Minggu, 7 Juli 2024

Hujan Buatan Atasi Karhutla, Kini Hot Spot Tinggal 1.744 Titik

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Jumlah titik panas (hot spot) di berbagai daerah di Indonesia terus berkurang. Berdasar data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin lalu (23/9) hot spot berjumlah 3.150 titik. Sehari kemudian turun pada angka 1.982 titik dan kemarin menjadi 1.744 titik.

Plh Kapusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo menuturkan, salah satu penyebab berkurangnya hot spot adalah hujan yang turun di beberapa daerah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Langit yang semula tertutup asap pekat kini mulai terang. ’’Mudah-mudahan beberapa hari ke depan langit bisa cerah dan biru kembali,” harap Agus.

- Advertisement -

Di Jambi, titik panas perlahan menurun. Kemarin citra satelit Lapan menunjukkan masih ada 25 titik api dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen. Jumlah tersebut jauh menurun sejak viralnya video langit Jambi memerah pada Minggu (22/9). Saat itu tercatat 669 hot spot dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen.

Baca Juga:  Eggi Sudjana Putuskan Puasa Bicara

Hujan mengguyur Jambi sejak Selasa (24/9) pukul 16.50. Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT Posko TMC Riau Samba Wirahma menuturkan, semula ada empat kota/kabupaten di Jambi yang turun hujan. Yakni, Jambi, Muaro Jambi, Batanghari, dan Sarolangun. ”Hujan turun dengan intensitas sedang. Alhamdulillah,” ujar Samba.

Hasil tersebut tidak terlepas dari kerja keras tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Dua hari mereka melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC). ”Operasi TMC di Jambi menugaskan tim posko Riau dan Sumatera Selatan. Kami terus bekerja keras menabur kapur tohor dan NaCl untuk menyemai awan,” beber Kepala BPPT Hammam Riza.

- Advertisement -

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Tri Handoko Seto menyatakan, operasi menggunakan empat pesawat terbang dengan jenis Hercules C-130 dan Cassa 212-200. Masing-masing tersebar di Kalimantan dan Sumatera. ”Nanti ditambah satu pesawat lagi. Sebab, potensi awan hujan semakin banyak,” kata Seto.

Baca Juga:  Berupaya Memahami Umat Islam, tapi Macron Kukuh soal Kebebasan Berekspresi

Selain di Kalimantan, hujan terjadi di Sumatera. Di Riau misalnya, kerapatan hujannya mencapai 30 juta meter kubik. ”Sampai akhir bulan ini saya optimistis ada pengurangan titik panas dan asap yang cukup signifikan,” ujar Seto.

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Jumlah titik panas (hot spot) di berbagai daerah di Indonesia terus berkurang. Berdasar data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin lalu (23/9) hot spot berjumlah 3.150 titik. Sehari kemudian turun pada angka 1.982 titik dan kemarin menjadi 1.744 titik.

Plh Kapusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo menuturkan, salah satu penyebab berkurangnya hot spot adalah hujan yang turun di beberapa daerah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Langit yang semula tertutup asap pekat kini mulai terang. ’’Mudah-mudahan beberapa hari ke depan langit bisa cerah dan biru kembali,” harap Agus.

Di Jambi, titik panas perlahan menurun. Kemarin citra satelit Lapan menunjukkan masih ada 25 titik api dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen. Jumlah tersebut jauh menurun sejak viralnya video langit Jambi memerah pada Minggu (22/9). Saat itu tercatat 669 hot spot dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen.

Baca Juga:  Honorer Negara Tunggu Kemauan Politik Pemerintah dan DPR Ubah Nasib

Hujan mengguyur Jambi sejak Selasa (24/9) pukul 16.50. Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT Posko TMC Riau Samba Wirahma menuturkan, semula ada empat kota/kabupaten di Jambi yang turun hujan. Yakni, Jambi, Muaro Jambi, Batanghari, dan Sarolangun. ”Hujan turun dengan intensitas sedang. Alhamdulillah,” ujar Samba.

Hasil tersebut tidak terlepas dari kerja keras tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Dua hari mereka melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC). ”Operasi TMC di Jambi menugaskan tim posko Riau dan Sumatera Selatan. Kami terus bekerja keras menabur kapur tohor dan NaCl untuk menyemai awan,” beber Kepala BPPT Hammam Riza.

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Tri Handoko Seto menyatakan, operasi menggunakan empat pesawat terbang dengan jenis Hercules C-130 dan Cassa 212-200. Masing-masing tersebar di Kalimantan dan Sumatera. ”Nanti ditambah satu pesawat lagi. Sebab, potensi awan hujan semakin banyak,” kata Seto.

Baca Juga:  RS Awal Bros Ajak Masyarakat Peduli Kanker

Selain di Kalimantan, hujan terjadi di Sumatera. Di Riau misalnya, kerapatan hujannya mencapai 30 juta meter kubik. ”Sampai akhir bulan ini saya optimistis ada pengurangan titik panas dan asap yang cukup signifikan,” ujar Seto.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari