Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Fasilitasi Dialog Syiah dan Ahmadiyah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas terkait dengan Syiah dan Ahmadiyah beberapa saat setelah serah terima jabatan dengan Fachrul Razi langsung mendapat sorotan. Ahad (27/12), dia meluruskan kabar tentang dirinya yang akan mengeluarkan afirmasi kebijakan untuk dua aliran bermasalah tersebut.

Menag menegaskan tidak pernah menyatakan bakal mengeluarkan kebijakan afirmasi soal Syiah dan Ahmadiyah di Indonesia. 

"Ada yang menulis seperti itu (afirmasi Syiah dan Ahmadiyah, red). Saya kaget," katanya dalam seminar yang diadakan Polda Metro Jaya, kemarin.

Yaqut menjelaskan, menteri agama sebagai wakil pemerintah akan mendudukkan permasalahan Syiah dan Ahmadiyah pada tempat semestinya. Dia memegang prinsip dasar bahwa penganut Syiah dan Ahmadiyah adalah warga negara Indonesia.

Baca Juga:  Afrizal Menguat, Khaidir Dapat Dukungan

"Mereka berkedudukan sama di depan hukum. Mau itu Syiah, Ahmadiyah, NU, atau Muhammadiyah, sama di depan hukum," jelasnya. 

Sebagai warga negara, para penganut Syiah dan Ahmadiyah harus dilindungi dan berhak mendapatkan perlindungan. Yaqut menuturkan, jika ada perbedaan pandangan terkait dengan keyakinan Syiah dan Ahmadiyah, hal tersebut bisa diselesaikan dengan dialog. 

"Kemenag siap memfasilitasi mereka untuk berdialog," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah sekaligus Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas meminta Menag Yaqut berhati-hati dalam menyampaikan gagasan. Khususnya menyangkut kebijakan terhadap Syiah dan Ahmadiyah maupun para penganutnya. Menurut dia, isu tentang aliran Syiah dan Ahmadiyah merupakan urusan yang sensitif. 

Baca Juga:  Perjalanan Holywings Serta Deretan Kontroversi yang Mengiringinya

"Karena bersifat ideologis. Masalah yang fundamental. Masalah keimanan dan keyakinan," ungkapnya.

Anwar menegaskan, dirinya bukan orang yang antidialog. Termasuk dialog tentang Syiah maupun Ahmadiyah. Dia mempersilakan jika Kemenag bakal memfasilitasi dialog soal Syiah dan Ahmadiyah. Namun, dia menyarankan, sebelum dialog itu dibuka, kelompok Islam secara umum harus menyamakan pendapat tentang keberadaan Syiah dan Ahmadiyah. Khususnya terkait dengan keyakinan yang dianut para penganut Syiah dan Ahmadiyah di Indonesia.(wan/c14/fal/jpg)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas terkait dengan Syiah dan Ahmadiyah beberapa saat setelah serah terima jabatan dengan Fachrul Razi langsung mendapat sorotan. Ahad (27/12), dia meluruskan kabar tentang dirinya yang akan mengeluarkan afirmasi kebijakan untuk dua aliran bermasalah tersebut.

Menag menegaskan tidak pernah menyatakan bakal mengeluarkan kebijakan afirmasi soal Syiah dan Ahmadiyah di Indonesia. 

- Advertisement -

"Ada yang menulis seperti itu (afirmasi Syiah dan Ahmadiyah, red). Saya kaget," katanya dalam seminar yang diadakan Polda Metro Jaya, kemarin.

Yaqut menjelaskan, menteri agama sebagai wakil pemerintah akan mendudukkan permasalahan Syiah dan Ahmadiyah pada tempat semestinya. Dia memegang prinsip dasar bahwa penganut Syiah dan Ahmadiyah adalah warga negara Indonesia.

- Advertisement -
Baca Juga:  Pemkab Prioritaskan Pembayaran Tunda Bayar 2019

"Mereka berkedudukan sama di depan hukum. Mau itu Syiah, Ahmadiyah, NU, atau Muhammadiyah, sama di depan hukum," jelasnya. 

Sebagai warga negara, para penganut Syiah dan Ahmadiyah harus dilindungi dan berhak mendapatkan perlindungan. Yaqut menuturkan, jika ada perbedaan pandangan terkait dengan keyakinan Syiah dan Ahmadiyah, hal tersebut bisa diselesaikan dengan dialog. 

"Kemenag siap memfasilitasi mereka untuk berdialog," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah sekaligus Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas meminta Menag Yaqut berhati-hati dalam menyampaikan gagasan. Khususnya menyangkut kebijakan terhadap Syiah dan Ahmadiyah maupun para penganutnya. Menurut dia, isu tentang aliran Syiah dan Ahmadiyah merupakan urusan yang sensitif. 

Baca Juga:  Viral Kelas Yoga Orgasme, Begini Penjelasan Polisi

"Karena bersifat ideologis. Masalah yang fundamental. Masalah keimanan dan keyakinan," ungkapnya.

Anwar menegaskan, dirinya bukan orang yang antidialog. Termasuk dialog tentang Syiah maupun Ahmadiyah. Dia mempersilakan jika Kemenag bakal memfasilitasi dialog soal Syiah dan Ahmadiyah. Namun, dia menyarankan, sebelum dialog itu dibuka, kelompok Islam secara umum harus menyamakan pendapat tentang keberadaan Syiah dan Ahmadiyah. Khususnya terkait dengan keyakinan yang dianut para penganut Syiah dan Ahmadiyah di Indonesia.(wan/c14/fal/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari