Minggu, 21 Desember 2025
spot_img

Singapura Tawarkan Air Fish 8 ke Indonesia

BATAM (RIAUPOS.CO) — Investor asal Singapura, Wigetworks Pte Ltd, berniat bekerja sama dengan Indonesia terkait sistem transportasi antarpulau. Langkah awal dimulai dengan kunjungan ke Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kamis (20/2) lalu.

Wigetworks merupakan sebuah perusahaan asal Singapura yang meluncurkan sistem transportasi marine craft. Potensinya sangat bagus jika digunakan sebagai sarana transportasi di negara kepulauan seperti Indonesia, Filipina, Polynesia, Karibia, dan lainnya. Untuk saat ini, Wigetworks berhasil membuat prototipe kapal terbang dengan nama The Air Fish 8.

Manager Wigetworks, Suhartono Setiawan, menjelaskan prototipe berbasis Jerman ini memiliki panjang 17 meter dengan lebar 15 meter, dan 4 kali lebih cepat dibanding kapal feri dengan kecepatan 196 kilometer per jam.

"Sistem ini membutuhkan landasan sepanjang 500 meter dan ditenagai oleh mesin mobil balap V8 500bhp bermuatan 7 liter bahan bakar 95 octane yang lebih murah dibanding avtur," ujarnya.

Baca Juga:  Siapkan Enam Program Prioritas di Tahun 2022

Kapal terbang bernama Airfish 8 (Wigs) itu mampu mengangkut delapan penumpang. Dan saat ini masih dalam proses penelitian desain dan pembangunan kapal yang lebih besar untuk mengangkut 20 orang dengan target pasar yakni para turis menengah ke atas.

Suhartono menambahkan, Batam merupakan pilihan lokasi yang tepat untuk memproduksi wigetworks karena dekat dengan Singapura.

"Jika nantinya segala perizinan dan regulasi Wigetworks Pte Ltd sudah selesai, kita bisa mulai di Batam dengan Research & Development (R&D) terlebih dahulu," imbuhnya.

Tahapan pertama dimulai dari 2020 hingga 2023, dimana Wigetworks akan fokus di R&D dengan total investasi satu hingga 2,5 juta dolar Amerika. Selanjutnya dari 2023, proses produksi akan dimulai dengan investasi sekitar 10 juta dolar Amerika.

Baca Juga:  Sahril: Pendidikan Fokus Utama di APBD

Tidak hanya itu, stasiun bersandar yang dibutuhkan Wigs dapat dibangun dengan sangat sederhana, murah, bahkan dengan metode tradisional seperti dermaga kayu dan ponton plastik.

"Lambung kapalnya yang kecil memungkinkan untuk membangun docking station seluas lebih kurang 3 hektare di perairan dangkal dekat dengan garis pantai," paparnya.

Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Dendi Gustinandar, sangat antusias dan berharap melalui kunjungan ini nantinya Wigetworks Pte Ltd dapat meningkatkan nilai investasi Batam dengan membangun tempat penelitian dan pengembangannya di Batam.

Sumber: Batampos.co.id
Editor: Rinaldi

 

BATAM (RIAUPOS.CO) — Investor asal Singapura, Wigetworks Pte Ltd, berniat bekerja sama dengan Indonesia terkait sistem transportasi antarpulau. Langkah awal dimulai dengan kunjungan ke Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kamis (20/2) lalu.

Wigetworks merupakan sebuah perusahaan asal Singapura yang meluncurkan sistem transportasi marine craft. Potensinya sangat bagus jika digunakan sebagai sarana transportasi di negara kepulauan seperti Indonesia, Filipina, Polynesia, Karibia, dan lainnya. Untuk saat ini, Wigetworks berhasil membuat prototipe kapal terbang dengan nama The Air Fish 8.

Manager Wigetworks, Suhartono Setiawan, menjelaskan prototipe berbasis Jerman ini memiliki panjang 17 meter dengan lebar 15 meter, dan 4 kali lebih cepat dibanding kapal feri dengan kecepatan 196 kilometer per jam.

"Sistem ini membutuhkan landasan sepanjang 500 meter dan ditenagai oleh mesin mobil balap V8 500bhp bermuatan 7 liter bahan bakar 95 octane yang lebih murah dibanding avtur," ujarnya.

Baca Juga:  Marhalim: Seniman Riau Harus Diperhatikan Pemprov di Tengah Pandemi Corona

Kapal terbang bernama Airfish 8 (Wigs) itu mampu mengangkut delapan penumpang. Dan saat ini masih dalam proses penelitian desain dan pembangunan kapal yang lebih besar untuk mengangkut 20 orang dengan target pasar yakni para turis menengah ke atas.

- Advertisement -

Suhartono menambahkan, Batam merupakan pilihan lokasi yang tepat untuk memproduksi wigetworks karena dekat dengan Singapura.

"Jika nantinya segala perizinan dan regulasi Wigetworks Pte Ltd sudah selesai, kita bisa mulai di Batam dengan Research & Development (R&D) terlebih dahulu," imbuhnya.

- Advertisement -

Tahapan pertama dimulai dari 2020 hingga 2023, dimana Wigetworks akan fokus di R&D dengan total investasi satu hingga 2,5 juta dolar Amerika. Selanjutnya dari 2023, proses produksi akan dimulai dengan investasi sekitar 10 juta dolar Amerika.

Baca Juga:  Sahril: Pendidikan Fokus Utama di APBD

Tidak hanya itu, stasiun bersandar yang dibutuhkan Wigs dapat dibangun dengan sangat sederhana, murah, bahkan dengan metode tradisional seperti dermaga kayu dan ponton plastik.

"Lambung kapalnya yang kecil memungkinkan untuk membangun docking station seluas lebih kurang 3 hektare di perairan dangkal dekat dengan garis pantai," paparnya.

Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Dendi Gustinandar, sangat antusias dan berharap melalui kunjungan ini nantinya Wigetworks Pte Ltd dapat meningkatkan nilai investasi Batam dengan membangun tempat penelitian dan pengembangannya di Batam.

Sumber: Batampos.co.id
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

BATAM (RIAUPOS.CO) — Investor asal Singapura, Wigetworks Pte Ltd, berniat bekerja sama dengan Indonesia terkait sistem transportasi antarpulau. Langkah awal dimulai dengan kunjungan ke Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kamis (20/2) lalu.

Wigetworks merupakan sebuah perusahaan asal Singapura yang meluncurkan sistem transportasi marine craft. Potensinya sangat bagus jika digunakan sebagai sarana transportasi di negara kepulauan seperti Indonesia, Filipina, Polynesia, Karibia, dan lainnya. Untuk saat ini, Wigetworks berhasil membuat prototipe kapal terbang dengan nama The Air Fish 8.

Manager Wigetworks, Suhartono Setiawan, menjelaskan prototipe berbasis Jerman ini memiliki panjang 17 meter dengan lebar 15 meter, dan 4 kali lebih cepat dibanding kapal feri dengan kecepatan 196 kilometer per jam.

"Sistem ini membutuhkan landasan sepanjang 500 meter dan ditenagai oleh mesin mobil balap V8 500bhp bermuatan 7 liter bahan bakar 95 octane yang lebih murah dibanding avtur," ujarnya.

Baca Juga:  Sudah Dipantau, Ini Alasan Densus 88 Tak Segera Tangkap Abu Rara

Kapal terbang bernama Airfish 8 (Wigs) itu mampu mengangkut delapan penumpang. Dan saat ini masih dalam proses penelitian desain dan pembangunan kapal yang lebih besar untuk mengangkut 20 orang dengan target pasar yakni para turis menengah ke atas.

Suhartono menambahkan, Batam merupakan pilihan lokasi yang tepat untuk memproduksi wigetworks karena dekat dengan Singapura.

"Jika nantinya segala perizinan dan regulasi Wigetworks Pte Ltd sudah selesai, kita bisa mulai di Batam dengan Research & Development (R&D) terlebih dahulu," imbuhnya.

Tahapan pertama dimulai dari 2020 hingga 2023, dimana Wigetworks akan fokus di R&D dengan total investasi satu hingga 2,5 juta dolar Amerika. Selanjutnya dari 2023, proses produksi akan dimulai dengan investasi sekitar 10 juta dolar Amerika.

Baca Juga:  Siapkan Enam Program Prioritas di Tahun 2022

Tidak hanya itu, stasiun bersandar yang dibutuhkan Wigs dapat dibangun dengan sangat sederhana, murah, bahkan dengan metode tradisional seperti dermaga kayu dan ponton plastik.

"Lambung kapalnya yang kecil memungkinkan untuk membangun docking station seluas lebih kurang 3 hektare di perairan dangkal dekat dengan garis pantai," paparnya.

Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Dendi Gustinandar, sangat antusias dan berharap melalui kunjungan ini nantinya Wigetworks Pte Ltd dapat meningkatkan nilai investasi Batam dengan membangun tempat penelitian dan pengembangannya di Batam.

Sumber: Batampos.co.id
Editor: Rinaldi

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari