Jumat, 20 September 2024

Mudik Pakai Angkutan Berdesakan Picu Penularan Covid-19 Lebih Tinggi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Situasi sulit terjadi di Indonesia saat pandemi virus corona. Pasalnya, mewabahnya virus mematikan itu menjelang puasa dan Idul Fitri. Hal ini mempersulit tradisi mudik tahunan. Para perantau bahkan mempercepat arus mudik ke kampung halamannya masing-masing.

Aktiviras mudik itu dikhawatirkan akan memobilisasi virus corona dari kota ke kampung. Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-29 Achmad Yurianto menjelaskan, saat ini aturan yang paling tepat adalah mengikuti aturan jarak fisik dan jarak sosial (physical distancing). Maka menjaga jarak penting dilakukan. Yurianto menegaskan tak perlu meninggalkan rumah jika tak perlu.

"Terkait dengan konteks menjaga jarak, berhati-hatilah dan tidak perlu meninggalkan rumah, tidak perlu bepergian yang jauh. Tidak perlu kemudian bepergian bersama keluarga menuju tempat lain yang jauh," tuturnya kepada wartawan, Jumat (27/3).

Baca Juga:  Pasien dan Pengunjung Manfaatkan Fasilitas Pocadi RSUD Rohul

Menurutnya, risiko akan sangat besar jika perjalanan tetap dilakukan. Apalagi kemudian jika masyarakat memutuskan untuk pergi ke kampung dengan keluarga yang cukup banyak di dalam satu mobil yang berdesak-desakan dalam satu alat angkutan.

- Advertisement -

"Angkutan yang berdesak-desakan ini memberikan risiko (penularan) yang berlipat ganda," jelasnya.

Yurianto meminta masyarakat bijak dalam merencanakan akan mudik. Akan lebih baik jika keputusan itu ditunda.

- Advertisement -

"Kami menyarankan hati-hati, sebisa-bisanya ditunda sampai dengan kondisi ini menjadi jauh lebih baik," jelasnya.

"Ini menjadi perhatian pemerintah karena kita tidak menginginkan penambahan kasus menjadi semakin tinggi dan penularan di tengah masyarakat juga semakin banyak," tambahnya.

Dia berharap antisipasi harus tetap dilakukan. Tetap tinggal di rumah bukan berarti tidak produktif.

Baca Juga:  Polisi Akan Periksa Gubernur Sumbar Terkait Permintaan Sumbangan

"Silakan melakukan pekerjaan dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah. Rajin cuci tangan menjadi kunci untuk memutus rantai penularan dari penyakit ini. Kalau ini bisa kita lakukan bersama-sama di mana semua orang saling melindungi, yang sakit melindungi yang sehat agar tidak tertular oleh penyakitnya. Yang sehat melindungi yang sakit agar tidak keluar dari rumah dan melakukan kegiatan yang tidak perlu di luar rumah," tutupnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Situasi sulit terjadi di Indonesia saat pandemi virus corona. Pasalnya, mewabahnya virus mematikan itu menjelang puasa dan Idul Fitri. Hal ini mempersulit tradisi mudik tahunan. Para perantau bahkan mempercepat arus mudik ke kampung halamannya masing-masing.

Aktiviras mudik itu dikhawatirkan akan memobilisasi virus corona dari kota ke kampung. Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-29 Achmad Yurianto menjelaskan, saat ini aturan yang paling tepat adalah mengikuti aturan jarak fisik dan jarak sosial (physical distancing). Maka menjaga jarak penting dilakukan. Yurianto menegaskan tak perlu meninggalkan rumah jika tak perlu.

"Terkait dengan konteks menjaga jarak, berhati-hatilah dan tidak perlu meninggalkan rumah, tidak perlu bepergian yang jauh. Tidak perlu kemudian bepergian bersama keluarga menuju tempat lain yang jauh," tuturnya kepada wartawan, Jumat (27/3).

Baca Juga:  Staycation Aman di FOX Hotel Pekanbaru

Menurutnya, risiko akan sangat besar jika perjalanan tetap dilakukan. Apalagi kemudian jika masyarakat memutuskan untuk pergi ke kampung dengan keluarga yang cukup banyak di dalam satu mobil yang berdesak-desakan dalam satu alat angkutan.

"Angkutan yang berdesak-desakan ini memberikan risiko (penularan) yang berlipat ganda," jelasnya.

Yurianto meminta masyarakat bijak dalam merencanakan akan mudik. Akan lebih baik jika keputusan itu ditunda.

"Kami menyarankan hati-hati, sebisa-bisanya ditunda sampai dengan kondisi ini menjadi jauh lebih baik," jelasnya.

"Ini menjadi perhatian pemerintah karena kita tidak menginginkan penambahan kasus menjadi semakin tinggi dan penularan di tengah masyarakat juga semakin banyak," tambahnya.

Dia berharap antisipasi harus tetap dilakukan. Tetap tinggal di rumah bukan berarti tidak produktif.

Baca Juga:  Pasien dan Pengunjung Manfaatkan Fasilitas Pocadi RSUD Rohul

"Silakan melakukan pekerjaan dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah. Rajin cuci tangan menjadi kunci untuk memutus rantai penularan dari penyakit ini. Kalau ini bisa kita lakukan bersama-sama di mana semua orang saling melindungi, yang sakit melindungi yang sehat agar tidak tertular oleh penyakitnya. Yang sehat melindungi yang sakit agar tidak keluar dari rumah dan melakukan kegiatan yang tidak perlu di luar rumah," tutupnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari