JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Beban biaya untuk penyelenggaraan haji tahun ini diperkirakan melambung cukup tinggi. Sebab kuota yang akan diberangkatkan sangat sedikit. Arab Saudi sudah mengumumkan kuota haji tahun ini 60 ribu jamaah dan 45 ribu di antaranya jamaah haji dari luar Arab Saudi.
Perkiraan biaya haji yang melonjak tinggi itu disampaikan Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi di Jakarta, kemarin, (24/5). Dia mengatakan meskipun sudah ada informasi kuota haji 2021, tetapi masyarakat Indonesia masih menunggu pembagian kuota secara resmi dari Arab Saudi.
"Jikapun Indonesia dapat kuota, sepertinya sedikit sekali," katanya.
Karena kuota yang sangat kecil, maka membuat biaya haji menjadi tinggi. Di antara penyebabnya adalah biaya kru yang dibawa dalam penyelenggaraan haji menjadi sangat mahal. Belum lagi biaya-biaya yang ditimbulkan karena adanya penerapan protokol kesehatan baik di Indonesia maupun nanti di Arab Saudi.
Syam menyarankan supaya penyelenggaraan haji, khususnya untuk haji khusus tahun ini ditunda terlebih dahulu. Sampai kondisi di Indonesia maupun dari Arab Saudi sudah tidak diselimuti pandemi Covid-19. Sehingga jamaah bisa lebih tenang, khusyuk, dan maksimal dalam menyelenggarakan ibadah haji.
Untuk jamaah haji reguler, kenaikan biaya haji bisa saja ditalangi dari dana yang tersimpan di Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Tetapi untuk haji khusus, harus menanggung sendiri kenaikan biaya haji akibat pandemi Covid-19. Apalagi banyak jamaah yang baru pertama kali menjalankan ibadah haji. Mereka tentu ingin menjalankan ibadah haji termasuk rangkaian ibadah sunah semaksimal mungkin selama di Arab Saudi. Kemudian belum tentu jamaah bersangkutan bisa berangkat haji kembali dalam waktu dekat. Sebab haji umumnya dilakukan sekali untuk seumur hidup.
Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Khoirizi H Dasir menegaskan belum ada informasi resmi tentang teknis penyelenggaraan haji 2021 dari Kementerian Haji Arab Saudi. "Jika benar bahwa Arab Saudi membuka pemberangkatan haji 2021 untuk jamaah dari luar negaranya, meski kuotanya terbatas, tentu ini harus kita syukuri," tuturnya.
Jika nanti Indonesia bisa mengirim jamaah haji, Kemenag menyambut positif. Sebab jamaah Indonesia sudah menunggu lama untuk bisa berhaji. Apalagi tahun lalu juga tidak ada pengiriman jamaah haji asal Indonesia. Khoirizi menegaskan sampai saat ini Kemenag belum mendapatkan informasi resmi soal dibukanya pengiriman jamaah haji dari luar Arab Saudi.
Khoirizi mengatakan Kemenag pekan lalu sudah berkoordinasi dengan WHO Indonesia dan Kementerian Kesehatan tentang vaksin Sinovac yang sudah disuntikkan ke sejumlah calon jamaah haji Indonesia. Dalam pertemuan tersebut belum ada informasi resmi apapun dari Arab Saudi terkait penggunaan vaksin dan aspek penyelenggaraan haji lainnya.(wan/jpg)