrak Jumlah Pengusaha Baru

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ketangguhan perekonomian sebuah negara salah satu indikatornya bisa dilihat dari rasio jumlah pengusaha dengan jumlah penduduknya.
Rata-rata negara maju yang memiliki ekonomi stabil, memiliki rasio 14 persen, atau 14 persen jumlah penduduk di negara tersebut adalah pengusaha. Sementara Indonesia rasio jumlah pengusaha masih rendah, meski dari tahun ke tahun jumlahnya menunjukan tren kenaikan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah wirausaha di Indonesia naik dari 1,56 persen pada tahun 2014, menjadi 3,1 persen dari jumlah penduduk pada akhir tahun 2016. Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan menekankan bahwa Indonesia harus mampu menembus 14 persen rasio jumlah pengusaha dan berharap semua pihak bisa berkolaborasi agar jumlah ideal pengusaha ini bisa tercapai.

Baca Juga:  Apresiasi Terwujudnya Pembangunan Rumah Layak Huni

Menanggapi tekad pemerintah pusat, calon ketua umum badan pengurus pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Mardani H Maming mengatakan, jika terpilih menjadi ketum BPP HIPMI akan berusaha keras meningkatkan jumlah pengusaha Indonesia dan melahirkan konglomerat baru dari HIPMI.

“Pengusaha di Indonesia setiap tahun memang mengalami peningkatan, tapi banyak juga yang tidak bisa bertahan di dalam dunia usaha. Di sinilah pentingnya para pengusaha muda yang baru memulai usaha ini harus dirangkul dan dibimbing agar bisa bertahan dan tidak mudah menyerah,” ucap Mardani dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (27/6).

Mardani bertekad menjadikan Hipmi mampu mengambil peran secara aktif untuk mendorong jumlah pengusaha di tanah air bisa terkerek naik. “Hipmi bukan hanya sekadar wadah bagi pengusaha di Indonesia, tapi kita persiapkan gerenasi yang baru untuk menjadi pengusaha dan terus meningkatkan kualitas pengusaha Indonesia. Kita bertekad konglomerat-konglomerat baru bisa lahir kembali dari Hipmi,” kata Mardani.

Baca Juga:  Kasus Covid-19 di Kota Dumai Melandai

Mardani juga mengajak calon-calon pengusaha untuk melirik sektor industri ekonomi Kreatif. Ia menyebut ekonomi kreatif kini mampu menjadi industri penting untuk menopang perekonomian bangsa perlu diberikan insentif.

“Jika ekonomi kreatif ini kita fokuskan, kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia juga bisa meningkat, sehingga dapat menciptakan produk lokal berkualitas yang berdaya saing tinggi,” kata Mardani.

Wakil Bendahara Umum BPP Hipmi ini juga mengatakan dengan ekonomi kreatif banyak sekali dampak yang akan tercipta yaitu membuka lapangan pekerjaan baru dan menekan angka pengangguran.(jpg)


Editor: Eko Faizin
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ketangguhan perekonomian sebuah negara salah satu indikatornya bisa dilihat dari rasio jumlah pengusaha dengan jumlah penduduknya.
Rata-rata negara maju yang memiliki ekonomi stabil, memiliki rasio 14 persen, atau 14 persen jumlah penduduk di negara tersebut adalah pengusaha. Sementara Indonesia rasio jumlah pengusaha masih rendah, meski dari tahun ke tahun jumlahnya menunjukan tren kenaikan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah wirausaha di Indonesia naik dari 1,56 persen pada tahun 2014, menjadi 3,1 persen dari jumlah penduduk pada akhir tahun 2016. Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan menekankan bahwa Indonesia harus mampu menembus 14 persen rasio jumlah pengusaha dan berharap semua pihak bisa berkolaborasi agar jumlah ideal pengusaha ini bisa tercapai.

Baca Juga:  Terima Audiensi ICRC, Airlangga: Potensi Kerjasama Vaksinasi Daerah 3T

Menanggapi tekad pemerintah pusat, calon ketua umum badan pengurus pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Mardani H Maming mengatakan, jika terpilih menjadi ketum BPP HIPMI akan berusaha keras meningkatkan jumlah pengusaha Indonesia dan melahirkan konglomerat baru dari HIPMI.

“Pengusaha di Indonesia setiap tahun memang mengalami peningkatan, tapi banyak juga yang tidak bisa bertahan di dalam dunia usaha. Di sinilah pentingnya para pengusaha muda yang baru memulai usaha ini harus dirangkul dan dibimbing agar bisa bertahan dan tidak mudah menyerah,” ucap Mardani dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (27/6).

Mardani bertekad menjadikan Hipmi mampu mengambil peran secara aktif untuk mendorong jumlah pengusaha di tanah air bisa terkerek naik. “Hipmi bukan hanya sekadar wadah bagi pengusaha di Indonesia, tapi kita persiapkan gerenasi yang baru untuk menjadi pengusaha dan terus meningkatkan kualitas pengusaha Indonesia. Kita bertekad konglomerat-konglomerat baru bisa lahir kembali dari Hipmi,” kata Mardani.

Baca Juga:  352 WNA Cina Masuk Indonesia, MPR Pertanyakan Kebijakan Pemerintah

Mardani juga mengajak calon-calon pengusaha untuk melirik sektor industri ekonomi Kreatif. Ia menyebut ekonomi kreatif kini mampu menjadi industri penting untuk menopang perekonomian bangsa perlu diberikan insentif.

“Jika ekonomi kreatif ini kita fokuskan, kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia juga bisa meningkat, sehingga dapat menciptakan produk lokal berkualitas yang berdaya saing tinggi,” kata Mardani.

Wakil Bendahara Umum BPP Hipmi ini juga mengatakan dengan ekonomi kreatif banyak sekali dampak yang akan tercipta yaitu membuka lapangan pekerjaan baru dan menekan angka pengangguran.(jpg)


Editor: Eko Faizin
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari