JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Gejala alergi bisa mengganggu pertumbuhan anak. Salah satunya alergi susu sapi. Sayangnya tak semua orang tua segera menyadari gejalanya pada anak mereka.
Dalam webinar “Atasi Alergi Si Kecil dengan Deteksi Dini’ diungkapkan, semua orang tua pasti ingin anaknya tumbuh kembang secara optimal termasuk anak dengan kondisi alergi. Orang tua perlu mengetahui bahwa anak yang alergi tetap dapat tumbuh optimal dan berprestasi jika alerginya diatasi dengan deteksi secara dini.
“Penyakit alergi seperti asma, rinitis alergi, alergi makanan, dermatitis atopik, serta alergi protein susu sapi merupakan kasus alergi yang paling banyak diderita oleh anak. Maka ini harus diatasi dengan dini,” kata Business Head Morinaga, KALBE Nutritionals Dewi Angraeni.
Dokter Konsultan Alergi Imunologi Anak Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M.Kes mengatakan, alergi makanan karena susu sapi paling sering dialami anak-anak di Asia. Kejadian alergi susu sapi pada anak-anak di Indonesia yaitu 0,5-7,5 persen. Meskipun sebagian besar anak-anak pulih dari gejala saat meninggalkan periode balita, tetapi bukan berarti alergi ini bisa disepelekan.
Jika kondisi alergi terdiagnosis sejak awal dan segera dikonsultasikan ke dokter maka dapat dilakukan tata laksana yang tepat sehingga tumbuh kembangnya optimal. Sebaliknya, jika terlambat didiagnosis dan orang tua mendiagnosis sendiri, maka bisa muncul dampak-dampak tidak diinginkan, yaitu dampak kesehatan yaitu tumbuh kembang anak, serta meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti hipertensi atau sakit jantung di kemudian hari.
“Kemudian dampak ekonomi karena harus sering berobat ke dokter, serta dampak psikologis karena bisa timbul stress pada ibu dan anaknya,” ungkap Prof. Budi.
Ia juga mengatakan gejala yang bisa terjadi jika anak mengalami alergi susu sapi sangatlah beragam. Gejala alergi susu sapi dapat muncul dengan gejala ringan, sedang sampai berat, dan dapat mengenai tiga organ.
Apa saja?
1. Organ Saluran Cerna
Kejadian yang paling sering yaitu keluhan di saluran cerna seperti diare sebanyak 53 persen kemudian kolik 27 persen.
2. Organ Saluran Nafas
Saluran napas, misalnya batuk-batuk di malam hari ke arah pagi hari. Kejadian gejala di saluran napas yaitu asma 21 persen, rinitis 20 persen.
3. Organ Kulit
Gejala alergi bisa muncul di kulit, organ ketiga, kebanyakan berupa eksim atau dermatitis atopik sebanyak 35 persen sedangkan biduran atau urtikaria sebesar 18 persen. Gejala yang berat berupa sistemik yaitu timbulnya anafilaksis sebesar 11 persen.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman