BEIJING (RIAUPOS.CO) – Laut Cina Selatan semakin memanas. Konflik kepentingan antara Cina yang membuat banyak negara di kawasan itu protes, membuat Amerika Serikat (AS) ingin ikut campur.
Setelah AS memberi sanksi perusahaan-perusahaan Cina yang melakukan kegiatan di kawasan itu, terbaru, Cina mengusir kapal perang AS keluar dari kawasan itu. Militer Cina mengatakan kapal perang jenis perusak itu menerobos masuk ke perairan teritorial Cina di dekat pulau-pulau yang disebut Xisha.
Komando Teater Selatan People Liberation Army (PLA) telah mengirim angkatan laut dan udara untuk mengusir kapal Angkatan Laut AS itu.
"Cina memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas pulau-pulau di Laut Cina Selatan dan perairan yang berdekatan di wilayah tersebut. Pasukan komando selalu siaga tinggi untuk secara tegas melindungi kedaulatan nasional dan menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah Laut Cina Selatan," kata Juru bicara PLA Kolonel Senior Li Huamin, Jumat (28/7/2020) pagi dilansir South China Morning Post.
Sementara Armada Pasifik AS mengatakan USS Mustin (DDG-89) berlayar ke sekitar Kepulauan Paracel pada hari Kamis.
Dalam pernyataan itu dijelaskan bahwa pelayaran dilakukan untuk melawan klaim maritim yang berlebihan dan memperkuat hukum laut di perairan internasional.
Sebelumnya Cina juga menyebut AS masuk ke wilayahnya yang terlarang. Di mana saat itu militer Cina tengah melakukan latihan perang.
Sebagai catatan, Cina belakangan telah melakukan latihan militer hampir secara bersamaan di empat wilayah laut. Latihan berlangsung di timur provinsi pulau selatan Hainan, yang telah dibatasi untuk akses non-militer dari Senin hingga Sabtu.
Para ahli melihat itu sebagai tanda kesiapan untuk menghadapi konfrontasi yang dilakukan AS dan Taiwan.
Pada saat yang sama, AS juga telah meningkatkan kehadiran militernya dengan mengadakan latihan bersama Jepang dan Korea Selatan dalam dua pekan terakhir.
Laut Cina Selatan menjadi perairan rawan konflik terutama setelah Cina mengklaim sepihak sebagian besar wilayah perairan itu. Klaim historis Beijing itu bertabrakan dengan wilayah kedaulatan sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, bahkan hingga Taiwan dan Indonesia.
Meski tak memiliki sengketa wilayah di Laut Cina Selatan, AS terus menentang klaim historis Cina di perairan kaya sumber daya yang dianggap Negeri Paman Sam sebagai wilayah internasional yang sah dilewati oleh siapa saja.
Sumber: South Cina Morning Post/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun