Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Dokter Reisa Broto Asmoro Bicara Mitos-mitos Seputar Sunat

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kepala Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Indonesia, dr. Reisa Broto Asmoro mengungkapkan sejumlah mitos yang masih beredar di masyarakat seputar sirkumsisi atau sunat.

Salah satu mitos ini yakni sunat bisa membuat anak lebih cepat tinggi dan besar sehingga perlu menunggu anak pubertas dulu. “Paling sering mitos seputar sunat anak yang disunat lebih cepat tingginya, atau kalau disunatnya tunggu puber dulu, ya. Macam-macam mitos yang beredar,” kata dia dalam sebuah webinar kesehatan, Senin (22/11).

Reisa menjelaskan, sirkumsisi bersifat anatomis sehingga tidak akan mempengaruhi pertumbuhan, tumbuh kembang, dan lainnya. Orang tua tidak perlu ragu atau takut mengajak anak mereka disunat mengingat manfaatnya dari sisi kesehatan. “Jadi tidak perlu takut, ragu. Bahkan saya setuju, untuk mencegah penyakit-penyakit medis, sunat secepatnya,” jelas dia.

Di sisi lain, ada juga mitos mengenai sunat dengan bantuan jin. Mitos ini mengemuka seiring fenomena di salah satu wilayah pulau Jawa beberapa waktu lalu. Kala itu, ditemukan alat kelamin seorang anak usai mandi berbentuk seperti sudah disunat padahal belum pernah melakukan tindakan itu.

Baca Juga:  Sopir Gelapkan Satu Paket Ban Mobil

“Ada lagi, disunat sama jin, sempat heboh tahun 2021 di salah satu wilayah pulau Jawa, habis mandi disunat, dikhitan sama jin. Hal ini tidak mungkin terjadi, sunat harus dengan tenaga profesional,” kata Reisa.

Menurut dia, kondisi membutuhkan bantuan medis. Sang anak sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan.

Selain itu, ada pula mitos mengenai larangan anak berlari tiga hari menjelang disunat agar tidak keluar banyak darah saat tindakan sirkumsisi dilakukan. Faktanya, keluarnya banyak darah biasanya dipicu karena anak terlalu tegang saat disunat.

Saat tegang, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya dan inilah sebabnya darah keluar banyak. Lebih lanjut, ada juga yang mengatakan anak yang telah disunat sebaiknya tidak berenang di laut. Berbeda dari mitos sebelumnya, Reisa menuturkan, pendapat ini terbukti benar.

Baca Juga:  Terima Siswa Baru, SMKN 8 Pekanbaru Buka PPDB secara Online

Penis yang baru disunat masih dalam keadaan terluka dan rentan terkena infeksi. Air laut justru bisa memperparah luka pada penis sehingga sembuhnya semakin lama. Selain itu, juga akan menimbulkan rasa perih di bagian penis.

“Harus tahu kapan harus beraktivitas dan tidak. Kalau berenang ya perih ya lagi luka, tidak nyaman pasti. Tunggu beberapa hari sampai perih dan luka hilang, atau sampai dokter memutuskan boleh atau tidak,” tutur Reisa.

Sementara untuk berlari usai disunat, gesekan pada celana dan penis dapat menimbulkan ketidaknyamanan sehingga perlu hati-hati jangan sampai berdarah dan memunculkan luka baru. 

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kepala Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Indonesia, dr. Reisa Broto Asmoro mengungkapkan sejumlah mitos yang masih beredar di masyarakat seputar sirkumsisi atau sunat.

Salah satu mitos ini yakni sunat bisa membuat anak lebih cepat tinggi dan besar sehingga perlu menunggu anak pubertas dulu. “Paling sering mitos seputar sunat anak yang disunat lebih cepat tingginya, atau kalau disunatnya tunggu puber dulu, ya. Macam-macam mitos yang beredar,” kata dia dalam sebuah webinar kesehatan, Senin (22/11).

- Advertisement -

Reisa menjelaskan, sirkumsisi bersifat anatomis sehingga tidak akan mempengaruhi pertumbuhan, tumbuh kembang, dan lainnya. Orang tua tidak perlu ragu atau takut mengajak anak mereka disunat mengingat manfaatnya dari sisi kesehatan. “Jadi tidak perlu takut, ragu. Bahkan saya setuju, untuk mencegah penyakit-penyakit medis, sunat secepatnya,” jelas dia.

Di sisi lain, ada juga mitos mengenai sunat dengan bantuan jin. Mitos ini mengemuka seiring fenomena di salah satu wilayah pulau Jawa beberapa waktu lalu. Kala itu, ditemukan alat kelamin seorang anak usai mandi berbentuk seperti sudah disunat padahal belum pernah melakukan tindakan itu.

- Advertisement -
Baca Juga:  Sopir Gelapkan Satu Paket Ban Mobil

“Ada lagi, disunat sama jin, sempat heboh tahun 2021 di salah satu wilayah pulau Jawa, habis mandi disunat, dikhitan sama jin. Hal ini tidak mungkin terjadi, sunat harus dengan tenaga profesional,” kata Reisa.

Menurut dia, kondisi membutuhkan bantuan medis. Sang anak sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan.

Selain itu, ada pula mitos mengenai larangan anak berlari tiga hari menjelang disunat agar tidak keluar banyak darah saat tindakan sirkumsisi dilakukan. Faktanya, keluarnya banyak darah biasanya dipicu karena anak terlalu tegang saat disunat.

Saat tegang, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya dan inilah sebabnya darah keluar banyak. Lebih lanjut, ada juga yang mengatakan anak yang telah disunat sebaiknya tidak berenang di laut. Berbeda dari mitos sebelumnya, Reisa menuturkan, pendapat ini terbukti benar.

Baca Juga:  Polisi Tetapkan Tiga Tersangka Pencuri Barang Aktivis Walhi Sumut

Penis yang baru disunat masih dalam keadaan terluka dan rentan terkena infeksi. Air laut justru bisa memperparah luka pada penis sehingga sembuhnya semakin lama. Selain itu, juga akan menimbulkan rasa perih di bagian penis.

“Harus tahu kapan harus beraktivitas dan tidak. Kalau berenang ya perih ya lagi luka, tidak nyaman pasti. Tunggu beberapa hari sampai perih dan luka hilang, atau sampai dokter memutuskan boleh atau tidak,” tutur Reisa.

Sementara untuk berlari usai disunat, gesekan pada celana dan penis dapat menimbulkan ketidaknyamanan sehingga perlu hati-hati jangan sampai berdarah dan memunculkan luka baru. 

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari