Akrabkan Anak Muda dengan Wastra Melayu Riau

Program Melayu Merindu telah resmi diluncurkan secara virtual, Senin (28/3). Program yang melibatkan banyak pihak dengan hasil akhir busana kekinian dari wastra Melayu ini menjadi roda pelestarian tekstil dan industri fashion Riau. Program ini juga dinilai dapat mengakrabkan warisan leluhur itu kepada generasi muda. Terbukti produk dari Melayu Merindu sudah bisa di-check out di aplikasi belanja Tokopedia yang menjadi aplikasi andalan generasi muda.

Laporan SITI AZURA, Pekanbaru

- Advertisement -

Melayu Merindu sendiri merupakan program yang didesain khusus guna melestarikan wastra Melayu Riau. Agar bisa bertransformasi sesuai perkembangan zaman. Inisiatornya ialah Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan juga Wiyasa The  Fashion Ecosystem and Accelerator.  Dalam kegiatan launching tersebut, Ketua BPD API Riau, Basrie Kamba mengaku program ini dibuat dari semangat yang sederhana.

"Yakni untuk membangkitkan tekstil dan fashion Riau, wastra Melayu, ekonomi kreatif dengan melibatkan anak muda Riau," ujarnya yang juga merupakan Direktur Asia Pacific Rayon (APR) ini.

- Advertisement -

Pihaknya pun menggandeng sebanyak 12 pengrajin tenun Riau dan 12 brand UMKM fashion lokal Riau untuk mengeksekusi program ini. Dengan pendampingan intensif dari Wiyasa dan support penuh dari APR sebagai produsen serat viscose, pengrajin dan UMKM pun diarahkan untuk menciptakan produk fashion dengan wastra Riau.

"Disepakati, desainnya harus sesuai zaman, ready to wear. Bukan catwalk, bukan Paris, bukan London, bukan New York, bukan Milan. Target market kami adalah medium dan busananya bisa dikenakan sehari-hari oleh anak muda," paparnya lagi.

Ia berharap program ini dapat menjadi daya dorong dan membangkitkan kembali wastra Melayu, menarik daya jual serta memarik investor masuk ke Riau.

Sementara itu, pihak Wiyasa melalui Co Founder-nya,Seira Meutia mengaku  potensi pengrajin tenun dan batik Riaul serta pelaku fashion start up di Riau sangatlah besar. Namun, belum disesuaikan dengan selera anak muda.Pemasarannya pun belum masuk ke lini digital.

"Karena itu, melalui program ini kami siapkan penyerapan produknya. Di sini ada platform Tokopedia. Lalu kami siapkan target market yang bisa membawa ini berakselerasi lebih cepat lagi," jelasnya.

Wiyasa juga bekerja sama dengan komunitas anak muda pecinta wastra, Swara Gembira. Dengan harapan, menempatkan target market generasi muda, wastra Melayu Riau ini bisa lebih cepat melesat di pasar dan bisa menembus market digital.

Sementara itu, Co Founder Swara Gembira, Rifan Rachman mengaku selama ini pihaknya juga mengalami tantangan dalam mengakrabkan generasi muda dengan wastra. Kampanye berkain katanya sering dianggap kuno oleh Gen Z. Bahkan sering kali ia dibilang mau kondangan atau habis sunatan jika tampil berkain di hadapan publik.

Namun, stigma itu coba dihapus oleh Swara Gembira. Melalui konten tentang kampanye wastra yang dikemas sekeren mungkin hingga menarik generasi muda untuk menghargai wastra dengan ikut menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari.

"Jadi Melayu Merindu ini kami nilai sebagai program dengan misi mulia. Terlebih peluang dalam industri ini juga cukup besar. Mengingat selama ini kebanyakan anak muda hanya memakai kain lungusran dari orang tua atau keluarganya. Dengan adanya produk dari Melayu Merindu, kita anak muda jadi punya pilihan wastra yang kekinian dan mudah didapat karena bisa dibeli melalui Tokopedia," ungkapnya yang tampil fresh dengan balutan wastra berwarna cerah.

Peran Tokopedia sendiri dinilai sangat penting dalam mensupoort kelancaran program ini. Sebagai e-commerce yang dekat dengan keseharian anak muda, keberadaan Melayu Merindu di platform ini diharapkan juga bisa ikut mendekatkan wastra Melayu Riau dengan anak muda. Hal itu diamini oleh Direktur Kebijakan Publik dan Pemerintah, .

Dikatakannya, Tokopedia mendukung program ini dengan menyediakan official store Melayu Merindu di aplikasi Tokopedia.

"Program ini juga merupakan salah satu wujud strategi Tokopedia, yaitu Hyper Local Inisiative. Di mana kami mendekatkan pembeli dengan UMKM setempat agar mereka memiliki kesempatan untuk tumbuh lebih besar," terangnya.

Di sisi lain, aneka kemudahan juga ditawarkan Tokopedia. Misalnya dengan promo bebas ongkos kirim, cash back dan lainnya. Adapun jenis produk fashion hasil tangan pengarajin dan UMKM lokal Riau tersebut berupa atasan, celana, hoodie, outer, bucket hat, jilbab dan masih banyak lagi produk fashion menarik lainnya. Harganya juga bersaing dan dinilai bisa dijangkau oleh anak muda.

Dalam proses pembuatannya, dikatakan oleh pengrajin Batik Seroja, Arniningsih dan UMKM Al Wafa Hijab, Elaeis Pratiwi yang terlibat dalam projek  ini, jiwa muda mereka terpacu kembali. Sebab, mereka ditantang untuk membuat produk wastra Melayu dengan desain kekinian yang sesuai dengan tren saat ini.

Diharapkan, upaya pemberdayaan UMKM dan pengrajin Riau ini bisa membuahkan hasil yang baik. Terlebih pemerintah Provinsi Riau dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga ikut mendukung dan mengapresiasi program ini.

Gubernur Riau, Drs H Syamsuar juga mengajak semua pihak untuk ikut membeli dan belanja produk Melayu Merindu. Di sisi lain, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno juga berharap, produk lokal bisa berjaya dan bertransformasi menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia.***

 

Program Melayu Merindu telah resmi diluncurkan secara virtual, Senin (28/3). Program yang melibatkan banyak pihak dengan hasil akhir busana kekinian dari wastra Melayu ini menjadi roda pelestarian tekstil dan industri fashion Riau. Program ini juga dinilai dapat mengakrabkan warisan leluhur itu kepada generasi muda. Terbukti produk dari Melayu Merindu sudah bisa di-check out di aplikasi belanja Tokopedia yang menjadi aplikasi andalan generasi muda.

Laporan SITI AZURA, Pekanbaru

Melayu Merindu sendiri merupakan program yang didesain khusus guna melestarikan wastra Melayu Riau. Agar bisa bertransformasi sesuai perkembangan zaman. Inisiatornya ialah Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan juga Wiyasa The  Fashion Ecosystem and Accelerator.  Dalam kegiatan launching tersebut, Ketua BPD API Riau, Basrie Kamba mengaku program ini dibuat dari semangat yang sederhana.

"Yakni untuk membangkitkan tekstil dan fashion Riau, wastra Melayu, ekonomi kreatif dengan melibatkan anak muda Riau," ujarnya yang juga merupakan Direktur Asia Pacific Rayon (APR) ini.

Pihaknya pun menggandeng sebanyak 12 pengrajin tenun Riau dan 12 brand UMKM fashion lokal Riau untuk mengeksekusi program ini. Dengan pendampingan intensif dari Wiyasa dan support penuh dari APR sebagai produsen serat viscose, pengrajin dan UMKM pun diarahkan untuk menciptakan produk fashion dengan wastra Riau.

"Disepakati, desainnya harus sesuai zaman, ready to wear. Bukan catwalk, bukan Paris, bukan London, bukan New York, bukan Milan. Target market kami adalah medium dan busananya bisa dikenakan sehari-hari oleh anak muda," paparnya lagi.

Ia berharap program ini dapat menjadi daya dorong dan membangkitkan kembali wastra Melayu, menarik daya jual serta memarik investor masuk ke Riau.

Sementara itu, pihak Wiyasa melalui Co Founder-nya,Seira Meutia mengaku  potensi pengrajin tenun dan batik Riaul serta pelaku fashion start up di Riau sangatlah besar. Namun, belum disesuaikan dengan selera anak muda.Pemasarannya pun belum masuk ke lini digital.

"Karena itu, melalui program ini kami siapkan penyerapan produknya. Di sini ada platform Tokopedia. Lalu kami siapkan target market yang bisa membawa ini berakselerasi lebih cepat lagi," jelasnya.

Wiyasa juga bekerja sama dengan komunitas anak muda pecinta wastra, Swara Gembira. Dengan harapan, menempatkan target market generasi muda, wastra Melayu Riau ini bisa lebih cepat melesat di pasar dan bisa menembus market digital.

Sementara itu, Co Founder Swara Gembira, Rifan Rachman mengaku selama ini pihaknya juga mengalami tantangan dalam mengakrabkan generasi muda dengan wastra. Kampanye berkain katanya sering dianggap kuno oleh Gen Z. Bahkan sering kali ia dibilang mau kondangan atau habis sunatan jika tampil berkain di hadapan publik.

Namun, stigma itu coba dihapus oleh Swara Gembira. Melalui konten tentang kampanye wastra yang dikemas sekeren mungkin hingga menarik generasi muda untuk menghargai wastra dengan ikut menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari.

"Jadi Melayu Merindu ini kami nilai sebagai program dengan misi mulia. Terlebih peluang dalam industri ini juga cukup besar. Mengingat selama ini kebanyakan anak muda hanya memakai kain lungusran dari orang tua atau keluarganya. Dengan adanya produk dari Melayu Merindu, kita anak muda jadi punya pilihan wastra yang kekinian dan mudah didapat karena bisa dibeli melalui Tokopedia," ungkapnya yang tampil fresh dengan balutan wastra berwarna cerah.

Peran Tokopedia sendiri dinilai sangat penting dalam mensupoort kelancaran program ini. Sebagai e-commerce yang dekat dengan keseharian anak muda, keberadaan Melayu Merindu di platform ini diharapkan juga bisa ikut mendekatkan wastra Melayu Riau dengan anak muda. Hal itu diamini oleh Direktur Kebijakan Publik dan Pemerintah, .

Dikatakannya, Tokopedia mendukung program ini dengan menyediakan official store Melayu Merindu di aplikasi Tokopedia.

"Program ini juga merupakan salah satu wujud strategi Tokopedia, yaitu Hyper Local Inisiative. Di mana kami mendekatkan pembeli dengan UMKM setempat agar mereka memiliki kesempatan untuk tumbuh lebih besar," terangnya.

Di sisi lain, aneka kemudahan juga ditawarkan Tokopedia. Misalnya dengan promo bebas ongkos kirim, cash back dan lainnya. Adapun jenis produk fashion hasil tangan pengarajin dan UMKM lokal Riau tersebut berupa atasan, celana, hoodie, outer, bucket hat, jilbab dan masih banyak lagi produk fashion menarik lainnya. Harganya juga bersaing dan dinilai bisa dijangkau oleh anak muda.

Dalam proses pembuatannya, dikatakan oleh pengrajin Batik Seroja, Arniningsih dan UMKM Al Wafa Hijab, Elaeis Pratiwi yang terlibat dalam projek  ini, jiwa muda mereka terpacu kembali. Sebab, mereka ditantang untuk membuat produk wastra Melayu dengan desain kekinian yang sesuai dengan tren saat ini.

Diharapkan, upaya pemberdayaan UMKM dan pengrajin Riau ini bisa membuahkan hasil yang baik. Terlebih pemerintah Provinsi Riau dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga ikut mendukung dan mengapresiasi program ini.

Gubernur Riau, Drs H Syamsuar juga mengajak semua pihak untuk ikut membeli dan belanja produk Melayu Merindu. Di sisi lain, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno juga berharap, produk lokal bisa berjaya dan bertransformasi menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia.***

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya