JAKARTA RIAUPOS.CO)-Anggota Komisi IX DPR Imam Suroso menambah daftar orang yang meninggal dunia akibat virus Korona atau Covid-19. Lantas bagaimana kronologinya?
Juru Bicara RS Mitra Bangsa Pati, Sugeng Ristianto mengatakan pada Jumat (20/3), Imam beserta satu dokter dan dua staf Marketing ke Pasar Puri Baru, Kabupaten Kudus untuk melakukan edukasi terkait Covid-19 pada pengunjung pasar.
Kemudian pada Sabtu (21/3), sekira pukul 10.00 WIB, Imam Suroso demam dan nyeri tenggorokan. Sehingga minta diperiksa di rumah sekaligus rawat luka karena baru dilakukan tindakan bedah minor beberapa hari sebelumnya. Tim dari RS Mitra Bangsa terdiri dari satu dokter umum, satu perawat, dua cleaning service, dan satu driver berangkat ke rumah beliau dengan alat perlindungan diri (APD) lengkap.
“Karena kami di RS sudah curiga beliau masuk ODP dengan riwayat baru pulang dari Jakarta. Tim kami sekaligus mengambil sample darah Pak Imam untuk diperiksa rutin di lab RS Mitra Bangsa. Sekaligus diberi obat oleh tim kami,” ujar Sugeng dalma keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com, Sabtu (28/3).
Selanjutnya, Sabtu (21/3) sore, Sugeng menghubungi Imam meminta yang bersangkutan dan keluarganya melakukan isolasi diri untuk 14 hari ke depan. Demikian juga beberapa Karyawan Yayasan dan Karyawan RS Mitra Bangsa dua Senior Manager/Kabid, satu Manager, dan dua staf yang mengikuti Imam Suroso.
Lalu pada Ahad (22/3), putri Imam Suroso, yakni Mega melaporkan kondisi sang ayah yang mengalami batuk makin hebat. Padahal saat itu Imam Suroso baru dipasangkan infus paracetamol. Keluarga berkonsultasi dengan RS Mitra Bangsa untuk membawa Imam ke RS Kariadi Semarang. Namun tidak pakai ambulance dan tidak terinfus.
Pada malam harinya, Imam dibawa Ke RS Karyadi dan menjalani rawat inap. Kemudian Selasa, 24 Maret pagi satu dokter umum, dan dua staf marketing yang menyertai Imam ke Pasar Puri mengalami demam. “Sehingga untuk bisa dirumahkan karena mulai demam dan nyeri tenggorokan serta batuk,” ungkapnya.
Rabu, (25/3) malam, Sugeng mengatakan mendapat kabar bahwa Imam ada pnemonia dan sesak, dirawat di ruang isolasi Kariadi. Kemudian Kamis. “26 Maret pagi terdengar kabar bahwa Imam dipersiapkan pakai ventilator karena saturarsi O2 sekitar 80-81persen,” tuturnya.
Namun dalam perawatannya di RS Karyadi, Imam dinyatakan meninggal dunia akibat virus corona. Nyawanya tidak bisa tertolong lagi oleh tim dokter di RS tersebut.
Diberitakan sebelumnya, Anggota Komisi IX DPR, Imam Suroso. Politikus PDIP tersebut meninggal Jumat malam (27/3) sekira pukul 20.50 WIB akibat virus corona.
Wakil Ketua Komisi IX DPR, Melki Laka Lena membenarkan bahwa koleganya tersebut meninggal akibat Korona. Imam saat ditangani di RS Kariadi Semarang statusnya adalah pasien dalam pengawasan (PDP). “Pak Imam masuk RS dengan kategori PDP beberapa hari lalu,” ujar Melki Laka Lena kepada wartawan, Jumat (27/3).
Melki pun mendoakan koleganya tersebut supaya Imam mendapatkan ketenangan di Surga. Ia pun merasa kehilangan koleganya tersebut di DPR. Diketahui, Imam Suroso lahir di Pati, Jawa Tengah, 10 Januari 1946. Putra ke enam dari delapan bersaudara dari pasangan Kaslan dan Asiyah.
Sebelum menjadi anggota dewan, Imam mengawali karier sebagai anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, setelah menamatkan Sekolah Calon Bintara (Secaba) pada tahun 1987 dan melanjutkan Sekolah Calon Perwira (Secapa) pada tahun 2004.
Sumber: JawaPos.com
Editor: Deslina