Selasa, 8 April 2025
spot_img

Kementan Hapus Anggaran 10 Ribu Hektare Cetak Sawah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Direktorat Jenderal Prasarana dan Saran Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan), menghilangkan anggaran program cetak sawah. Keputusan ini sebagai realokasi dan refocusing kegiatan untuk percepatan penanganan Covid-19.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Sarwo Edhy menjelaskan dalam postur anggaran Tahun 2020, alokasi untuk program cetak sawah dan SID (survei, investigasi, dan desain) sebesar Rp 209,8 miliar, dengan target luas 10 ribu hektare (Ha). Kemudian, dalam rancangan penghematan Ditjen PSP, anggaran tersebut dipangkas menjadi tersisa Rp 10,8 miliar.

"Anggaran cetak sawah juga dihilangkan, dari Rp 209 miliar, kita sisakan menjadi hanya Rp 10,8 miliar. Tetapi itu hanya untuk SID sudah jalan di lima provinsi yang nilainya Rp 10,8 miliar," kata Sarwo Edhy, dilansir dari Antara, Rabu (29/4).

Baca Juga:  Enak Jadi Camilan, Ini 6 Bahaya Kacang Tanah bagi Kesehatan

Sarwo Edhy menjelaskan bahwa anggaran cetak sawah dihilangkan. Sementara anggaran SID tetap dipertahankan karena telah dilakukan di lima provinsi, yakni Lampung, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Tengah.

Di sisi lain, Presiden Joko Widodo pada Selasa (28/4) lalu meminta agar BUMN dapat membuka lahan sawah baru. Misalnya, optimalisasi lahan gambut di Kalimantan Tengah sebagai antisipasi kekeringan dan kelangkaan pangan.

Diperkirakan ada lebih dari 900 ribu Ha lahan gambut di Kalimantan Tengah yang dapat dioptimalisasi menjadi lahan sawah. Dari luasan tersebut, 300 ribu Ha di antaranya milik BUMN.

Sumber: JawaPos.com
Editor: Erizal
 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Direktorat Jenderal Prasarana dan Saran Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan), menghilangkan anggaran program cetak sawah. Keputusan ini sebagai realokasi dan refocusing kegiatan untuk percepatan penanganan Covid-19.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Sarwo Edhy menjelaskan dalam postur anggaran Tahun 2020, alokasi untuk program cetak sawah dan SID (survei, investigasi, dan desain) sebesar Rp 209,8 miliar, dengan target luas 10 ribu hektare (Ha). Kemudian, dalam rancangan penghematan Ditjen PSP, anggaran tersebut dipangkas menjadi tersisa Rp 10,8 miliar.

"Anggaran cetak sawah juga dihilangkan, dari Rp 209 miliar, kita sisakan menjadi hanya Rp 10,8 miliar. Tetapi itu hanya untuk SID sudah jalan di lima provinsi yang nilainya Rp 10,8 miliar," kata Sarwo Edhy, dilansir dari Antara, Rabu (29/4).

Baca Juga:  Penyebar Hoaks Brimob Mirip Tentara Cina Ditangkap Polisi

Sarwo Edhy menjelaskan bahwa anggaran cetak sawah dihilangkan. Sementara anggaran SID tetap dipertahankan karena telah dilakukan di lima provinsi, yakni Lampung, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Tengah.

Di sisi lain, Presiden Joko Widodo pada Selasa (28/4) lalu meminta agar BUMN dapat membuka lahan sawah baru. Misalnya, optimalisasi lahan gambut di Kalimantan Tengah sebagai antisipasi kekeringan dan kelangkaan pangan.

Diperkirakan ada lebih dari 900 ribu Ha lahan gambut di Kalimantan Tengah yang dapat dioptimalisasi menjadi lahan sawah. Dari luasan tersebut, 300 ribu Ha di antaranya milik BUMN.

Sumber: JawaPos.com
Editor: Erizal
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Kementan Hapus Anggaran 10 Ribu Hektare Cetak Sawah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Direktorat Jenderal Prasarana dan Saran Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan), menghilangkan anggaran program cetak sawah. Keputusan ini sebagai realokasi dan refocusing kegiatan untuk percepatan penanganan Covid-19.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Sarwo Edhy menjelaskan dalam postur anggaran Tahun 2020, alokasi untuk program cetak sawah dan SID (survei, investigasi, dan desain) sebesar Rp 209,8 miliar, dengan target luas 10 ribu hektare (Ha). Kemudian, dalam rancangan penghematan Ditjen PSP, anggaran tersebut dipangkas menjadi tersisa Rp 10,8 miliar.

"Anggaran cetak sawah juga dihilangkan, dari Rp 209 miliar, kita sisakan menjadi hanya Rp 10,8 miliar. Tetapi itu hanya untuk SID sudah jalan di lima provinsi yang nilainya Rp 10,8 miliar," kata Sarwo Edhy, dilansir dari Antara, Rabu (29/4).

Baca Juga:  Setelah Mangkir, Tiga Hari Lagi Gisel Akan Diperiksa Kembali

Sarwo Edhy menjelaskan bahwa anggaran cetak sawah dihilangkan. Sementara anggaran SID tetap dipertahankan karena telah dilakukan di lima provinsi, yakni Lampung, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Tengah.

Di sisi lain, Presiden Joko Widodo pada Selasa (28/4) lalu meminta agar BUMN dapat membuka lahan sawah baru. Misalnya, optimalisasi lahan gambut di Kalimantan Tengah sebagai antisipasi kekeringan dan kelangkaan pangan.

Diperkirakan ada lebih dari 900 ribu Ha lahan gambut di Kalimantan Tengah yang dapat dioptimalisasi menjadi lahan sawah. Dari luasan tersebut, 300 ribu Ha di antaranya milik BUMN.

Sumber: JawaPos.com
Editor: Erizal
 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Direktorat Jenderal Prasarana dan Saran Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan), menghilangkan anggaran program cetak sawah. Keputusan ini sebagai realokasi dan refocusing kegiatan untuk percepatan penanganan Covid-19.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Sarwo Edhy menjelaskan dalam postur anggaran Tahun 2020, alokasi untuk program cetak sawah dan SID (survei, investigasi, dan desain) sebesar Rp 209,8 miliar, dengan target luas 10 ribu hektare (Ha). Kemudian, dalam rancangan penghematan Ditjen PSP, anggaran tersebut dipangkas menjadi tersisa Rp 10,8 miliar.

"Anggaran cetak sawah juga dihilangkan, dari Rp 209 miliar, kita sisakan menjadi hanya Rp 10,8 miliar. Tetapi itu hanya untuk SID sudah jalan di lima provinsi yang nilainya Rp 10,8 miliar," kata Sarwo Edhy, dilansir dari Antara, Rabu (29/4).

Baca Juga:  Jiwasraya Bisa Beli 20 Buah Drone Qassem Soleimani

Sarwo Edhy menjelaskan bahwa anggaran cetak sawah dihilangkan. Sementara anggaran SID tetap dipertahankan karena telah dilakukan di lima provinsi, yakni Lampung, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Tengah.

Di sisi lain, Presiden Joko Widodo pada Selasa (28/4) lalu meminta agar BUMN dapat membuka lahan sawah baru. Misalnya, optimalisasi lahan gambut di Kalimantan Tengah sebagai antisipasi kekeringan dan kelangkaan pangan.

Diperkirakan ada lebih dari 900 ribu Ha lahan gambut di Kalimantan Tengah yang dapat dioptimalisasi menjadi lahan sawah. Dari luasan tersebut, 300 ribu Ha di antaranya milik BUMN.

Sumber: JawaPos.com
Editor: Erizal
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari