Kamis, 19 September 2024

Berantas Hama Sawit dengan Musuh Alami

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hama merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh pekebun sawit maupun perusahaan tanaman perkebunan. Penggunaan insektisida merupakan cara yang umum dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut meskipun efektif, penggunaan insektisida sering menimbulkan dampak negatif, antara lain mencemari lingkungan.

Untuk mengatasi hal tersebut cara yang lebih aman dan tidak mencemari lingkungan, yaitu cara pemberantasan dengan memanfaatkan musuh alami berupa fungsi, virus, bakteri, predator ataupun parasitoid, perlu dikembangkan.

Kelapa sawit memiliki musuh yang harus dimusnahkan oleh pekebun. Apabila tidak dikendalikan, akan merusak tanaman dan memengaruhi produktivitas. Jenis hama golongan ulat yang kerap menyerang tanaman kelapa sawit di antaranya adalah ulat api, ulat bulu, ulat kantung dan ketiganya memakan daun sawit.

"Untuk mengendalikan hama (ulat) harus berprinsip dengan cara terpadu, menggabungkan berbagai teknik pengendalian untuk memutus siklus hidup dan menekan populasi hama," ujar General Manager (GM) Riset and Development First Resource Group Adja Muhammad Aslan Shaf SP MSi dalam pemaparannya saat kuliah umum dan pengenalan kegiatan akademik Pascasarjana Ilmu Pertanian Unri, Sabtu (21/8).

- Advertisement -
Baca Juga:  Dirjen Cipta Karya Bantu Air Bersih di KITB

Kuliah umum dengan menghadirkan pakar hama ini mengupas "Past Management for Sustainable Palm Oil Platation" dilaksanakan secara daring dan luring yang dimoderatori Agus Winarsih mendapat antusias dari peserta.

Disebutkan Adja, tanaman kelapa sawit yang sudah terpapar hama (ulat api, ulat kantung, dan ulat bulu) dapat dilihat dari gejala kerusakannya.Jika ada serangan berat dari ulat merusak tanaman dan menurunkan produktivitas tanaman.

- Advertisement -

"Untuk mengendalikan hama memerlukan dana yang tidak sedikit," tegasnya. Jika sawit diserang hama maka akan menimbulkan beberapa masalah yakni produksi bisa turun 60 persen dan keadaaan bisa pulih minimal 2 tahun, besarnya biaya pengendali hama, tingginya biaya pengendali gulma, ekstra pupuk (untuk memulihkan kondisi tanaman).

Baca Juga:  Setelah Lama Bebas Covid-19, Vietnam Umumkan Kematian Pertama

Menurut Adja, untuk mengatasi hal tersebut, dapat digunakan teknik pengendalian ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS) secara terpadu dengan tetap mencari tahu timing yang tepat agar siklus hidupnya dapat diputus.

Cara efektif membasmi hama melalui tanaman bermanfaat yang berbunga seperti air mata pengantin, patik mas untuk memancing predator/parasit seperti lebah, kumbang untuk membunuh ulat. Jika titik terakhirnya menggunakan kimia harus tepat sasaran dan aman bagi lingkungan, manusia dan hewan.(hen)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hama merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh pekebun sawit maupun perusahaan tanaman perkebunan. Penggunaan insektisida merupakan cara yang umum dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut meskipun efektif, penggunaan insektisida sering menimbulkan dampak negatif, antara lain mencemari lingkungan.

Untuk mengatasi hal tersebut cara yang lebih aman dan tidak mencemari lingkungan, yaitu cara pemberantasan dengan memanfaatkan musuh alami berupa fungsi, virus, bakteri, predator ataupun parasitoid, perlu dikembangkan.

Kelapa sawit memiliki musuh yang harus dimusnahkan oleh pekebun. Apabila tidak dikendalikan, akan merusak tanaman dan memengaruhi produktivitas. Jenis hama golongan ulat yang kerap menyerang tanaman kelapa sawit di antaranya adalah ulat api, ulat bulu, ulat kantung dan ketiganya memakan daun sawit.

"Untuk mengendalikan hama (ulat) harus berprinsip dengan cara terpadu, menggabungkan berbagai teknik pengendalian untuk memutus siklus hidup dan menekan populasi hama," ujar General Manager (GM) Riset and Development First Resource Group Adja Muhammad Aslan Shaf SP MSi dalam pemaparannya saat kuliah umum dan pengenalan kegiatan akademik Pascasarjana Ilmu Pertanian Unri, Sabtu (21/8).

Baca Juga:  Jadi Klaster, Dua Gang Lockdown Lokal

Kuliah umum dengan menghadirkan pakar hama ini mengupas "Past Management for Sustainable Palm Oil Platation" dilaksanakan secara daring dan luring yang dimoderatori Agus Winarsih mendapat antusias dari peserta.

Disebutkan Adja, tanaman kelapa sawit yang sudah terpapar hama (ulat api, ulat kantung, dan ulat bulu) dapat dilihat dari gejala kerusakannya.Jika ada serangan berat dari ulat merusak tanaman dan menurunkan produktivitas tanaman.

"Untuk mengendalikan hama memerlukan dana yang tidak sedikit," tegasnya. Jika sawit diserang hama maka akan menimbulkan beberapa masalah yakni produksi bisa turun 60 persen dan keadaaan bisa pulih minimal 2 tahun, besarnya biaya pengendali hama, tingginya biaya pengendali gulma, ekstra pupuk (untuk memulihkan kondisi tanaman).

Baca Juga:  Mendagri Tegur Wali Kota Tangerang

Menurut Adja, untuk mengatasi hal tersebut, dapat digunakan teknik pengendalian ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS) secara terpadu dengan tetap mencari tahu timing yang tepat agar siklus hidupnya dapat diputus.

Cara efektif membasmi hama melalui tanaman bermanfaat yang berbunga seperti air mata pengantin, patik mas untuk memancing predator/parasit seperti lebah, kumbang untuk membunuh ulat. Jika titik terakhirnya menggunakan kimia harus tepat sasaran dan aman bagi lingkungan, manusia dan hewan.(hen)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari