Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Organisasi Medis Minta PTM Dievaluasi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – LIMA organisasi profesi (OP) medis meminta pemerintah mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). Permintaan ini dipicu meningkatnya Covid-19 varian Omicron di Indonesia.

Kelima OP medis itu adalah Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Indonesia Intensif Indonesia (Perdatin), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (Perki), serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Secara khusus, pekan lalu mereka sudah berkirim surat ke empat kementerian. Yaitu Kemendikbudristek, Kemenag, Kemenkes, dan Kemendagri.

Dalam surat tersebut, mereka meminta pemerintah mengevaluasi pelaksanaan PTM seratus persen untuk anak-anak di bawah usia 11 tahun. Di antara pertimbangannya patuhan anak-anak usia 11 tahun ke bawah terhadap protokol kesehatan masih belum 100 persen. Kemudian belum tersedianya atau belum lengkapnya vaksinasi anak-anak usia kurang dari 11 tahun.

"Laporan dari beberapa negara, proporsi anak yang dirawat akibat infeksi Covid-19 varian Omicron lebih banyak dibandingkan varian-varian sebelumnya," kata Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) DR Dr Agus Dwi Susanto, SpP(K). Selain itu dilaporkan transmisi lokal varian Omicron di Indonesia terus meningkat, bahkan sudah ada kasus meninggal karena Omicron.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (PERKI) DR. Dr. Isman Firdaus, SpJP(K) mengatakan anak-anak potensial mengalami komplikasi berat.

"Yaitu multisystem inflammatory syndrome in children associated with Covid-19 (MIS-C)," katanya.

Baca Juga:  Larangan Bepergian Antarwilayah Dicabut

Kemudian juga berpotensi komplikasi long Covid-19 lainnya sebagaimana dewasa. Kondisi ini akan berdampak pada kinerja dan kesehatan organ tubuh lainnya. Dari pertimbangan itu, kelima OP medis mengajukan beberapa usulan. Di antaranya anak-anak dan keluarga tetap diperbolehkan untuk memilih pembelajaran tatap muka atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) berdasarkan kondisi dan profil risiko masing-masing keluarga. Kemudian Anak-anak yang memiliki komorbid dihimbau untuk memeriksakan diri terlebih dahulu ke dokter yang menangani.

Usulan berikutnya anak-anak yang sudah melengkapi imunisasi Covid-19 dan cakap dalam melaksanakan protokol kesehatan dapat mengikuti PTM. Kemudian mekanisme kontrol dan buka tutup sekolah seharusnya dilakukan secara transparan untuk memberikan keamanan publik.

Kasus Positif dan Sembuh Sama-Sama Bertambah 4 Orang

Pasien positif Covid-19 di Riau per Ahad (23/1) bertambah empat orang. Plt Kepala dinas kesehatan Riau Masrul Kasmy mengatakan, dengan penambahan empat pasien positif tersebut, maka total penderita Covid-19 di Riau menjadi 128.589 orang.

"Sementara itu untuk pasien yang sembuh juga bertambah empat orang. Sehingga total masih 124.449 orang yang sudah sembuh," katanya.

Untuk kabar baiknya, juga tidak terdapat pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau tetap 4.125 orang.

Dari total pasien positif Covid-19 Riau, tidak ada yang menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 15 orang. "Sehingga saat ini jumlah pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan di rumah atau isolasi mandiri sebanyak 15 orang," ujarnya.

Baca Juga:  Paisal-Amris Siap Maju di Kota Dumai

Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 57 orang dan yang isolasi di rumah sakit 16 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 154.411 dan yang meninggal dunia 514 orang. Masrul juga mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah.

"Mari kita sama-sama menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.

Sementara itu, capaian vaksinasi 1 Covid-19 di Riau per 23 Januari 2022 mencapai 83,86%. Capaian vaksinasi 2 Covid-19 sudah 53,56%. Kabupaten/kota yang memiliki capaian vaksinasi 1 Covid-19 di atas 85% adalah Kota Dumai (88,95%) dan Kota Pekanbaru (106,71%). Kabupaten/kota yang memiliki capaian vaksinasi 2 di atas 75%  adalah Kota Pekanbaru (81,33%).

"Capaian vaksinasi Covid-19 bagi tenaga kesehatan dengan sasaran 32.923 orang, dengan dosis pertama sebesar 45.800 (139,11%), dosis kedua 43.864 (133,23%) dan dosis ketiga 28.369 (86,17%)," katanya.

Pencapaian vaksinasi Covid-19 bagi lansia dengan sasaran 322.466 orang, dosis pertama sebesar 197.084 (61,12%) dan vaksinasi dosis kedua 118.975 (36,90%).

"Capaian vaksinasi Covid-19 bagi pelayan publik dengan sasaran 349.418 orang, dosis pertama 513.156 (146,86%) dan dosis kedua 471.546 (134,95%)," paparnya.(wan/jpg/sol)

Laporan JPG, Jakarta

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – LIMA organisasi profesi (OP) medis meminta pemerintah mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). Permintaan ini dipicu meningkatnya Covid-19 varian Omicron di Indonesia.

Kelima OP medis itu adalah Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Indonesia Intensif Indonesia (Perdatin), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (Perki), serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Secara khusus, pekan lalu mereka sudah berkirim surat ke empat kementerian. Yaitu Kemendikbudristek, Kemenag, Kemenkes, dan Kemendagri.

- Advertisement -

Dalam surat tersebut, mereka meminta pemerintah mengevaluasi pelaksanaan PTM seratus persen untuk anak-anak di bawah usia 11 tahun. Di antara pertimbangannya patuhan anak-anak usia 11 tahun ke bawah terhadap protokol kesehatan masih belum 100 persen. Kemudian belum tersedianya atau belum lengkapnya vaksinasi anak-anak usia kurang dari 11 tahun.

"Laporan dari beberapa negara, proporsi anak yang dirawat akibat infeksi Covid-19 varian Omicron lebih banyak dibandingkan varian-varian sebelumnya," kata Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) DR Dr Agus Dwi Susanto, SpP(K). Selain itu dilaporkan transmisi lokal varian Omicron di Indonesia terus meningkat, bahkan sudah ada kasus meninggal karena Omicron.

- Advertisement -

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (PERKI) DR. Dr. Isman Firdaus, SpJP(K) mengatakan anak-anak potensial mengalami komplikasi berat.

"Yaitu multisystem inflammatory syndrome in children associated with Covid-19 (MIS-C)," katanya.

Baca Juga:  Menikah, Ayah Tidak Tahu

Kemudian juga berpotensi komplikasi long Covid-19 lainnya sebagaimana dewasa. Kondisi ini akan berdampak pada kinerja dan kesehatan organ tubuh lainnya. Dari pertimbangan itu, kelima OP medis mengajukan beberapa usulan. Di antaranya anak-anak dan keluarga tetap diperbolehkan untuk memilih pembelajaran tatap muka atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) berdasarkan kondisi dan profil risiko masing-masing keluarga. Kemudian Anak-anak yang memiliki komorbid dihimbau untuk memeriksakan diri terlebih dahulu ke dokter yang menangani.

Usulan berikutnya anak-anak yang sudah melengkapi imunisasi Covid-19 dan cakap dalam melaksanakan protokol kesehatan dapat mengikuti PTM. Kemudian mekanisme kontrol dan buka tutup sekolah seharusnya dilakukan secara transparan untuk memberikan keamanan publik.

Kasus Positif dan Sembuh Sama-Sama Bertambah 4 Orang

Pasien positif Covid-19 di Riau per Ahad (23/1) bertambah empat orang. Plt Kepala dinas kesehatan Riau Masrul Kasmy mengatakan, dengan penambahan empat pasien positif tersebut, maka total penderita Covid-19 di Riau menjadi 128.589 orang.

"Sementara itu untuk pasien yang sembuh juga bertambah empat orang. Sehingga total masih 124.449 orang yang sudah sembuh," katanya.

Untuk kabar baiknya, juga tidak terdapat pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau tetap 4.125 orang.

Dari total pasien positif Covid-19 Riau, tidak ada yang menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 15 orang. "Sehingga saat ini jumlah pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan di rumah atau isolasi mandiri sebanyak 15 orang," ujarnya.

Baca Juga:  Paisal-Amris Siap Maju di Kota Dumai

Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 57 orang dan yang isolasi di rumah sakit 16 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 154.411 dan yang meninggal dunia 514 orang. Masrul juga mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah.

"Mari kita sama-sama menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.

Sementara itu, capaian vaksinasi 1 Covid-19 di Riau per 23 Januari 2022 mencapai 83,86%. Capaian vaksinasi 2 Covid-19 sudah 53,56%. Kabupaten/kota yang memiliki capaian vaksinasi 1 Covid-19 di atas 85% adalah Kota Dumai (88,95%) dan Kota Pekanbaru (106,71%). Kabupaten/kota yang memiliki capaian vaksinasi 2 di atas 75%  adalah Kota Pekanbaru (81,33%).

"Capaian vaksinasi Covid-19 bagi tenaga kesehatan dengan sasaran 32.923 orang, dengan dosis pertama sebesar 45.800 (139,11%), dosis kedua 43.864 (133,23%) dan dosis ketiga 28.369 (86,17%)," katanya.

Pencapaian vaksinasi Covid-19 bagi lansia dengan sasaran 322.466 orang, dosis pertama sebesar 197.084 (61,12%) dan vaksinasi dosis kedua 118.975 (36,90%).

"Capaian vaksinasi Covid-19 bagi pelayan publik dengan sasaran 349.418 orang, dosis pertama 513.156 (146,86%) dan dosis kedua 471.546 (134,95%)," paparnya.(wan/jpg/sol)

Laporan JPG, Jakarta

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari