Minggu, 7 Juli 2024

Tetap Aktif saat Berpuasa di Bulan Ramadan

PUASA adalah salah satu kewajiban umat muslim di seluruh dunia yang dilakukan setiap bulan Ramadan tiba. Puasa dilakukan mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Memulai puasa satu bulan di antara sebelas bulan lainnya terlihat berat, terutama bila tidak rutin menjalankan ibadah puasa sunnah di luar bulan Ramadan. Banyak orang yang merasa malas untuk beraktivitas karena alasan berpuasa. Ada yang merasa tubuhnya begitu lemah dan berusaha untuk tetap berada diruang ber-AC untuk mencegah rasa haus dan lapar.

 

- Advertisement -

Bagaimana dampak puasa terhadap kesehatan? Banyak penelitian dilakukan terkait manfaat puasa untuk tubuh. Mulai dari manfaat detoksifikasi (pembuangan racun di dalam tubuh), hingga mengatur kadar indeks glukosa dalam darah. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa manfaat puasa dapat menurunkan kadar lemak darah dan menurunkan berat badan. Berpuasa mengakarkan kita untuk lebih mengenali diri sendiri, mengatur diri menjadi lebih disiplin terhadap kesehatan. Berpuasa satu bulan penuh, bukan menjadi alasan untuk kita menjadi individu yang tidak aktif dan lemah. Kita dapat tetap menjalankan aktivitas reguler seperti bulan-bulan lainnya di luar Ramadan.

Pengalaman pribadi saya menjalankan puasa jauh dari tanah air, dan harus tetap aktif berkegiatan di bulan Ramadan dengan waktu puasa delapan belas hingga sembilan belas jam sehari. Ditambah tetap menjalankan olahraga sebelum berbuka puasa. Bagaimana bisa tubuh bertahan tetap bugar dalam keadaan kurang cairan dan asupan makanan. Mungkin banyak pembaca yang sedikit kebingungan, bagaimana mengatur proporsi latihan ataupun waktu dan durasi olahraga selama bulan Ramadhan.

Menjadi lemah ada pilihan kita, tetapi jika diberikan pilihan untuk tetap bisa beribadah dengan baik, ditambah masih bisa aktif dan menjadi produktif, mengapa tidak?

- Advertisement -
Baca Juga:  Alumni MAN 1 Kuansing Peroleh Beasiswa ke Rusia

Dimulai dari asupan saat sahur (Suhour), menyantap makanan di waktu yang lebih awal, guna mengisi cadangan energi hingga waktu berbuka, kadang terasa berat untuk sebahagian orang. Saat sahur sebaiknya dimulakan dengan makanan hangat. Makanan hangat akan membangkitkan selera makan, sehingga kita dapat mengkonsumsi makanan dengan optimal. Kandungan porsi makan saat sahur terdiri dari karbohidrat, protein, dan serat. Kurangi konsumsi makanan terlalu pedas dan asin, karena akan membuat rasa haus yang berlebihan. Tetap konsumsi serat dari sayur dan buah-buahan untuk cadangan vitamin dan elektrolit didalam tubuh serta mencegah konstipasi/sembelit. Minum air secukupnya dan hindari konsumsi teh ataupun kopi saat sahur, karena juga dapat menyebabkan rasa haus. Mulai atur variasi menu sahur dengan kreatif untuk mencegah kebosanan saat makan.

Ada yang mengatakan tidur bagi orang yang berpuasa adalah ibadah. Tetapi akan jauh bermanfaat bila kita bisa menggunakan waktu tidur untuk mengerjakan amalan baik, menambah pahala dan tetapi aktif berkegiatan. Untuk orang yang terbiasa berolahraga secara rutin, mengubah sedikit pola olahraga secara fleksibel dianjurkan. Atur waktu untuk memulai olahraga, modifikasi intensitas dan durasi latihan. Waktu terbaik yang dianjurkan adalah 30-60 menit sebelum waktu berbuka puasa, atau sebelum santap sahur. Bagi para pelari, menurunkan jarak atau pace saat berlari, jangan memaksakan tubuh yang kekurangan cairan untuk lebih mengeluarkan air melalui keringat. Olahraga yang dianjurkan adalah bersepeda, jalan santai, lari dengan intensitas ringan dan latihan otot lainnya.

Baca Juga:  BID Peluang Kembangkan Potensi 

Saat berbuka puasa (Iftar), mulakan dengan meminum ataupun memakan makanan yang manis dengan porsi kecil terlebih dahulu, untuk menggantikan cairan dan glukosa yang hilang. Utamakan menyantap hidangan hangat, sehingga tubuh tidak kaget karena tidak ada konsumsi makanan beberapa jam sebelumnya. Beri jeda waktu saat berbuka dengan menyantap makanan besar. Memakan makanan dengan porsi besar secara tiba-tiba akan meningkatkan kadar gula darah secara mendadak dan konsumsi oksigen pada organ pencernaan yang berlebihan. Hal ini berefek rasa kantuk yang muncul sesaat setelah makan, dan akan mengurangi waktu beribadah pada malam harinya. Proporsi makanan mesti tetap dijaga, ¼ bagian dari makanan sebaiknya adalah karbohidrat, boleh nasi atau mungkin bisa digantikan dengan kentang, mie, ubi dan karbohidrat lain. ¼ bagian adalan protein, yang berguna untuk regenerasi sel yang rusak. ¼ – 3/8 bagian disarankan adalah sayur-sayuran, dan sisanya adalah buah. Minum cukup air minimal 8 gelas sehari untuk mencegah dehidrasi dan gangguan fungsi ginjal.

Istirahat yang cukup menjadi salah satu modal untuk keberlangsungan puasa yang baik. Memprecepat waktu tidur, sehingga dapat bangun lebih awal dianjurkan. Karena kekurangan durasi tahap tidur pulas atau REM (Rapi Eye Movement) akan menjadikan anda lemas dan mengantuk disiang hari. Menciptakan suasana nyaman untuk mempermudah fase tidur sehingga tidur menjadi nyenyak dan berkualitas.

Jadi, tetap aktif dalam menjalankan ibadah dibulan suci Ramadan bukan hal sulit. Sedikit merubah pola kebiasaan dan menjadikan hidup lebih teratur merupakan manfaat dari puasa.***

*Dokter RS Awal Bros

 

PUASA adalah salah satu kewajiban umat muslim di seluruh dunia yang dilakukan setiap bulan Ramadan tiba. Puasa dilakukan mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Memulai puasa satu bulan di antara sebelas bulan lainnya terlihat berat, terutama bila tidak rutin menjalankan ibadah puasa sunnah di luar bulan Ramadan. Banyak orang yang merasa malas untuk beraktivitas karena alasan berpuasa. Ada yang merasa tubuhnya begitu lemah dan berusaha untuk tetap berada diruang ber-AC untuk mencegah rasa haus dan lapar.

 

Bagaimana dampak puasa terhadap kesehatan? Banyak penelitian dilakukan terkait manfaat puasa untuk tubuh. Mulai dari manfaat detoksifikasi (pembuangan racun di dalam tubuh), hingga mengatur kadar indeks glukosa dalam darah. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa manfaat puasa dapat menurunkan kadar lemak darah dan menurunkan berat badan. Berpuasa mengakarkan kita untuk lebih mengenali diri sendiri, mengatur diri menjadi lebih disiplin terhadap kesehatan. Berpuasa satu bulan penuh, bukan menjadi alasan untuk kita menjadi individu yang tidak aktif dan lemah. Kita dapat tetap menjalankan aktivitas reguler seperti bulan-bulan lainnya di luar Ramadan.

Pengalaman pribadi saya menjalankan puasa jauh dari tanah air, dan harus tetap aktif berkegiatan di bulan Ramadan dengan waktu puasa delapan belas hingga sembilan belas jam sehari. Ditambah tetap menjalankan olahraga sebelum berbuka puasa. Bagaimana bisa tubuh bertahan tetap bugar dalam keadaan kurang cairan dan asupan makanan. Mungkin banyak pembaca yang sedikit kebingungan, bagaimana mengatur proporsi latihan ataupun waktu dan durasi olahraga selama bulan Ramadhan.

Menjadi lemah ada pilihan kita, tetapi jika diberikan pilihan untuk tetap bisa beribadah dengan baik, ditambah masih bisa aktif dan menjadi produktif, mengapa tidak?

Baca Juga:  Muhadjir Pastikan Warga Miskin Belum Terdata Dimasukkan ke DTKS

Dimulai dari asupan saat sahur (Suhour), menyantap makanan di waktu yang lebih awal, guna mengisi cadangan energi hingga waktu berbuka, kadang terasa berat untuk sebahagian orang. Saat sahur sebaiknya dimulakan dengan makanan hangat. Makanan hangat akan membangkitkan selera makan, sehingga kita dapat mengkonsumsi makanan dengan optimal. Kandungan porsi makan saat sahur terdiri dari karbohidrat, protein, dan serat. Kurangi konsumsi makanan terlalu pedas dan asin, karena akan membuat rasa haus yang berlebihan. Tetap konsumsi serat dari sayur dan buah-buahan untuk cadangan vitamin dan elektrolit didalam tubuh serta mencegah konstipasi/sembelit. Minum air secukupnya dan hindari konsumsi teh ataupun kopi saat sahur, karena juga dapat menyebabkan rasa haus. Mulai atur variasi menu sahur dengan kreatif untuk mencegah kebosanan saat makan.

Ada yang mengatakan tidur bagi orang yang berpuasa adalah ibadah. Tetapi akan jauh bermanfaat bila kita bisa menggunakan waktu tidur untuk mengerjakan amalan baik, menambah pahala dan tetapi aktif berkegiatan. Untuk orang yang terbiasa berolahraga secara rutin, mengubah sedikit pola olahraga secara fleksibel dianjurkan. Atur waktu untuk memulai olahraga, modifikasi intensitas dan durasi latihan. Waktu terbaik yang dianjurkan adalah 30-60 menit sebelum waktu berbuka puasa, atau sebelum santap sahur. Bagi para pelari, menurunkan jarak atau pace saat berlari, jangan memaksakan tubuh yang kekurangan cairan untuk lebih mengeluarkan air melalui keringat. Olahraga yang dianjurkan adalah bersepeda, jalan santai, lari dengan intensitas ringan dan latihan otot lainnya.

Baca Juga:  Alumni MAN 1 Kuansing Peroleh Beasiswa ke Rusia

Saat berbuka puasa (Iftar), mulakan dengan meminum ataupun memakan makanan yang manis dengan porsi kecil terlebih dahulu, untuk menggantikan cairan dan glukosa yang hilang. Utamakan menyantap hidangan hangat, sehingga tubuh tidak kaget karena tidak ada konsumsi makanan beberapa jam sebelumnya. Beri jeda waktu saat berbuka dengan menyantap makanan besar. Memakan makanan dengan porsi besar secara tiba-tiba akan meningkatkan kadar gula darah secara mendadak dan konsumsi oksigen pada organ pencernaan yang berlebihan. Hal ini berefek rasa kantuk yang muncul sesaat setelah makan, dan akan mengurangi waktu beribadah pada malam harinya. Proporsi makanan mesti tetap dijaga, ¼ bagian dari makanan sebaiknya adalah karbohidrat, boleh nasi atau mungkin bisa digantikan dengan kentang, mie, ubi dan karbohidrat lain. ¼ bagian adalan protein, yang berguna untuk regenerasi sel yang rusak. ¼ – 3/8 bagian disarankan adalah sayur-sayuran, dan sisanya adalah buah. Minum cukup air minimal 8 gelas sehari untuk mencegah dehidrasi dan gangguan fungsi ginjal.

Istirahat yang cukup menjadi salah satu modal untuk keberlangsungan puasa yang baik. Memprecepat waktu tidur, sehingga dapat bangun lebih awal dianjurkan. Karena kekurangan durasi tahap tidur pulas atau REM (Rapi Eye Movement) akan menjadikan anda lemas dan mengantuk disiang hari. Menciptakan suasana nyaman untuk mempermudah fase tidur sehingga tidur menjadi nyenyak dan berkualitas.

Jadi, tetap aktif dalam menjalankan ibadah dibulan suci Ramadan bukan hal sulit. Sedikit merubah pola kebiasaan dan menjadikan hidup lebih teratur merupakan manfaat dari puasa.***

*Dokter RS Awal Bros

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari