JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Amerika Serikat masih menjadi negara terparah yang dilanda pandemi Covid-19 dengan jumlah kasus positif dan kematian paling tinggi. Kini negara tersebut dilanda wabah penyakit baru dan bernama Trench Fever. Orang yang terpapar mengalami demam dan penyakit itu ditularkan oleh kutu.
Kaiser Health News melaporkan kasus demam terjadi di Colorado dan merupakan kasus yang keempat tahun ini. Trench Fever adalah kondisi langka yang ditularkan oleh kutu tubuh yang sebelumnya menimpa tentara selama Perang Dunia I.
Meski Colorado hanya memiliki empat kasus tahun ini, Direktur Medis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Universitas UCHealth di Colorado Dr Michelle Barron, meyakini wabah bisa melebihi jumlah itu. Dia memperingatkan dokter setempat untuk jeli melihat tanda-tanda atau gejala penyakit tersebut.
Gejalanya ditandai oleh demam kambuhan, sakit kepala, mual, muntah, nyeri tulang, terutama di tulang kering. Beberapa orang yang terinfeksi juga mengalami lesi kulit atau infeksi fatal pada katup jantung.
Dilansir dari Science Times, Kamis (23/7), meski kondisi ini sempat terjadi selama Perang Dunia I, saat ini penyakit ini muncul di kalangan masyarakat ekonomi miskin atau tunawisma. Meski demikian, demam seperti ini jarang berakibat fatal. Para ahli medis percaya bahwa kutu bisa saja muncul sebagai parasit di lingkungan kumuh.
Pada artikel CBS Desember 2019 menyebutkan bahwa Departemen Perumahan dan Pengembangan Urban AS melaporkan tunawisma di negara itu mengalami kenaikan 3 kali lipat. Selama tiga tahun berturut-turut, komunitas tunawisma di Amerika makin naik. Para pejabat khawatir tren ini akan berlanjut tahun ini apalagi selama pandemi Covid-19.
Apa itu Trench Fever?
Demam ini disebabkan oleh bakteri Bartonella Quintana. Namanya berasal dari sebuah parit tempat pertama kali ditemukan selama Perang Dunia I.
Menurut para ahli, begitu bakteri memasuki usus tubuh manusia, akan tinggal di sana seumur hidup. Kapan saja kutu yang terinfeksi itu, saat buang air besar bisa saja mengandung bakteri. Yang lebih buruk adalah kutu cenderung berada di pakaian dan bagian tubuh manusia.
Selain itu, bakteri dalam kotoran kutu juga dapat bertahan hingga satu tahun. Setelah bakteri masuk ke dalam tubuh seseorang, gejalanya mungkin tidak tampak selama sekitar 15 hingga 25 hari. Setelah masa inkubasi, saat itulah individu yang terinfeksi mungkin mengalami gejala.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa (ECDC) mengatakan gejala umum lainnya termasuk sakit punggung, sakit kaki, sakit kepala parah, dan ruam. Apalagi gejalanya bisa berlangsung sekitar lima hari.
Perawatan untuk demam Trench Fever yakni dengan antibiotik seperti doksisiklin. Terkadang, dokter juga menggunakan makrolida untuk membantu. Antibiotik biasanya diminum sekitar empat hingga enam pekan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi