MANILA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Filipina memperpanjang lockdown menjadi 15 Mei dari sebelumnya 30 April. Kondisi ini menyulitkan banyak warga asing yang tertahan di sana. Namun, KBRI Manila menyatakan tidak ada pemulangan (repatriasi) Warga Negara Indonesia (WNI) ke Tanah Air sampai masa lockdown berakhir.
Keputusan ini diambil karena kebijakan lockdown terlanjur diperpanjang. Selain itu, WNI yang positif terjangkit virus corona, tengah dalam masa karantina, hingga dinyatakan sehat terus dipantau kondisinya di Filipina.
"Secara umum kondisi WNI di Filipina dalam keadaan aman dan sehat, sehingga KBRI Manila belum melihat urgensi repatriasi WNI ke Indonesia hingga berakhirnya ECQ pada 15 Mei 2020," ungkap KBRI Manila dalam keterangan resmi, Sabtu (25/4).
Secara rinci, WNI di Filipina tersebar di beberapa wilayah. Di kawasan Luzon, ada satu WNI yang positif corona. Saat ini, ia tengah menjalani karantina mandiri dan dalam keadaan baik.
"KBRI telah kirim bantuan kebutuhan pokok dan vitamin pada 13 April 2020," katanya.
Kemudian, 32 WNI merupakan jamaah tabligh (JT) yang tengah berada di markas internasional JT di Golden Mosque, Metro Manila. Mereka juga mendapat bantuan dan obat-obatan dari KBRI pada 3 April 2020.
"KBRI sedang membantu penyelesaian visa dan dasilitasi rebook tiket kepulangan untuk setelah 15 Mei 2020," terangnya.
Lalu, ada tujuh orang wisatawan yang tengah menunggu jadwal kembali dari maskapai. Selanjutnya, ada satu WNI di kawasan Visayas. Ia memutuskan untuk menunggu di Cebu hingga lockdown berakhir.
KBRI memberi bantuan melalui Sekolah Pilot Marinduque pada 20 April 2020. KBRI juga memberi bantuan ke 65 WNI yang bekerja di Provinsi Batangas dan memfasilitasi tuntutan gaji mereka dari perusahaan serta proses pemulangan usai lockdown.
Terakhir, ada lima WNI di kawasan Mindanao. Mereka merupakan JT dan tengah diupayakan bisa pulang ke Indonesia melalui KJRI Davao.
Saat ini setidaknya ada 7.294 kasus positif virus corona di Filipina. Dari jumlah tersebut, sebanyak 792 orang sembuh dan 494 meninggal dunia.
Sumber: CNN/Antara/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun