Jumat, 20 September 2024

Tito Ungkap Penyebab Kerusuhan Wamena, dari Isu Rasis hingga Penyusup

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mulai mengidentifikasi pemyebab kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua kemarin, Senin (23/9). Data awal mengarah pada dugaan adanya berita bohong atau hoax yang tersebar di kalangan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA).

Tito menjelaskan, isu yang beredar di kalangan siswa bahwa ada seorang guru yang menyebut anak didiknya dengan sebutan kera (monyet). Namun, setelah didalami, guru tersebut sebetulnya mengucapkan kata keras.

“Di hari yang sama (dengan kerusuhan di Expo Waena), pagi harinya di SMA PGRI ada isu bahwa ada seorang guru yang sedang mengajar menyampaikan pada muridnya bahwa kalau bicara keras,” kata Tito dalam jumpa pers di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (24/9).

Baca Juga:  Petenis Cantik Camila Giorgi Pamer Foto Syur

“Terdengar, oleh murid ini kera. Sehingga dikatakan ke temannya bahwa dikatakan monyet. Padahal yang dikatakan ‘jangan bicara keras’. Hanya saja mungkin tonenya, dan (huruf) S nya terdengar lemah,” tambahnya.

- Advertisement -

Isu tersebut kemudian tersebar dengan cepat. Narasi yang dibangun yakni seorang guru bersikap rasis kepada anak didiknya. Kejadian ini kemudian berujung pada aksi demonstrasi para siswa di depan kantor Bupati Wamena.

Saat aksi berlangsung, diduga ada sejumlah oknum-oknum yang tak bertanggungjawab menyusup di tengah kerumunan massa. Untuk berkamuflase, mereka berpenampilan dengan seragam siswa. Oknum ini mulai melakukan provokasi hingga terjadi kerusuhan.

- Advertisement -

“Dan kita yakin yang mengembangkannya adalah kelompok tadi, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang menggunakan segaram SMA. Kita sedang cari orangnya,” ucap Tito.

Baca Juga:  Keterisian Rumah Sakit Jadi Indikator Keparahan

Aparat gabungan saat itu sudah dengan cepat menenangkan massa. Namun, jumlah demonstran terlampau banyak mencapai 2000 orang. Sehingga sulit dinetralisir. Massa kemudian langsung bersikap anarkis. Saling lempar batu hingga terjadi pembakaran sejumlah bangunan. Kantor Bupati Wamena juga tak luput dari amuk massa.

“Ada yang melempar batu ke toko di sekitar, bakar kantor bupati, rusak fasilitas, mobil dan motor dibakar,” jelas Tito.

Melihat aksi anarkis ini, petugas kemudian berusaha memukul mundur massa. Sejumlah massa yang diduga provokator maupun yang diduga perusuh diamankan untuk dimintai keterangan. Saat ini aparat gabungan baik TNI dan Polri terus menjaga situasi di Wamena agar kerusuhan tidak terjadi kembali.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mulai mengidentifikasi pemyebab kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua kemarin, Senin (23/9). Data awal mengarah pada dugaan adanya berita bohong atau hoax yang tersebar di kalangan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA).

Tito menjelaskan, isu yang beredar di kalangan siswa bahwa ada seorang guru yang menyebut anak didiknya dengan sebutan kera (monyet). Namun, setelah didalami, guru tersebut sebetulnya mengucapkan kata keras.

“Di hari yang sama (dengan kerusuhan di Expo Waena), pagi harinya di SMA PGRI ada isu bahwa ada seorang guru yang sedang mengajar menyampaikan pada muridnya bahwa kalau bicara keras,” kata Tito dalam jumpa pers di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (24/9).

Baca Juga:  Kristen Stewart Akan Perankan Putri Diana dalam Film Barunya

“Terdengar, oleh murid ini kera. Sehingga dikatakan ke temannya bahwa dikatakan monyet. Padahal yang dikatakan ‘jangan bicara keras’. Hanya saja mungkin tonenya, dan (huruf) S nya terdengar lemah,” tambahnya.

Isu tersebut kemudian tersebar dengan cepat. Narasi yang dibangun yakni seorang guru bersikap rasis kepada anak didiknya. Kejadian ini kemudian berujung pada aksi demonstrasi para siswa di depan kantor Bupati Wamena.

Saat aksi berlangsung, diduga ada sejumlah oknum-oknum yang tak bertanggungjawab menyusup di tengah kerumunan massa. Untuk berkamuflase, mereka berpenampilan dengan seragam siswa. Oknum ini mulai melakukan provokasi hingga terjadi kerusuhan.

“Dan kita yakin yang mengembangkannya adalah kelompok tadi, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang menggunakan segaram SMA. Kita sedang cari orangnya,” ucap Tito.

Baca Juga:  Keluarga Almarhum Menangis dari Luar Pagar Pemakaman

Aparat gabungan saat itu sudah dengan cepat menenangkan massa. Namun, jumlah demonstran terlampau banyak mencapai 2000 orang. Sehingga sulit dinetralisir. Massa kemudian langsung bersikap anarkis. Saling lempar batu hingga terjadi pembakaran sejumlah bangunan. Kantor Bupati Wamena juga tak luput dari amuk massa.

“Ada yang melempar batu ke toko di sekitar, bakar kantor bupati, rusak fasilitas, mobil dan motor dibakar,” jelas Tito.

Melihat aksi anarkis ini, petugas kemudian berusaha memukul mundur massa. Sejumlah massa yang diduga provokator maupun yang diduga perusuh diamankan untuk dimintai keterangan. Saat ini aparat gabungan baik TNI dan Polri terus menjaga situasi di Wamena agar kerusuhan tidak terjadi kembali.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari