Kamis, 19 September 2024

Indonesia Bebas Zona Merah  

JAKARTA (RIAUPOS.CO) PETA risiko penyebaran Covid-19 di laman resmi Satgas covid19.go.id menunjukkan bahwa 34 provinsi di Indonesia telah bersih dari zona merah atau zona risiko penyebaran tinggi, kemarin (22/9). Hanya tersisa beberapa zona oranye dan zona hijau. Sementara sebagian besar tengah berada di zona risiko rendah yakni kuning.

Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa berdasarkan analisis data per 19 September lalu, memang sudah tidak ada kabupaten/kota yang berzona merah di Indonesia. 

Wiku mengimbau, pencapaian ini harus direspons dengan semangat untuk konsisten mempertahankan kondisi yang terkendali ini. 

Masyarakat juga bukan berarti patut lengah dengan kondisi yang sudah terkendali.

- Advertisement -

"Karena sedikit saja lengah dalam hitungan minggu saja status zonasi bisa berubah," jelas Wiku pada Jawa Pos (JPG), kemarin (22/9).

Berdasarkan data Satgas Covid-19, pertambahan kasus konfirmasi positif harian telah jatuh di bawah angka 5 ribuan per harinya sejak tanggal 12 September 2021 lalu. Angka kasus aktif kini tersisa 49 ribuan atau 1,2 persen. Sementara prosentase kesembuhan naik ke angka 95,5 persen.  

- Advertisement -

Di sisi lain pelonggaran aktivitas masyarakat oleh pemerintah memicu peningkatan mobilitas. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan bahwa berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sejak tanggal 2 Agustus 2021 telah terjadi peningkatan mobilitas masyarakat di Indonesia. Bahkan, saat ini mobilitas masyarakat, khususnya di Jawa dan Bali, telah meningkat secara signifikan. 

Data tersebut juga sejalan dengan laporan WHO yang dirilis pada 15 September 2021. Laporan tersebut menyatakan bahwa sepekan terakhir mobilitas masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, mengalami peningkatan signifikan.

Baca Juga:  Dirjen Imigrasi Dicopot Yasonna, "Tumbal’ Kaburnya Harun Masiku

"Peningkatan mobilitas yang saat ini bahkan sudah menyamai kondisi sebelum pandemi," sebut Plate.

Oleh karena itu, meskipun level PPKM tengah turun, pemerintah masih terus memperkuat penerapan aturan perjalanan domestik dan internasional. Hal ini dilakukan beriringan dengan penguatan pengawasan di pintu-pintu masuk internasional ke Indonesia. Selain itu Johnny menyebut pemerintah terus menambah alokasi vaksin di daerah dengan kasus dan mobilitas tinggi. Hal ini diiringi dengan penambahan tempat sentra vaksinasi, pemberlakuan syarat kartu vaksin untuk pelaku perjalanan dan penggunaan fasilitas publik, dan percepatan vaksinasi pada kelompok rentan, lansia, dan orang dengan komorbid. 

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengingatkan pemerintah dan semua pihak untuk tidak terlena kenaikan kasus dan penurunan level PPKM. Memang ia mengakui jika PPKM telah efektif dalam menurunkan kasus. Namun efektivitas PPKM tidak bisa di generalisasi. Terutama jika berbicara daerah luar Jawa Bali yang secara rekam jejak 3T-nya lemah. 

Dicky mengatakan, penurunan kasus harus dilihat terlebih dahulu apakah penurunan tersebut sudah stabil dengan melihat lamanya waktu tren penurunan kasus tersebut. 

"Jika baru turun selama dua minggu, saya tidak merekomendasikan untuk dilonggarkan. Sebaiknya tunggu 1 bulan, dilihat apakah naik turun, atau stabil atau turun," jelasnya.

Baca Juga:  Gesa Pembangunan Jalan Kampung yang Berbatasan dengan Kota Siak

Kasus Covid-19 di Riau Bertambah 84 Orang

Pasien positif Covid-19 di Riau per Rabu (22/9) bertambah 84 orang. Penambahan kasus ini cenderung terus menurun dibandingkan beberapa waktu sebelumnya. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan penderita Covid-19 di Riau sebanyak 126.837 orang.

"Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 151 pasien, sehingga total 121.574 orang yang sudah sembuh," katanya.

Untuk kabar dukanya, juga terdapat 6 pasien yang meninggal. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 4.027 orang. Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 206 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 1.030 orang.

"Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri sebanyak 1.236 orang," ujarnya.

Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 3.794 orang dan yang isolasi di rumah sakit 70 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 110.266 dan meninggal 458 orang. Mimi juga berpesan, dengan terus bertambahnya pasien positif Covid-19 di Riau, pihaknya mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah.

"Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya. (tau/jpg/sol/ted)

 

Laporan JPG, Jakarta

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) PETA risiko penyebaran Covid-19 di laman resmi Satgas covid19.go.id menunjukkan bahwa 34 provinsi di Indonesia telah bersih dari zona merah atau zona risiko penyebaran tinggi, kemarin (22/9). Hanya tersisa beberapa zona oranye dan zona hijau. Sementara sebagian besar tengah berada di zona risiko rendah yakni kuning.

Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa berdasarkan analisis data per 19 September lalu, memang sudah tidak ada kabupaten/kota yang berzona merah di Indonesia. 

Wiku mengimbau, pencapaian ini harus direspons dengan semangat untuk konsisten mempertahankan kondisi yang terkendali ini. 

Masyarakat juga bukan berarti patut lengah dengan kondisi yang sudah terkendali.

"Karena sedikit saja lengah dalam hitungan minggu saja status zonasi bisa berubah," jelas Wiku pada Jawa Pos (JPG), kemarin (22/9).

Berdasarkan data Satgas Covid-19, pertambahan kasus konfirmasi positif harian telah jatuh di bawah angka 5 ribuan per harinya sejak tanggal 12 September 2021 lalu. Angka kasus aktif kini tersisa 49 ribuan atau 1,2 persen. Sementara prosentase kesembuhan naik ke angka 95,5 persen.  

Di sisi lain pelonggaran aktivitas masyarakat oleh pemerintah memicu peningkatan mobilitas. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan bahwa berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sejak tanggal 2 Agustus 2021 telah terjadi peningkatan mobilitas masyarakat di Indonesia. Bahkan, saat ini mobilitas masyarakat, khususnya di Jawa dan Bali, telah meningkat secara signifikan. 

Data tersebut juga sejalan dengan laporan WHO yang dirilis pada 15 September 2021. Laporan tersebut menyatakan bahwa sepekan terakhir mobilitas masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, mengalami peningkatan signifikan.

Baca Juga:  Wukuf di Arafah Rampung, 51 Jemaah Dibadalhajikan

"Peningkatan mobilitas yang saat ini bahkan sudah menyamai kondisi sebelum pandemi," sebut Plate.

Oleh karena itu, meskipun level PPKM tengah turun, pemerintah masih terus memperkuat penerapan aturan perjalanan domestik dan internasional. Hal ini dilakukan beriringan dengan penguatan pengawasan di pintu-pintu masuk internasional ke Indonesia. Selain itu Johnny menyebut pemerintah terus menambah alokasi vaksin di daerah dengan kasus dan mobilitas tinggi. Hal ini diiringi dengan penambahan tempat sentra vaksinasi, pemberlakuan syarat kartu vaksin untuk pelaku perjalanan dan penggunaan fasilitas publik, dan percepatan vaksinasi pada kelompok rentan, lansia, dan orang dengan komorbid. 

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengingatkan pemerintah dan semua pihak untuk tidak terlena kenaikan kasus dan penurunan level PPKM. Memang ia mengakui jika PPKM telah efektif dalam menurunkan kasus. Namun efektivitas PPKM tidak bisa di generalisasi. Terutama jika berbicara daerah luar Jawa Bali yang secara rekam jejak 3T-nya lemah. 

Dicky mengatakan, penurunan kasus harus dilihat terlebih dahulu apakah penurunan tersebut sudah stabil dengan melihat lamanya waktu tren penurunan kasus tersebut. 

"Jika baru turun selama dua minggu, saya tidak merekomendasikan untuk dilonggarkan. Sebaiknya tunggu 1 bulan, dilihat apakah naik turun, atau stabil atau turun," jelasnya.

Baca Juga:  Dirjen Imigrasi Dicopot Yasonna, "Tumbal’ Kaburnya Harun Masiku

Kasus Covid-19 di Riau Bertambah 84 Orang

Pasien positif Covid-19 di Riau per Rabu (22/9) bertambah 84 orang. Penambahan kasus ini cenderung terus menurun dibandingkan beberapa waktu sebelumnya. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan penderita Covid-19 di Riau sebanyak 126.837 orang.

"Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 151 pasien, sehingga total 121.574 orang yang sudah sembuh," katanya.

Untuk kabar dukanya, juga terdapat 6 pasien yang meninggal. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 4.027 orang. Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 206 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 1.030 orang.

"Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri sebanyak 1.236 orang," ujarnya.

Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 3.794 orang dan yang isolasi di rumah sakit 70 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 110.266 dan meninggal 458 orang. Mimi juga berpesan, dengan terus bertambahnya pasien positif Covid-19 di Riau, pihaknya mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah.

"Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya. (tau/jpg/sol/ted)

 

Laporan JPG, Jakarta

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari