SEOUL (RIAUPOS.CO) – Kasus positif corona (Covid-19) yang kembali naik di Korea Selatan (Korsel), membuat pemerintah kembali memberlakukan sejumlah pembatasan, Kamis (28/5).
Korsel awal bulan ini telah melonggarkan pembatasan namun lonjakan kasus dan ditemukannya klaster baru Covid-19 telah membuat pemerintah khawatir.
Museum, taman, dan galeri seni semuanya akan ditutup kembali selama dua pekan mulai Jumat. Menteri Kesehatan Park Neung-hoo juga meminta perusahaan untuk kembali menerapkan sistem kerja yang fleksibel.
"Kami telah memutuskan untuk memperketat semua tindakan karantina di wilayah metropolitan selama dua pekan mulai besok hingga 14 Juni," katan seperti dikutip dari AFP.
Warga juga diimbau untuk menghindari pertemuan sosial atau tempat-tempat ramai, termasuk restoran dan bar. Sementara fasilitas keagamaan diminta untuk lebih waspada.
Meski demikian, tidak ada penghentian kegiatan sekolah yang saat ini sedang dibuka secara bertahap.
"Dua minggu ke depan sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi di wilayah metropolitan," kata Park. "Kita harus kembali menjaga jarak sosial jika kita tidak ingin gagal."
Pemerintah juga akan kembali memaksakan kembali penerapan menjaga jarak sosial secara ketat jika terdapat 50 kasus baru selama setidaknya tujuh hari berturut-turut.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel mengumumkan 79 kasus baru pada Kamis menjadikan totalnya 11.344, dan 269 kematian.
Penambahan kasus harian itu merupakan yang terbesar hampir dua bulan terakhir. Peningkatan terbesar sejak 81 kasus diumumkan pada 5 April.
Sebagian besar infeksi baru berasal dari kawasan metropolitan Seoul yang padat penduduk. Itu adalah peningkatan terbesar sejak 81 kasus diumumkan pada 5 April.
Dari 79 kasus baru, 69 di antaranya terjadi di gudang perusahaan e-commerce Coupang di Bucheon, sebelah barat Seoul.
Wakil menteri kesehatan Kim Gang-lip mengatakan sekitar 4.100 pekerja dan orang yang pernah masuk ke gedung itu kini diisolasi. Lebih dari 80 persen dari mereka telah diuji virus corona.
Korsel sempat menjadi salah satu negara yang terdampak parah di masa awal penyebaran pandemi itu. Korsel pernah menjadi negara dengan kasus corona tertinggi di luar Cina, tempat virus Covid-19 pertama kali terdeteksi dan menyebar.
Namun, pemerintahan Presiden Moon dianggap cepat dan tepat menanggulangi penyebaran virus serupa SARS tersebut bahkan tanpa menerapkan penguncian wilayah atau lockdown. Kebijakan penanganan Korea Selatan pun banyak dipuji dan dicontoh negara lain.
Sumber: AFP/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun