(RIAUPOS.CO) – Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Dsiperkim) Rohil turut berperan pada upaya pemerintah, untuk menekan angka stunting. Hal itu terungkap pada saat kegiatan rapat sosialisasi dana alokasi khusus (DAK) infrastruktur desa stunting 2021 di aula Disperkim Rohil di Batu Enam, Bagansiapiapi pekan lalu.
Turut hadir pihak dari Dinas Kesehatan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), tim fasilitator dan sembilan kepala puskesmas yang wilayahnya menjadi perhatian program stunting.
Diketahui stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang. Terjadinya stunting bisa dimulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak beranjak pada usia dua tahun, yang bisa terlihat pada fisik anak lebih pendek dari pada anak lain seumurnya. Menurut hasil riset Kementerian Kesehatan (Kemenkes) stunting bisa disebabkan oleh gizi buruk dan tidak adanya air bersih.
“Sedikitnya ada 21 kepenghuluan di kabupaten Rohil terdapat kasus stunting, salah satu upaya pemerintah untuk pencegahannya dan penindakan kasus stunting itu dibutuhkan air bersih dan sanitasi. Dinas Perkim dalam hal ini mendapat tugas untuk menyelesaikan urusan sanitasi dan air minum tersebut,” kata Kepala Disperkim Rohil Zulfahmi ST MT.
Ia menerangkan ketika sistem sanitasi di lingkungan tidak layak maka berpotensi pada terjadinya sumber penyakit, dimana warga misalnya jika memakai air yang tak bersih untuk keperluan mandi, mencuci begitu juga untuk minum maka potensi munculnya penyakit lebih besar. Jika kondisi tersebut dialami terus oleh bayi ataupun anak-anak maka bisa mengakibatkan pada terjadinya stunting.
Untuk itu kata Zulfahmi Disperkim siap mendukung pengentasan stunting di Rohil dalam bidang yang berkaitan dengan sanitasi dan air minum pada 2021, yang difokuskan pada 21 kepenghuluan.(ksm)
Laporan ZULFADLI, Bagansiapiapi
(RIAUPOS.CO) – Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Dsiperkim) Rohil turut berperan pada upaya pemerintah, untuk menekan angka stunting. Hal itu terungkap pada saat kegiatan rapat sosialisasi dana alokasi khusus (DAK) infrastruktur desa stunting 2021 di aula Disperkim Rohil di Batu Enam, Bagansiapiapi pekan lalu.
Turut hadir pihak dari Dinas Kesehatan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), tim fasilitator dan sembilan kepala puskesmas yang wilayahnya menjadi perhatian program stunting.
- Advertisement -
Diketahui stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang. Terjadinya stunting bisa dimulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak beranjak pada usia dua tahun, yang bisa terlihat pada fisik anak lebih pendek dari pada anak lain seumurnya. Menurut hasil riset Kementerian Kesehatan (Kemenkes) stunting bisa disebabkan oleh gizi buruk dan tidak adanya air bersih.
“Sedikitnya ada 21 kepenghuluan di kabupaten Rohil terdapat kasus stunting, salah satu upaya pemerintah untuk pencegahannya dan penindakan kasus stunting itu dibutuhkan air bersih dan sanitasi. Dinas Perkim dalam hal ini mendapat tugas untuk menyelesaikan urusan sanitasi dan air minum tersebut,” kata Kepala Disperkim Rohil Zulfahmi ST MT.
- Advertisement -
Ia menerangkan ketika sistem sanitasi di lingkungan tidak layak maka berpotensi pada terjadinya sumber penyakit, dimana warga misalnya jika memakai air yang tak bersih untuk keperluan mandi, mencuci begitu juga untuk minum maka potensi munculnya penyakit lebih besar. Jika kondisi tersebut dialami terus oleh bayi ataupun anak-anak maka bisa mengakibatkan pada terjadinya stunting.
Untuk itu kata Zulfahmi Disperkim siap mendukung pengentasan stunting di Rohil dalam bidang yang berkaitan dengan sanitasi dan air minum pada 2021, yang difokuskan pada 21 kepenghuluan.(ksm)
Laporan ZULFADLI, Bagansiapiapi