JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Dunia masih harus bersabar menghadapi pandemi Covid-19. Di tengah korban jiwa yang terus bertambah dan lonjakan kasus, para peneliti terus berjuang menemukan vaksin yang efektif dan aman. Terlepas dari itu, miliarder Amerika Serikat, Bill Gates yakin bahwa pandemi akan berakhir tak lama lagi.
Dilansir dari The Ladders, Kamis (24/9), pendiri Microsoft berbicara tentang pandemi yang sedang berlangsung. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, dia membeberkan bahwa skenario terbaik untuk mengakhiri pandemi mungkin tidak sampai tahun 2022. Berbicara kepada "Fox News Sunday", Gates mengatakan bahwa dia yakin hidup akan kembali normal pada musim panas 2021. Itu tak lepas dari potensi vaksin Covid-19, yang kemungkinan akan dirilis sekitar awal 2021.
"Akhir dari epidemi kasus, terbaik mungkin 2022. Tapi selama 2021, angka kasusnya akan bisa menurunkannya, jika kita mengambil pendekatan global," kata Gates dalam wawancara.
"Jadi, Anda tahu, syukurlah teknologi vaksin ada di sana, ada pendanaan, sehingga perusahaan menempatkan orang-orang terbaiknya. Itulah mengapa saya optimis pandemi ini tidak akan bertahan selamanya," tegasnya.
Gates juga mengungkapkan ketidaksenangannya dengan kurangnya pengujian di negara khususnya bagaimana AS menangani pandemi dibandingkan dengan negara lain yang mampu membuka kembali perekonomian dan kembali ke kehidupan normal. "Sayangnya, kami melakukan pekerjaan yang sangat buruk, dan Anda bisa melihat angka-angka itu jika Anda membandingkan negara-negara Asia seperti Korea Selatan dan Australia," kata Gates.
Gates juga menyesalkan masih terjadinya pasien sulit mengetahui hasil tes swab dalam 24 jam. "Orang tidak mendapatkan hasil dalam 24 jam, ini memalukan masih saja terjadi," ujarnya.
Gates sebelumnya menguraikan tiga langkah yang harus diambil AS dalam perang melawan Covid-19 pada awal pandemi April. Dalam op-ed untuk The Washington Post, Gates menyerukan penutupan nasional termasuk perjalanan di AS. Dia juga menyerukan peningkatan pengujian dan menemukan vaksin dengan pendekatan berbasis data.
Profesor penyakit menular di National University of Singapore, Dale Fisher, mengatakan kepada CNBC bahwa meski vaksin akan membantu menurunkan kasus, namun hal itu bukan sulap. Dia menyebutnya vaksin tidak akan menjadi happy ending seperti dongeng.
"Saya akan melihat vaksin hanya membantu (situasi), namun tidak akan menjadi (akhir) dongeng dimana vaksin 100 persen efektif dan 100 persen orang akan memakainya, lalu semua normal," kata Dale Fisher.
"Jadi saya pikir tetap perlu melakukan intervensi non-farmakologis, seperti pemakaian masker dan pembatasan pertemuan dan hal-hal seperti itu untuk waktu yang lama," tegasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi