Selasa, 17 September 2024

Jadi Ibu Kota Negara, Paser Utara-Kukar Simpan Kekayaan SDA Melimpah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Teka-teki lokasi pemindahan ibu kota negara akhirnya terungkap. Di istana negara, Senin (26/8), Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan ibu kota negara yang baru akan berada di Kalimantan Timur (Kaltim). Tepatnya, di sebagian Kabupatan Paser Utara dan sebagian di Kutai Kartanegara (Kukar). Lantas bagaimana prospek kedua kota tersebut?

Kukar merupakan sebuah kabupaten di Kaltim yang memiliki luas wilayah 27.263,10 km2 dan luas perairan sekitar 4.097 km2. Di situ, terdapat 18 wilayah kecamatan dan 225 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk mencapai 626.286 jiwa (data sensus 2010).

Dengan wilayah sebesar itu, Kabupaten Kutai Kartanegara konon menjadi daerah yang kaya akan sumber daya alam (SDA). Terutama minyak bumi dan gas alam (migas) serta batubara.

Berdasarkan data dari dinas pertambangan, total produksi batu bara di Kutai Kartanegara tahun 2015 mencapai 55.844.597,90 ton (dari 73 perusahaan tambang batu bara). Potensi SDA yang besar itulah yang membuat pertumbuhan ekonomi Kutai Kertanegara tumbuh moncer.

- Advertisement -

Mengutip laman https://www.kukarkab.go.id/, nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kutai Kartanegara pada 2015 mencapai Rp 128,53 triliun. Angka tersebut sedikit mengalami penurunan sebesar 17,97 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 156,70 triliun.

Selain Kukar, Jokowi juga menyatakan posisi ibu kota negara yang baru nantinya juga akan sedikit mendekati Kabupaten Paser Utara. Mengutip dari laman resmi https://penajamkab.go.id/, posisi Paser Utara memang berbatasan dengan sebelah utara dari Kabupaten Kutai Kartanegara. KabupatenPaser Utara memiliki luas wilayah sebesar 3.333,06 km2 atau jauh lebih kecil dari Kabupaten Kukar.

- Advertisement -
Baca Juga:  Gencatan Senjata 2 Pekan di Gaza

Data sensus 2015 juga menunjukkan, penduduk di daerah tersebut hanya mencapai 190.536 jiwa saja. Sama halnya dengan Kabupaten Kukar, Paser Utara juga memiliki SDA yang cukup belimpah dan beragam. Tercatat sektor unggulannya ialah hutan, perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan sampai dengan pertambangan.

Bedanya, mereka juga terkenal dengan destinasi wisata yang cukup indah. Beberapa di antaranya, Pantai Tanjung Jumlai, Pantai Sipakario dan Pulau Gusung. Namun sayang, laman website tersebut tak menjelaskan mengenai performa PDRB dari Kabupaten Paser Utara.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi akhirnya memutuskan lokasi ibu kota negara yang baru di Kalimantan Timur. Pengumuman itu disampaikan Presiden di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8).

“Lokasi paling idel adalah di bagian Kabupatan Paser Utara dan sebagaian di Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur,” ujar Jokowi.

Pemindahan lokasi ibu kota negara ini sudah menjadi wacana sejak Presiden Soekarno. Upaya itu baru terlaksana pada kepemimpinan Presiden Jokowi.

“Rencana sudah digagas sejak lama bahkan sejak Presiden pertama. Dan sebagai bangsa besar, Indonesia belum pernah menentukan dan merancang sendiri,” katanya.

Baca Juga:  1,2 Juta Dosis Vaksin Sinovac Tunggu Izin BPOM

Alasan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur karena saat ini DKI Jakarta sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, ‎bisnis, keuangan, perdagangan, jasa, bandara, dan pusat pelabuhan terbesar di Indonesia.

Selain itu, beban Pulau Jawa juga semakin berat dengan penduduk sudah mencapai 150 juta atau 54 persen dari total penduduk di Indonesia. Beban ini akan terus semakin berat apabila tetap ibu kota ada di Pulau Jawa. “Beban ini akan semakin berat jika ibu kota dipindah di Jawa,” katanya.

Alasan lainnya, menurut Jokowi, di Jakarta masih banyak masalah kemacetan dan polusi udara. Kesenjangan ekonomi kawasan luar Jawa semakin meningkat. Sehingga dibutuhkan pemindahan ibu kota ini.

“Kita tidak bisa membiarkan beban Jakarta dan Jawa jadi beban penduduk, kemudian kesenjangan ekonomi di Jawa dan luar Jawa semakin meningkat,” ungkapnya.

Lebih lanjut Jokowi menambahkan, alasan dipilih di Kalimantan Timur karena risiko bencana alam sangat kecil. Misalnya banjir, gempa, tsunami, kebakaran hutan, gunung meletus, dan tanah longsor.

“Kemudian juga dekat dengan wilayah kota yang berkembang, Balikpapan dan Samarinda, itu punya infrastruktur yang relatif lengkap,” tukasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Teka-teki lokasi pemindahan ibu kota negara akhirnya terungkap. Di istana negara, Senin (26/8), Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan ibu kota negara yang baru akan berada di Kalimantan Timur (Kaltim). Tepatnya, di sebagian Kabupatan Paser Utara dan sebagian di Kutai Kartanegara (Kukar). Lantas bagaimana prospek kedua kota tersebut?

Kukar merupakan sebuah kabupaten di Kaltim yang memiliki luas wilayah 27.263,10 km2 dan luas perairan sekitar 4.097 km2. Di situ, terdapat 18 wilayah kecamatan dan 225 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk mencapai 626.286 jiwa (data sensus 2010).

Dengan wilayah sebesar itu, Kabupaten Kutai Kartanegara konon menjadi daerah yang kaya akan sumber daya alam (SDA). Terutama minyak bumi dan gas alam (migas) serta batubara.

Berdasarkan data dari dinas pertambangan, total produksi batu bara di Kutai Kartanegara tahun 2015 mencapai 55.844.597,90 ton (dari 73 perusahaan tambang batu bara). Potensi SDA yang besar itulah yang membuat pertumbuhan ekonomi Kutai Kertanegara tumbuh moncer.

Mengutip laman https://www.kukarkab.go.id/, nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kutai Kartanegara pada 2015 mencapai Rp 128,53 triliun. Angka tersebut sedikit mengalami penurunan sebesar 17,97 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 156,70 triliun.

Selain Kukar, Jokowi juga menyatakan posisi ibu kota negara yang baru nantinya juga akan sedikit mendekati Kabupaten Paser Utara. Mengutip dari laman resmi https://penajamkab.go.id/, posisi Paser Utara memang berbatasan dengan sebelah utara dari Kabupaten Kutai Kartanegara. KabupatenPaser Utara memiliki luas wilayah sebesar 3.333,06 km2 atau jauh lebih kecil dari Kabupaten Kukar.

Baca Juga:  Hakim MK Sentil KPU Kurang Serius

Data sensus 2015 juga menunjukkan, penduduk di daerah tersebut hanya mencapai 190.536 jiwa saja. Sama halnya dengan Kabupaten Kukar, Paser Utara juga memiliki SDA yang cukup belimpah dan beragam. Tercatat sektor unggulannya ialah hutan, perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan sampai dengan pertambangan.

Bedanya, mereka juga terkenal dengan destinasi wisata yang cukup indah. Beberapa di antaranya, Pantai Tanjung Jumlai, Pantai Sipakario dan Pulau Gusung. Namun sayang, laman website tersebut tak menjelaskan mengenai performa PDRB dari Kabupaten Paser Utara.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi akhirnya memutuskan lokasi ibu kota negara yang baru di Kalimantan Timur. Pengumuman itu disampaikan Presiden di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8).

“Lokasi paling idel adalah di bagian Kabupatan Paser Utara dan sebagaian di Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur,” ujar Jokowi.

Pemindahan lokasi ibu kota negara ini sudah menjadi wacana sejak Presiden Soekarno. Upaya itu baru terlaksana pada kepemimpinan Presiden Jokowi.

“Rencana sudah digagas sejak lama bahkan sejak Presiden pertama. Dan sebagai bangsa besar, Indonesia belum pernah menentukan dan merancang sendiri,” katanya.

Baca Juga:  Cari Menteri yang Punya Rekam Jejak Baik

Alasan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur karena saat ini DKI Jakarta sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, ‎bisnis, keuangan, perdagangan, jasa, bandara, dan pusat pelabuhan terbesar di Indonesia.

Selain itu, beban Pulau Jawa juga semakin berat dengan penduduk sudah mencapai 150 juta atau 54 persen dari total penduduk di Indonesia. Beban ini akan terus semakin berat apabila tetap ibu kota ada di Pulau Jawa. “Beban ini akan semakin berat jika ibu kota dipindah di Jawa,” katanya.

Alasan lainnya, menurut Jokowi, di Jakarta masih banyak masalah kemacetan dan polusi udara. Kesenjangan ekonomi kawasan luar Jawa semakin meningkat. Sehingga dibutuhkan pemindahan ibu kota ini.

“Kita tidak bisa membiarkan beban Jakarta dan Jawa jadi beban penduduk, kemudian kesenjangan ekonomi di Jawa dan luar Jawa semakin meningkat,” ungkapnya.

Lebih lanjut Jokowi menambahkan, alasan dipilih di Kalimantan Timur karena risiko bencana alam sangat kecil. Misalnya banjir, gempa, tsunami, kebakaran hutan, gunung meletus, dan tanah longsor.

“Kemudian juga dekat dengan wilayah kota yang berkembang, Balikpapan dan Samarinda, itu punya infrastruktur yang relatif lengkap,” tukasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari