JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kinerja ekspor belum kunjung membaik. Sejauh ini pasar ekspor masih didominasi pengusaha besar. Untuk memecah dominasi tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berorientasi pada ekspor. Itulah yang dia ungkapkan saat membuka UMKM Export BRILian Preneur 2019 kemarin (20/12).
"Saya ngomong apa adanya. Kontribusi ekspor masih didominasi usaha besar. Tapi, nggak perlu berkecil hati. Angka ekspor usaha besar 85,6 persen. Artinya, 14 persen itu kontribusi UMKM," ungkap Jokowi.
Kemarin dia didampingi Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, serta Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel. Jokowi optimistis UMKM akan bisa mewarnai pasar global. Khususnya lewat ekspor. Sebab, kualitas produk-produk UMKM tidak kalah oleh negara-negara lain. "Ini tinggal bagaimana menaikkan dan meningkatkan kapasitas agar bisa ekspor lebih banyak dan besar," tegas pemimpin 58 tahun tersebut.
Salah satu cara untuk bisa bermain di pasar ekspor, produk-produk UMKM harus mampu mengalahkan produk impor yang membanjiri pasar domestik.
Teten menyatakan, produk UMKM Indonesia tidak bisa diremehkan. Sebab, tidak sedikit produk UMKM yang mampu meraih pasar internasional. Di antaranya, produk yang berkaitan dengan furnitur dan kerajinan tangan. Dia bakal mendorong agar porsi UMKM dalam rantai pasokan ekspor domestik melebihi 14,5 persen. Caranya adalah menyederhanakan perizinan.
"Kemarin kami mencoba melakukan penyederhanaan. Kami membuat kantor bersama untuk ekspor UMKM. Jadi, semua perizinan, sertifikasi, dan pembiayaan untuk ekspornya di situ," papar Teten. Dia berharap ekspor UMKM yang kini 14,5 persen bisa menjadi dua kali lipat pada 2024.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) BRI Sunarso menuturkan bahwa UMKM Export BRILian Preneur 2019 menjadi ajang pertemuan langsung pengusaha UMKM dengan pembeli.(ken/c14/hep/jpg)