(RIAUPOS.CO) – TANAMAN obat keluarga (toga) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.
Namun saat masa pendemi sekarang ini. Keberadaan Toga tak hanya dijadikan sebagai tanaman obat untuk kebutuhan keluarga semata. Melainkan untuk membantu membangkitkan perekonomian keluarga yang terdampak dari keberadaan pandemi covid-19 yang membuat seluruh warga harus membatasi aktivitas sehari-hari.
Ditangan Ferizal Bosma, tanaman obat kelurga seperti jahe merah diolah menjadi produk serba guna yang berkhasiat untuk menjaga imunitas disaat masa pandemi covid-19 yang kian meningkat . Ayah dari tiga orang putra ini, Kamis (25/6) kepada Riau Pos bercerita, ide awal ia membuat usaha rumahan berbahan dasar jahe merah ini terinspirasi dari sang istri yang kerap menanam sejumlah tanaman obat seperti jahe merah, kunyit, temulawak, dan sebagainya.
Namun ditahun 2020. Kehadiran pandemi covid-19 mulai memaksa dirinya bersama sang istri dan ketiga putranya untuk membatasi aktivitas diluar rumah. Sehingga perekonomian keluarga kecil mereka mulai goyah dengan sempat diberlakukannya pengurangan insentif dari gaji di perusahaan tempat Ferizal bekerja.
“Saat pandemi baru melanda Kota Pekanbaru, kondisi keuangan keluarga kami juga ikut terdampak. Malah disaat itu kami tengah melakukan renovasi rumah dan ditempat kerja saya malah mendapatkan pemotongan gaji, “ ucapnya.
Namun sang putra sulung mencoba membantu membangkitkan kembali perekonomian keluarga kecil mereka dengan ilmu pembuatan jahe merah instant yang diperoleh dari tempanya menimba ilmu.
Ferizal pun bersama sang istri mencoba peluang usaha tersebut. Awalnya mereka hanya mencoba memproduksi 1 kg jahe merah yang dibeli dari pasar dan dicampur dengan sebagai bibit jahe merah yang ada diperkarangan rumah.
“Karena bibit jahe dirumah belum bisa dipanen jadi kami memutuskan untuk membeli dulu 1 kg dan allhamdulilah proses pembuatannya berhasil setelah anak mengajarkan teknik pengolahan yang benar, “ katanya.
Setelah berhasil membuat produk olahan jahe instant. Ferizal mencoba membuat lebih banyak lagi produk jahe merah instant dan diberi nama @d_pabrikha. “Saya bersyukur berkat bantuan anak, usaha rumahan kami ini bisa terus berjalan hingga mampu menambah pemasukan keluarga hingga Rp5 juta perbulan. Dengan harga jual produk jahe merah instant berkisar Rp25.000 / 110 gr, “ ungkapnya. (ali)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru