Sabtu, 23 November 2024
spot_img

6.000 Petisi Terjawab Usai Andi Taufan dan Belva Mundur?

JAKARTA (RIAUPOS.CO)Mundurnya Staf Khusus Presiden Andi Taufan Garuda dan Adamas Belva Syah Devara menjawab tuntutan masyarakat terkait petisi change.org mengenai Evaluasi Stafsus Presiden yang sudah didukung lebih dari 6.000 tanda tangan.

Petisi tersebut diinisiasi oleh Kharis Subarkha Koordinator Milenial Rebahan Anti Baper dan Peduli Bangsa. Dalam Petisinya, Kharis menekankan dua Staf Khusus Presiden, yakni Andi Taufan Garuda dan Adamas Belva Syah yang diduga terlibat konflik kepentingan.

Kharis menyebut, Andi Taufan Garuda diduga menyalahgunakan wewenangnya ketika mengirim Surat dengan Kop Sekretariat Kabinet dengan Nomor : 003/S-SKP-ATGP/IV/2020 Perihal Kerjasama relawan desa lawan Covid-19 kepada Camat seluruh indonesia dengan PT. Amartha Mikro Fintech.

Baca Juga:  Segini Bayaran Gal Gadot untuk Promosikan "Wonder Woman 1984"

Kharis menduga, hal itu merupakan konflik kepentingan karena Andi Taufan Garuda adalah Founder PT. Amartha Mikro Fintech. Sementara itu, Adamas Belva Syah juga diramaikan setelah kerjasama Kartu Pra Kerja dengan platform digital Skill Akademi Ruang Guru. Pasalnya Belva Devara merupakan pemilik dari Ruang Guru.

Kharis menyampaikan, kurang dari dua minggu setelah memulai petisi, Andi dan Belva mundur dari posisi Staf Khusus Presiden. Menurutnya, langkah kedua orang tersebut kental nuansa konflik kepentingan.

“Dua tuntutan kita terhadap Staf Khusus Presiden Andi Taufan Garuda dan Adamas Belva Syah Devara sudah terjawab. Kedua staf khusus presiden tersebut akhirnya dengan sadar diri mengundurkan diri dari jabatannya,” tulis Kharis dalam petisi sebagaimana dikutip dari Change.org, Jumat (24/4).

Baca Juga:  Gelar Pernikahan Tertutup

Kharis mengharapkan, publik untuk terus mengingatkan Presiden agar tidak salah langkah dalam memilih pembantunya terutama di lingkaran istana. Sehingga tidak membuat gaduh dan bisa fokus membantu presiden sesuai dengan arahan serta aturan dan perintah Presiden.

“Tentunya dengan seleksi dan fit and proper test yg ketat serta belajar dari kesalahan sebelumnya. Sekali lagi, terima kasih ya teman-teman. Jangan berhenti suarakan kebenaran untuk mendukung Pemerintahan yang bersih,” pungkasnya.

Sumber: JawaPos.com

Editor: Deslina

JAKARTA (RIAUPOS.CO)Mundurnya Staf Khusus Presiden Andi Taufan Garuda dan Adamas Belva Syah Devara menjawab tuntutan masyarakat terkait petisi change.org mengenai Evaluasi Stafsus Presiden yang sudah didukung lebih dari 6.000 tanda tangan.

Petisi tersebut diinisiasi oleh Kharis Subarkha Koordinator Milenial Rebahan Anti Baper dan Peduli Bangsa. Dalam Petisinya, Kharis menekankan dua Staf Khusus Presiden, yakni Andi Taufan Garuda dan Adamas Belva Syah yang diduga terlibat konflik kepentingan.

- Advertisement -

Kharis menyebut, Andi Taufan Garuda diduga menyalahgunakan wewenangnya ketika mengirim Surat dengan Kop Sekretariat Kabinet dengan Nomor : 003/S-SKP-ATGP/IV/2020 Perihal Kerjasama relawan desa lawan Covid-19 kepada Camat seluruh indonesia dengan PT. Amartha Mikro Fintech.

Baca Juga:  Hari Ini, Setya Novanto Dihadirkan untuk Sidang Perkara Sofyan Basir

Kharis menduga, hal itu merupakan konflik kepentingan karena Andi Taufan Garuda adalah Founder PT. Amartha Mikro Fintech. Sementara itu, Adamas Belva Syah juga diramaikan setelah kerjasama Kartu Pra Kerja dengan platform digital Skill Akademi Ruang Guru. Pasalnya Belva Devara merupakan pemilik dari Ruang Guru.

- Advertisement -

Kharis menyampaikan, kurang dari dua minggu setelah memulai petisi, Andi dan Belva mundur dari posisi Staf Khusus Presiden. Menurutnya, langkah kedua orang tersebut kental nuansa konflik kepentingan.

“Dua tuntutan kita terhadap Staf Khusus Presiden Andi Taufan Garuda dan Adamas Belva Syah Devara sudah terjawab. Kedua staf khusus presiden tersebut akhirnya dengan sadar diri mengundurkan diri dari jabatannya,” tulis Kharis dalam petisi sebagaimana dikutip dari Change.org, Jumat (24/4).

Baca Juga:  Kemenkum HAM Dukung Pemulihan Kesehatan dan Ekonomi Melalui Revolusi Digital

Kharis mengharapkan, publik untuk terus mengingatkan Presiden agar tidak salah langkah dalam memilih pembantunya terutama di lingkaran istana. Sehingga tidak membuat gaduh dan bisa fokus membantu presiden sesuai dengan arahan serta aturan dan perintah Presiden.

“Tentunya dengan seleksi dan fit and proper test yg ketat serta belajar dari kesalahan sebelumnya. Sekali lagi, terima kasih ya teman-teman. Jangan berhenti suarakan kebenaran untuk mendukung Pemerintahan yang bersih,” pungkasnya.

Sumber: JawaPos.com

Editor: Deslina

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari