JAKARTA (RIAUPOS.CO) โ Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengharapkan, rapid test terlebih dahulu digunakan oleh orang yang bersentuhan dengan pasien terinfeksi virus korona atau Covid-19. Terlebih, rapid test di Indonesia hingga saat ini masih terbatas.
โRapid test kita itu masih terbatas, bukan berarti adanya rapid test seluruh penduduk yang nggak ada gejala ikut rapid test,โ kata Direktur Managemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Kemendagri, Safrizal Za di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (25/3).
Safrizal mengaku, telah melakukan koordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta terkait penggunaan rapid test. Hasil koordinasi itu dianjurkan rapid test untuk orang yang telah bersentuhan dengan pasien positif Covid-19, misalnya para tenaga medis yang setiap hari menangani pasien korona.
โSaya koordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta, yang dianjurkan rapid test orang-orang yang selama ini melakukan kontak dekat dengan pasien positif. Ini dulu yang ditangani,โ ucap Safrizal.
โSemalam DKI Jakarta telah membagi rapid test ke puskesmas-puskesmas di seluruh DKI Jakarta. Masyarakat yang ditangani yang punya gejala,โ sambungnya.
Menurutnya, orang yang memiliki gejala ringan pun harus didahulukan pemeriksaan rapid test. Mereka harus segera dirujuk ke rumah sakit yang menangani pasien Covid-19.
โOrang yang dicurigai atau masuk ke dalam list karena pernah kontak dekat, yang memiliki gejala ringan dapat dilakukan rapid test di tempat rujukan,โ pungkasnya.
Untuk diketahui, secara nasional tercatat ada 666 pasien positif terinfeksi virus korona, 55 meninggal, dan 30 pasien dinyatakan sembuh.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman