Minggu, 7 Juli 2024

Jual Beli Dalam Jaringan Diminati Mahasiswa

Pekanbaru – Belajar memang menjadi tanggung jawab bagi mahasiswa, namun tidak sedikit mahasiswa tertarik dengan dunia bisnis. Misalnya Siti Nurdiana, mahasiswi FAI Universitas Islam Riau ini mengatakan, ketertarikan terhadap suatu produk membuat dia terpikir kenapa tidak menjual belikan saja produk yang Ia sukai.
Selain tertarik dengan produk-produknya, menjadi agen di sebuah perusahaan adalah wadah bagi Siti untuk mencoba berbisnis. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan sendiri juga menjadi faktor pendukung mahasiswi ini berjualan.
Mahasiswi lainnya yang kuliah sambil berbisnis adalah Raja Atika, seorang mahasiswi FISIP di Universitas Riau. Atika berdagang hijab pashmina secara online (dalam jaringan/daring). Ia merasa tidak dirugikan dari segi waktu melakoni aktifitas usahanya ini.
Dalam menjalankan bisnisnya, Atika menggandeng teman sekampusnya. Teman Atika yang memiliki keahlian menjahit misalnya, berperan sebagai produsen, sedangkan Atika sebagai marketingnya.
“Modal yang pas-pasan membuat sistem pre order yang kami pilih. Selain keterbatasan modal, sistem pre order juga untuk mencegah kerugian akibat barang tidak laku,” ujar Atika
Media online menjadi pendukung utama dalam kegiatan perdagangan mereka ini. Dengan media dalam jaringan (online), mereka bisa memasarkan iklan tentang produk mereka tanpa modal sepeserpun. Selain mengunggah jenis-jenis barang yang di jual, mengunggah video tutorial menggunakan produk juga menjadi strategi marketing mahasiswi UIR ini.
Kepuasan konsumen juga membuat mahasiswa yang berjualan semakin berkembang, sebab teman-teman yang menjadi konsumen tetap sangat menguntungkan.
“Gak repot kemana-mana, tinggal pesan sama Atika dan mau yang mana, barang sampe terus bayar. Mudah dan memuaskan,” ujar salah seorang konsumen Atika, Vera.
Mahasiswa lainnya yang berdagang dalam jaringan, Nurul dari kampus UIN Susqa, mengaku keuntungan yang didapat cukup buat menutupi kebutuhan sebagai mahasiswi yang hidup di perantauan. Teman-teman serta orang terdekat mereka juga menjadi pendukung serta membantu mempromosikan hingga pasar yang dijangkau semakin luas.
“Bekerja bukanlah hal yang harus selalu menggunakan otot, dengan kemajuan teknologi di zaman sekarang semua sudah serba online. Tidak ada salahnya mahasiswa juga ingin berjualan karna sama sekali tidak dirugikan,” kata Nurul yang kuliah sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska tersebut.
Oleh: Vikri, Fikom UIR
Baca Juga:  Kivlan Zen Tersangka Kasus Dugaan Makar
Pekanbaru – Belajar memang menjadi tanggung jawab bagi mahasiswa, namun tidak sedikit mahasiswa tertarik dengan dunia bisnis. Misalnya Siti Nurdiana, mahasiswi FAI Universitas Islam Riau ini mengatakan, ketertarikan terhadap suatu produk membuat dia terpikir kenapa tidak menjual belikan saja produk yang Ia sukai.
Selain tertarik dengan produk-produknya, menjadi agen di sebuah perusahaan adalah wadah bagi Siti untuk mencoba berbisnis. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan sendiri juga menjadi faktor pendukung mahasiswi ini berjualan.
Mahasiswi lainnya yang kuliah sambil berbisnis adalah Raja Atika, seorang mahasiswi FISIP di Universitas Riau. Atika berdagang hijab pashmina secara online (dalam jaringan/daring). Ia merasa tidak dirugikan dari segi waktu melakoni aktifitas usahanya ini.
Dalam menjalankan bisnisnya, Atika menggandeng teman sekampusnya. Teman Atika yang memiliki keahlian menjahit misalnya, berperan sebagai produsen, sedangkan Atika sebagai marketingnya.
“Modal yang pas-pasan membuat sistem pre order yang kami pilih. Selain keterbatasan modal, sistem pre order juga untuk mencegah kerugian akibat barang tidak laku,” ujar Atika
Media online menjadi pendukung utama dalam kegiatan perdagangan mereka ini. Dengan media dalam jaringan (online), mereka bisa memasarkan iklan tentang produk mereka tanpa modal sepeserpun. Selain mengunggah jenis-jenis barang yang di jual, mengunggah video tutorial menggunakan produk juga menjadi strategi marketing mahasiswi UIR ini.
Kepuasan konsumen juga membuat mahasiswa yang berjualan semakin berkembang, sebab teman-teman yang menjadi konsumen tetap sangat menguntungkan.
“Gak repot kemana-mana, tinggal pesan sama Atika dan mau yang mana, barang sampe terus bayar. Mudah dan memuaskan,” ujar salah seorang konsumen Atika, Vera.
Mahasiswa lainnya yang berdagang dalam jaringan, Nurul dari kampus UIN Susqa, mengaku keuntungan yang didapat cukup buat menutupi kebutuhan sebagai mahasiswi yang hidup di perantauan. Teman-teman serta orang terdekat mereka juga menjadi pendukung serta membantu mempromosikan hingga pasar yang dijangkau semakin luas.
“Bekerja bukanlah hal yang harus selalu menggunakan otot, dengan kemajuan teknologi di zaman sekarang semua sudah serba online. Tidak ada salahnya mahasiswa juga ingin berjualan karna sama sekali tidak dirugikan,” kata Nurul yang kuliah sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska tersebut.
Oleh: Vikri, Fikom UIR
Baca Juga:  Imam Nahrawi Saling Tuding dengan Gatot
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari