Selasa, 17 September 2024

Plasma Konvalesen Bukan untuk Pencegahan Corona

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengatakan, plasma konvalesen merupakan plasma yang diambil dari penyintas untuk mengobati pasien positif Covid-19, bukan untuk pencegahan penyakit tersebut.

"Jadi sekali lagi bukan untuk pencegahan, tetapi plasma konvalesen ini adalah untuk terapi," katanya dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB Jakarta, Jumat (26/6), seperti dikutip dari Antara.

Ia mengatakan plasma konvalesen tersebut merupakan bentuk dari imunisasi pasif, yang artinya, kata dia, antibodi penyintas sudah berada di luar atau sudah terbentuk. Antibodi itulah yang perlu diberikan kepada pasien Covid-19 untuk mengobati penyakit berbahaya tersebut.

"Jadi plasma konvalesen ini imunisasi pasif. Kalau yang imunisasi aktif itu yang vaksinasi, yang menggunakan vaksin untuk merangsang pembentukan antibodi di dalam tubuh pasien. Jadi berbeda," kata dia.

- Advertisement -
Baca Juga:  Pelatihan Optimalisasi Tenaga Pendidik

"Jadi kita tidak perlu menunggu sampai ada vaksin kemudian dia disetop. Sebenarnya ini bisa jalan terus. Ada tidak ada vaksin, pendekatan ini bisa dijalankan kalau masih ada pasiennya. Ada yang sembuh," kata dia lebih lanjut.

Jadi, Amin menegaskan bahwa plasma konvalesen itu adalah untuk membantu penyembuhan pasien Covid-19, bukan untuk pencegahan.

- Advertisement -

"Jadi kita tidak boleh menganggap ini sebagai metode pencegahan. Artinya masyarakat jangan terus beranggapan, "Oh ini ada saudara saya yang sudah sembuh, kita ambil darahnya, kemudian kita suntikan ke tubuh kita supaya kita terbebas dari serangan". Itu saya kira anggapan yang keliru karena enggak semudah itu. Karena kalau masih sehat maka enggak usah dikasih apa-apa," kata Amin.
 
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

Baca Juga:  Antisipasi Lonjakan Kasus Pascalibur

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengatakan, plasma konvalesen merupakan plasma yang diambil dari penyintas untuk mengobati pasien positif Covid-19, bukan untuk pencegahan penyakit tersebut.

"Jadi sekali lagi bukan untuk pencegahan, tetapi plasma konvalesen ini adalah untuk terapi," katanya dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB Jakarta, Jumat (26/6), seperti dikutip dari Antara.

Ia mengatakan plasma konvalesen tersebut merupakan bentuk dari imunisasi pasif, yang artinya, kata dia, antibodi penyintas sudah berada di luar atau sudah terbentuk. Antibodi itulah yang perlu diberikan kepada pasien Covid-19 untuk mengobati penyakit berbahaya tersebut.

"Jadi plasma konvalesen ini imunisasi pasif. Kalau yang imunisasi aktif itu yang vaksinasi, yang menggunakan vaksin untuk merangsang pembentukan antibodi di dalam tubuh pasien. Jadi berbeda," kata dia.

Baca Juga:  Puisi Para Pendaki

"Jadi kita tidak perlu menunggu sampai ada vaksin kemudian dia disetop. Sebenarnya ini bisa jalan terus. Ada tidak ada vaksin, pendekatan ini bisa dijalankan kalau masih ada pasiennya. Ada yang sembuh," kata dia lebih lanjut.

Jadi, Amin menegaskan bahwa plasma konvalesen itu adalah untuk membantu penyembuhan pasien Covid-19, bukan untuk pencegahan.

"Jadi kita tidak boleh menganggap ini sebagai metode pencegahan. Artinya masyarakat jangan terus beranggapan, "Oh ini ada saudara saya yang sudah sembuh, kita ambil darahnya, kemudian kita suntikan ke tubuh kita supaya kita terbebas dari serangan". Itu saya kira anggapan yang keliru karena enggak semudah itu. Karena kalau masih sehat maka enggak usah dikasih apa-apa," kata Amin.
 
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

Baca Juga:  Pemkab Rohil Mediasi Warga yang Berada di Tanah Negara untuk Pelaksanaan Proyek Pipa Minyak Rokan

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari