Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Jamu Berpotensi Sembuhkan Pasien Corona

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Herbal atau jamu-jamu khas Indonesia berpotensi membantu kesembuhan pasien terinfeksi virus corona (Covid-19), sehingga tak kalah dari obat herbal asal Cina yang belakangan disebut-sebut masuk ke rumah sakit rujukan Covid-19. Ilmuwan dan dokter saat ini mengupayakan agar jamu memasuki tahap uji klinis pada manusia.

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania dalam diskusi via daring, Senin (27/4), mengatakan perizinan uji klinis di RS Darurat Wisma Atlet dan prosedur birokrasi masih dilakukan.

Menurut dia, pada pasien corona, jamu bisa membantu ketika terjadi badai sitokin pada peradangan paru-paru berat. Namun ini baru sebatas testimoni pasien.

Menurut Tania, obat herbal Cina yang masuk ke rumah sakit rujukan corona beberapa waktu lalu sebenarnya belum diuji klinis pada manusia. Padahal obat ini sebenarnya berkhasiat sama seperti tanaman herbal di Indonesia antara lain untuk meredakan gejala seperti demam, meriang, batuk, pilek dan sakit tenggorokan misalnya empon-empon seperti yang rutin dikonsumsi Presiden Joko Widodo atau daun sirih. Lalu penelitian biofarmatika yang dilakukan UI dan IPB juga menyebutkan jambu biji, kulit jeruk, daun kelor, potensi antivirus dari sambiloto dan tanaman lainnya.

Baca Juga:  Menanam Mangrove untuk Menjaga Kedaulatan Negara

"Sebenarnya banyak herbal Indonesia yang berpotensi, karena penelitian sampai tingkat hewan coba sudah menunjukkan hasil yang demikian. Banyak sekali herbal yang berpotensi tapi kembali lagi perlu dibuktikan dengan uji klinik pada pasiennya langsung lewat prosedur penelitian baku, bukan sekadar uji coba pakai dan dikasih sekadar testimoni," kata dia.

Dia lalu menyoroti efek pemberitaan tentang satgas DPR membagikan herbal Cina pada rumah sakit rujukan corona yang membuat masyarakat awam memburu obat-obat itu dan muncullah obat bermerek palsu. Ada kesan herbal Cina sangat efektif hingga dipakai di rumah sakit rujukan corona.

"Ini kan sebenarnya secara ekonomi juga merubuhkan pasar dari jamu atau herbal Indonesia juga karena herbal Cina ini mendapat kesempatan dipakai di rumah sakit rujukan, sementara jamu atau herbal Indonesia belum mendapatkan kesempatan tersebut," kata dia.

Baca Juga:  Tak Ada Biaya, Pemain Voli Andalan Sekolah Itu Terancam Amputasi

Di sisi lain, para dokter yang bertugas di rumah sakit rujukan juga sempat bingung karena pada kemasan obat tidak tertulis komposisi obat, lokasi produksi. Di luar kemasan hanya tertera cara penggunaan dan dosisnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Herbal atau jamu-jamu khas Indonesia berpotensi membantu kesembuhan pasien terinfeksi virus corona (Covid-19), sehingga tak kalah dari obat herbal asal Cina yang belakangan disebut-sebut masuk ke rumah sakit rujukan Covid-19. Ilmuwan dan dokter saat ini mengupayakan agar jamu memasuki tahap uji klinis pada manusia.

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania dalam diskusi via daring, Senin (27/4), mengatakan perizinan uji klinis di RS Darurat Wisma Atlet dan prosedur birokrasi masih dilakukan.

- Advertisement -

Menurut dia, pada pasien corona, jamu bisa membantu ketika terjadi badai sitokin pada peradangan paru-paru berat. Namun ini baru sebatas testimoni pasien.

Menurut Tania, obat herbal Cina yang masuk ke rumah sakit rujukan corona beberapa waktu lalu sebenarnya belum diuji klinis pada manusia. Padahal obat ini sebenarnya berkhasiat sama seperti tanaman herbal di Indonesia antara lain untuk meredakan gejala seperti demam, meriang, batuk, pilek dan sakit tenggorokan misalnya empon-empon seperti yang rutin dikonsumsi Presiden Joko Widodo atau daun sirih. Lalu penelitian biofarmatika yang dilakukan UI dan IPB juga menyebutkan jambu biji, kulit jeruk, daun kelor, potensi antivirus dari sambiloto dan tanaman lainnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Pelayanan KB Serentak dalam Rangka Hari Kartini

"Sebenarnya banyak herbal Indonesia yang berpotensi, karena penelitian sampai tingkat hewan coba sudah menunjukkan hasil yang demikian. Banyak sekali herbal yang berpotensi tapi kembali lagi perlu dibuktikan dengan uji klinik pada pasiennya langsung lewat prosedur penelitian baku, bukan sekadar uji coba pakai dan dikasih sekadar testimoni," kata dia.

Dia lalu menyoroti efek pemberitaan tentang satgas DPR membagikan herbal Cina pada rumah sakit rujukan corona yang membuat masyarakat awam memburu obat-obat itu dan muncullah obat bermerek palsu. Ada kesan herbal Cina sangat efektif hingga dipakai di rumah sakit rujukan corona.

"Ini kan sebenarnya secara ekonomi juga merubuhkan pasar dari jamu atau herbal Indonesia juga karena herbal Cina ini mendapat kesempatan dipakai di rumah sakit rujukan, sementara jamu atau herbal Indonesia belum mendapatkan kesempatan tersebut," kata dia.

Baca Juga:  Tak Ada Biaya, Pemain Voli Andalan Sekolah Itu Terancam Amputasi

Di sisi lain, para dokter yang bertugas di rumah sakit rujukan juga sempat bingung karena pada kemasan obat tidak tertulis komposisi obat, lokasi produksi. Di luar kemasan hanya tertera cara penggunaan dan dosisnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari