JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Lima organisasi Alumni Kelompok Cipayung terdiri dari Korps Alumni HMI (KAHMI), Ikatan Alumni PMII (IKA PMII), Persatuan Alumni GMNI (PA GMNI), Forum Komunikasi Alumni PMKRI (Forkoma PMKRI) dan Perkumpulan Senior GMKI (PS GMKI) berkumpul dalam Webinar Kebangsaan membahas dukungan untuk bangsa Palestina di Markas KAHMI Center pada Rabu (26/5/2021).
Ketua Umum PA GMNI yang juga Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah, menyatakan, bahwa bangsa Indonesia punya alasan yang cukup kuat untuk mendukung kemerdekaan bangsa Palestina dan membantu secara kemanusiaan korban kekerasan militer Israel kepada rakyat Palestina.
“Pertama alasan amanat Pembukaan UUD NRI 1945 yang mengatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan serta janji bangsa Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial," ujar Ahmad Basarah di Jakarta, Kamis (27/5/2021).
Alasan kedua karena Indonesia pernah berhutang budi ketika bangsa Palestina yang diwakili Mufti Besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al Husaini yang mengakui dan mendukung kemerdekaan negara Indonesia sebelum pemerintah Mesir sebagai negara pertama yang mengakui dan mendukung kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946 lampau.
"Bahkan Syekh Al Husaini juga mendesak agar negara-negara Timur Tengah turut memberikan dukungan atas kemerdekaan bangsa Indonesia," jelasnya.
Wakip Ketua MPR RI itu menegaskan, dukungan atas kemerdekaan Palestina juga dikuatkan oleh Dasa Sila Bandung hasil Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung.
”Bahkan ketujuh Presiden Indonesia tetap konsisten dan mendukung kemerdekaan bangsa Indonesia hingga saat ini," jelas Basarah lagi.
Namun demikian, Ahmad Basarah menolak jika penggalangan bantuan kemanusiaan Forum Alumni Kelompok Cipayung untuk Palestina ini didasarkan atas sentimen agama.
“Karena baik bangsa Indonesia sendiri warga negaranya bukan hanya beragama Islam, begitu juga dengan bangsa Palestina yang rakyatnya juga bukan hanya yang beragama Islam, tetapi ada juga yang beragama Kristen dan Yahudi," tutrnya.
Basarah menegaskan lagi, yang tepat bantuan kemanusiaan ini karena alasan kemanusiaan dan hubungan antara Indonesia dan Palestina serta bukan atas dasar sentimen agama.
"Pendistribusian bantuan kemanusiaan ini jangan sampai jatuh ke faksi politik yang bertikai di Palestina tetapi harus benar-benar untuk tujuan kemanusiaan," pungkasnya.
Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Hary B Koriun