- Advertisement -
PYONGYANG (RIAUPOS.CO) – Sejumlah besar warga Korea Utara (Korut) termasuk pemimpinya, Kim Jong Un menghadiri pemakaman seorang pejabat tinggi militer. Kehadiran Kim Jong Un terlihat tanpa masker di tengah situasi darurat Covid-19 yang terjadi di negara itu.
Sejak awal Mei, varian Omicron menyerang Korut dan membuat jutaan orang mengalami demam setiap hari. Media pemerintah mengatakan pada Senin (23/5/2022) bahwa 2,8 juta orang jatuh sakit karena demam yang tidak diketahui. Sebanyak 68 meninggal sejak akhir April.
- Advertisement -
Korut memiliki kemampuan pengujian Covid-19 yang terbatas. Kantor berita resmi Korut, KCNA mengatakan Kim menghadiri pemakaman Hyon Chol Hae pada Ahad (22/5/2022). Hyon merupakan seorang marshal Tentara Rakyat Korea yang dilaporkan memainkan peran kunci dalam mempersiapkannya sebagai pemimpin negara berikutnya sebelum ayah Kim meninggal pada akhir 2011.
Foto-foto media pemerintah menunjukkan Kim dengan wajah tanpa masker membawa peti mati Hyon dengan pria lain yang mengenakan masker sebelum dia melemparkan tanah ke liang lahat. Sejumlah tentara yang mengenakan seragam hijau memberi hormat.
Korut mempertahankan penguncian nasional dan aturan ketat lainnya untuk mengekang Covid-19. Pergerakan wilayah ke wilayah dilarang, tetapi kegiatan pertanian, ekonomi, dan industri utama lainnya terus berlanjut dalam upaya nyata untuk meminimalkan penurunan ekonomi negara itu.
- Advertisement -
KCNA mengatakan pada Senin (23/5/2022) bahwa 167.650 kasus baru demam telah terdeteksi dalam periode 24 jam terakhir. Ini penurunan penting dari puncak sekitar 390.000 yang dilaporkan sekitar satu minggu lalu. Dikatakan satu orang lagi meninggal dan tingkat kematian akibat demam adalah 0,002 persen.
Para ahli mempertanyakan jumlah sebenarnya, mengingat 26 juta orang Korut sebagian besar tidak divaksinasi. Sistem perawatan kesehatan masyarakat hampir terganggu dan kekurangan obat-obatan.
Sebelum mengakui wabah Omicron pada 12 Mei, Korut bersikeras bahwa negara itu bebas virus Corona. Korut menolak jutaan vaksin yang ditawarkan oleh program distribusi COVAX yang didukung PBB dan tidak menanggapi tawaran obat-obatan dan bantuan lain dari Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman
PYONGYANG (RIAUPOS.CO) – Sejumlah besar warga Korea Utara (Korut) termasuk pemimpinya, Kim Jong Un menghadiri pemakaman seorang pejabat tinggi militer. Kehadiran Kim Jong Un terlihat tanpa masker di tengah situasi darurat Covid-19 yang terjadi di negara itu.
Sejak awal Mei, varian Omicron menyerang Korut dan membuat jutaan orang mengalami demam setiap hari. Media pemerintah mengatakan pada Senin (23/5/2022) bahwa 2,8 juta orang jatuh sakit karena demam yang tidak diketahui. Sebanyak 68 meninggal sejak akhir April.
- Advertisement -
Korut memiliki kemampuan pengujian Covid-19 yang terbatas. Kantor berita resmi Korut, KCNA mengatakan Kim menghadiri pemakaman Hyon Chol Hae pada Ahad (22/5/2022). Hyon merupakan seorang marshal Tentara Rakyat Korea yang dilaporkan memainkan peran kunci dalam mempersiapkannya sebagai pemimpin negara berikutnya sebelum ayah Kim meninggal pada akhir 2011.
Foto-foto media pemerintah menunjukkan Kim dengan wajah tanpa masker membawa peti mati Hyon dengan pria lain yang mengenakan masker sebelum dia melemparkan tanah ke liang lahat. Sejumlah tentara yang mengenakan seragam hijau memberi hormat.
- Advertisement -
Korut mempertahankan penguncian nasional dan aturan ketat lainnya untuk mengekang Covid-19. Pergerakan wilayah ke wilayah dilarang, tetapi kegiatan pertanian, ekonomi, dan industri utama lainnya terus berlanjut dalam upaya nyata untuk meminimalkan penurunan ekonomi negara itu.
KCNA mengatakan pada Senin (23/5/2022) bahwa 167.650 kasus baru demam telah terdeteksi dalam periode 24 jam terakhir. Ini penurunan penting dari puncak sekitar 390.000 yang dilaporkan sekitar satu minggu lalu. Dikatakan satu orang lagi meninggal dan tingkat kematian akibat demam adalah 0,002 persen.
Para ahli mempertanyakan jumlah sebenarnya, mengingat 26 juta orang Korut sebagian besar tidak divaksinasi. Sistem perawatan kesehatan masyarakat hampir terganggu dan kekurangan obat-obatan.
Sebelum mengakui wabah Omicron pada 12 Mei, Korut bersikeras bahwa negara itu bebas virus Corona. Korut menolak jutaan vaksin yang ditawarkan oleh program distribusi COVAX yang didukung PBB dan tidak menanggapi tawaran obat-obatan dan bantuan lain dari Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman