Pandemi Covid-19 telah membuat dunia olahraga mati suri cukup lama. Kali ini, olahraga Tanah Air coba bangkit melalui sepakbola, yakni Liga 1 yang akan digelar 10 Juli 2021 mendatang. Menyusul kemudian Liga 2, 14 hari setelahnya. Dua tim dari Riau yakni PSPS dan Tiga Naga ikut di sana. Liga sepakbola tengah coba beradaptasi dengan situasi pandemi. Bisakah?
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru
PAGI itu (11/6) cuaca begitu cerah. Matahari tanpa malu-malu memancarkan sinarnya dengan terang. Mengiringi skuad AS Abadi (AA) Tiga Naga —satu dari dua klub asal Riau yang berkompetisi di Liga 2 Indonesia— yang sedang latihan di Stadion Tumpal Sinaga, Panam.
Biasanya pagi itu pelatih kepala Feryandes Rozialta fokus kepada latihan fisik. Namun kali ini diselingi dengan taktikal lewat skema permainan yang akan coba diterapkan. Ini karena sore harinya Tiga Naga menjalani laga uji coba dengan salah satu klub lokal di Kota Bertuah.
Feryandes membagi dua tim dengan rompi berbeda dalam sebuah game ringan. Kedua tim yang berlawanan itu saling berupaya mencetak gol, sesuai dengan skema main yang sudah diterapkan saat latihan selama ini. Tak jarang pula pria yang akrab disapa Ojik itu bersuara keras dan menghentikan game seketika, tatkala salah satu pemainnya salah passing karena lawan melakukan pressing ketat. Atau karena kontrol bola yang keriting sehingga bola direbut lawan.
Dia pun mencontohkan bagaimana passing yang benar, atau ke arah mana bola seharusnya dioper. Kemudian dia melanjutkan game tersebut. Ojik juga mengucapkan kata-kata bagus ketika pemain melakukan passing atau crossing yang benar dan bola berhasil dituntaskan jadi gol. Begitu terus hingga akhirnya latihan pagi itu tuntas.
Kepada Riau Pos usai latihan, Ojik menyebut Tiga Naga sudah lebih sepekan menjalani latihan resmi. Tepatnya dimulai pada Kamis, 3 Juni lalu. Latihan digelar lima kali sepekan, pagi dan petang. Rabu dan Ahad diliburkan.
"Pagi latihan fisik, sorenya taktikal," ujar Ojik.
Liga 2 yang sudah lama terhenti akibat pandemi Covid-19 menemui titik terang. Yakni digelar pada 24 Juli mendatang atau 14 hari setelah Liga 1 diputar. Pelatih kelahiran Pekanbaru 7 Desember 1990 itu sadar, tidak mudah bagi timnya melakoni kompetisi dengan persaingan yang ketat dengan waktu yang singkat. Meski begitu, waktu yang kurang dari 2 bulan sebelum kompetisi dimulai itu akan dimanfaatkan semaksimal mungkin membentuk tim yang tangguh.
"Memang ini persiapan kami yang lebih singkat dari sebelum-sebelumnya. Biasanya kami sudah persiapan tiga bulan sebelum kompetisi dimulai agar lebih maksimal," ujar Ojik.
Dikatakan Ojik, untuk persiapan tim, sebulan ini dia dan asisten pelatihnya akan memperbaiki fisik pemain untuk siap di kompetisi nanti. "Ini mengingat pemain sudah lama tidak bermain. Jadi fisik menjadi hal yang penting untuk saat ini," ujar Ojik.
Dikatakan Ojik pula, materi pemainnya mayoritas dari Akademi Tiga Naga yang menghiasi skuad musim lalu. Saat ini 28 pemain telah mengikuti latihan yang merupakan pemain senior dan pemain junior. Nantinya akan ditambah dengan rekrutan baru lokal nasional di posisi-posisi tertentu, seperti bek kanan dan penyerang.
Dalam latihan pagi itu, kapten tim Ghulam Fatkhur Rahman salah satu yang begitu bersemangat. Pemain yang pernah membela PS TNI dan Bali United U-19 itu sudah tidak sabar lagi mengarungi Liga 2 bersama Tiga Naga. Bisa dimaklumi, Tiga Naga adalah tim promosi musim lalu yang bermaterikan pemain muda dan ingin unjuk kebolehan. Namun baru menjalani satu pertandingan, yakni kalah 1-2 lawan PSMS Medan, liga keburu dihentikan akibat pandemi Covid-19 yang masif di Indonesia. Setelah ada kejelasan Liga 2 kapan digelar, Ghulam dan kawan-kawan bertekad memberikan yang terbaik bagi Tiga Naga.
"Kami senang kompetisi sudah ada kejelasan. Sebagai pemain profesional tentu kami akan berupaya memberikan yang terbaik bagi klub. Dan kami akan meningkatkan kemampuan kami dalam sesi latihan. Baik itu secara fisik maupun teknik," ujar pemuda kelahiran Malang tahun 1999.
Sementara itu Manajer Tiga Naga Hidayat mengatakan, klub berjuluk Three Dragons itu mayoritas atau 80 persen skuad tahun lalu yang merupakan pemain akademi. Usia mereka rata-rata 21 tahun, dengan pemain termuda 18 tahun. Dengan pemain-pemain muda inilah Tiga Naga mencoba merangkai asa di Liga 2. Pihak klub pun tak memasang target muluk-muluk.