Rabu, 31 Desember 2025
spot_img
spot_img

Banjir dan Ancaman Jalan Putus

Belum lama ini muncul informasi di media sosial (medsos), air terjun di Lembah Anai Sumatera Barat airnya melimpah sampai ke tepi jalan. Warga yang akan melintasi wilayah ini terpaksa berhati-hati, bahkan ada yang balik arah.

Padahal biasanya air terjun di Lembai Anai ini jauh dari jalan, namun saat musim hujan seperti sekarang ini, debit airnya melimpah, sehingga membahayakan pengguna jalan. Kondisi ini memberi sinyal bahwa curah hujan saat ini sangat tinggi.

Demikian juga di wilayah Limapuluh Kota, Sumatera  Barat, jalan retak, sehingga menghambat lalu lintas dari Sumbar ke Riau. Antrean panjang mobil yang membuat lama perjalanan dari Riau ke Sumbar berbeda dibandingkan biasanya. Ditambah lagi saat ini libur sekolah, banyak orang tua yang membawa anaknya liburan ke Sumbar atau sekalian balik kampung.

Musim liburan akhir tahun, Natal dan Tahun Baru, tentunya jalur lintas Riau-Sumbar sangat padat, ini akan menambah deretan antrean kendaraan di wilayah Limapuluh Kota.

Bukan hanya jalan retak, di Solok muncul banjir bandang disertai galodo, menyebabkan warga harus mengungsi ke tempat yang aman.

Itu kondisi di Sumbar, bagaimaan di Riau? Banjir masih menggenangi sebagian wilayah Riau, yakni wilayah Kuantan Singingi, bantaran Kuantan menyebabkan banjir. Di Inhu, bantaran Sungai Indragiri juga menyebabkan banjir. Begitu juga bantaran Sungai Kampar, yang melewati wilayah Kampar dan Pelalawan, rakyat di wilayah ini pun mengalami penderitaan, tersebab rumahnya terendam air.

Ketika rumah terendam, maka listrik di rumah pun padam. Mau pergi pun harus menggunakan sampan, karena jalan terendam air. Mau bekerja ke kebun pun tidak bisa, karena kabun karet, sawit, tanaman palawija dan buah-buahan di kebun terendam air. Semua aktivitas terhenti.

Agaknya perlu tata ruang banjir, sehingga banjir yang melanda wilayah Riau dapat ditangani dengan baik. Perlu penanganan lintas kabupaten/kota bahkan provinsi.

Belum lama ini banjir yang melanda Solok menyebabkan korban jiwa, dan korban jiwa ditemukan di Provinsi Jambi, artinya alur sungai di Sumbar mengalir ke Jambi. Begitu juga alur Sungai Kuantan, hulunya ada di Sumbar. 

Penangan banjir tidak lagi hanya dilakukan oleh provinsi tetapi lintas provinsi, sehingga sungai terjaga dari pencemaran, tidak kekeringan saat kemarau dan tidak meluap saat musim hujan.

Indikasi suatu wilayah apakah lingkungannya masih terjaga atau sudah rusak, cukup dilihat sungainya. Jika air sungainya sudah tercemar, maka rusaklah lingkungan wilayah tersebut. Jika airnya masih terjaga, jernih, dan aman dari ancaman banjir, maka tata wilayah daerah itu masih baik.

Sungai merupakan lambang peradaban Melayu, sebab sungai merupakan sarana transportasi dari dulu hingga ini. Sungai sebagai sumber penghasilan bagi penduduk yang bermukim di bantaran sungai. Sungai juga yang memberikan keseimbangan alam, karena air dari hulu dialirkan secara merata ke seluruh daerah. Sudah sepantasnya kita menjaga sungai, jangan biarkan dia murka, memunculkan banjir dan menyisakan duka.***

Belum lama ini muncul informasi di media sosial (medsos), air terjun di Lembah Anai Sumatera Barat airnya melimpah sampai ke tepi jalan. Warga yang akan melintasi wilayah ini terpaksa berhati-hati, bahkan ada yang balik arah.

Padahal biasanya air terjun di Lembai Anai ini jauh dari jalan, namun saat musim hujan seperti sekarang ini, debit airnya melimpah, sehingga membahayakan pengguna jalan. Kondisi ini memberi sinyal bahwa curah hujan saat ini sangat tinggi.

Demikian juga di wilayah Limapuluh Kota, Sumatera  Barat, jalan retak, sehingga menghambat lalu lintas dari Sumbar ke Riau. Antrean panjang mobil yang membuat lama perjalanan dari Riau ke Sumbar berbeda dibandingkan biasanya. Ditambah lagi saat ini libur sekolah, banyak orang tua yang membawa anaknya liburan ke Sumbar atau sekalian balik kampung.

Musim liburan akhir tahun, Natal dan Tahun Baru, tentunya jalur lintas Riau-Sumbar sangat padat, ini akan menambah deretan antrean kendaraan di wilayah Limapuluh Kota.

Bukan hanya jalan retak, di Solok muncul banjir bandang disertai galodo, menyebabkan warga harus mengungsi ke tempat yang aman.

- Advertisement -

Itu kondisi di Sumbar, bagaimaan di Riau? Banjir masih menggenangi sebagian wilayah Riau, yakni wilayah Kuantan Singingi, bantaran Kuantan menyebabkan banjir. Di Inhu, bantaran Sungai Indragiri juga menyebabkan banjir. Begitu juga bantaran Sungai Kampar, yang melewati wilayah Kampar dan Pelalawan, rakyat di wilayah ini pun mengalami penderitaan, tersebab rumahnya terendam air.

Ketika rumah terendam, maka listrik di rumah pun padam. Mau pergi pun harus menggunakan sampan, karena jalan terendam air. Mau bekerja ke kebun pun tidak bisa, karena kabun karet, sawit, tanaman palawija dan buah-buahan di kebun terendam air. Semua aktivitas terhenti.

- Advertisement -

Agaknya perlu tata ruang banjir, sehingga banjir yang melanda wilayah Riau dapat ditangani dengan baik. Perlu penanganan lintas kabupaten/kota bahkan provinsi.

Belum lama ini banjir yang melanda Solok menyebabkan korban jiwa, dan korban jiwa ditemukan di Provinsi Jambi, artinya alur sungai di Sumbar mengalir ke Jambi. Begitu juga alur Sungai Kuantan, hulunya ada di Sumbar. 

Penangan banjir tidak lagi hanya dilakukan oleh provinsi tetapi lintas provinsi, sehingga sungai terjaga dari pencemaran, tidak kekeringan saat kemarau dan tidak meluap saat musim hujan.

Indikasi suatu wilayah apakah lingkungannya masih terjaga atau sudah rusak, cukup dilihat sungainya. Jika air sungainya sudah tercemar, maka rusaklah lingkungan wilayah tersebut. Jika airnya masih terjaga, jernih, dan aman dari ancaman banjir, maka tata wilayah daerah itu masih baik.

Sungai merupakan lambang peradaban Melayu, sebab sungai merupakan sarana transportasi dari dulu hingga ini. Sungai sebagai sumber penghasilan bagi penduduk yang bermukim di bantaran sungai. Sungai juga yang memberikan keseimbangan alam, karena air dari hulu dialirkan secara merata ke seluruh daerah. Sudah sepantasnya kita menjaga sungai, jangan biarkan dia murka, memunculkan banjir dan menyisakan duka.***

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

Belum lama ini muncul informasi di media sosial (medsos), air terjun di Lembah Anai Sumatera Barat airnya melimpah sampai ke tepi jalan. Warga yang akan melintasi wilayah ini terpaksa berhati-hati, bahkan ada yang balik arah.

Padahal biasanya air terjun di Lembai Anai ini jauh dari jalan, namun saat musim hujan seperti sekarang ini, debit airnya melimpah, sehingga membahayakan pengguna jalan. Kondisi ini memberi sinyal bahwa curah hujan saat ini sangat tinggi.

Demikian juga di wilayah Limapuluh Kota, Sumatera  Barat, jalan retak, sehingga menghambat lalu lintas dari Sumbar ke Riau. Antrean panjang mobil yang membuat lama perjalanan dari Riau ke Sumbar berbeda dibandingkan biasanya. Ditambah lagi saat ini libur sekolah, banyak orang tua yang membawa anaknya liburan ke Sumbar atau sekalian balik kampung.

Musim liburan akhir tahun, Natal dan Tahun Baru, tentunya jalur lintas Riau-Sumbar sangat padat, ini akan menambah deretan antrean kendaraan di wilayah Limapuluh Kota.

Bukan hanya jalan retak, di Solok muncul banjir bandang disertai galodo, menyebabkan warga harus mengungsi ke tempat yang aman.

Itu kondisi di Sumbar, bagaimaan di Riau? Banjir masih menggenangi sebagian wilayah Riau, yakni wilayah Kuantan Singingi, bantaran Kuantan menyebabkan banjir. Di Inhu, bantaran Sungai Indragiri juga menyebabkan banjir. Begitu juga bantaran Sungai Kampar, yang melewati wilayah Kampar dan Pelalawan, rakyat di wilayah ini pun mengalami penderitaan, tersebab rumahnya terendam air.

Ketika rumah terendam, maka listrik di rumah pun padam. Mau pergi pun harus menggunakan sampan, karena jalan terendam air. Mau bekerja ke kebun pun tidak bisa, karena kabun karet, sawit, tanaman palawija dan buah-buahan di kebun terendam air. Semua aktivitas terhenti.

Agaknya perlu tata ruang banjir, sehingga banjir yang melanda wilayah Riau dapat ditangani dengan baik. Perlu penanganan lintas kabupaten/kota bahkan provinsi.

Belum lama ini banjir yang melanda Solok menyebabkan korban jiwa, dan korban jiwa ditemukan di Provinsi Jambi, artinya alur sungai di Sumbar mengalir ke Jambi. Begitu juga alur Sungai Kuantan, hulunya ada di Sumbar. 

Penangan banjir tidak lagi hanya dilakukan oleh provinsi tetapi lintas provinsi, sehingga sungai terjaga dari pencemaran, tidak kekeringan saat kemarau dan tidak meluap saat musim hujan.

Indikasi suatu wilayah apakah lingkungannya masih terjaga atau sudah rusak, cukup dilihat sungainya. Jika air sungainya sudah tercemar, maka rusaklah lingkungan wilayah tersebut. Jika airnya masih terjaga, jernih, dan aman dari ancaman banjir, maka tata wilayah daerah itu masih baik.

Sungai merupakan lambang peradaban Melayu, sebab sungai merupakan sarana transportasi dari dulu hingga ini. Sungai sebagai sumber penghasilan bagi penduduk yang bermukim di bantaran sungai. Sungai juga yang memberikan keseimbangan alam, karena air dari hulu dialirkan secara merata ke seluruh daerah. Sudah sepantasnya kita menjaga sungai, jangan biarkan dia murka, memunculkan banjir dan menyisakan duka.***

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari