MAKKAH (RIAUPOS.CO) — Jamaah calon haji (JCH) Indonesia diimbau tidak memaksakan diri mencium hajar aswad. Senin (22/7) siang dilaporkan dua jamaah terluka dan harus menjalani perawatan karena berdesakan di kerumunan sekitar hajar aswad.
Jamaah yang terluka itu adalah Rambli Amak (60), kloter BDJ-08 Embarkasi Banjarmasin. Kemudian Sueb bin Djawan (71) kloter SOC-49 Embarkasi Solo. Keduanya mengalami luka di bagian lengan. Lukanya mirip seperti habis terbakar. Lapisan kulitnya terbuka dan mengeluarkan darah.
Kasus dua jamaah itu ditangani tim Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji (P3JH) dan personel perlindungan jamaah (linjam) sektor khusus Masjidilharam. Sekretaris P3JH dr Pradipta Suarsyaf menuturkan Rambli berusaha mencium hajar aswad. Namun dia terjatuh karena desak-desakan dan terinjak-injak jamaah lainnya.
Begitupula dengan Sueb yang mencoba mencium hajar aswad. Dia ditemukan petugas dengan kondisi sudah terluka. “(Keduanya, red) terkelupas kulitnya,†katanya. Diduga kulit sampai terkelupas karena terpapar sinar matahari, hidrasi jamaah kurang, dan terkena injak jamaah lainnya.
Selain itu bisa juga karena jamaah menderita penyakit gula sehingga kulitnya mudah luka. Selain itu faktor usia juga bisa membuat kulit menjadi rapuh. Dokter yang akrab disapa Dipta itu mengatakan, perlu waktu 15 menit dan 30 menit bagi petugas untuk menangani kasus ini.
Kulit jamaah yang terkelupas tadi sudah diperban. Dia menuturkan penanganan medis dasar berupa pembersihan luka dan menutup perban dilakukan di lokasi. Dipta mengimbau jamaah tidak memaksakan kehendaknya untuk mencium hajar aswad. Termasuk kepada jamaah yang baru sampai di Makkah dan melakukan ibadah umrah wajib. Apalagi saat ini kondisi jamaah di pelataran tawaf (mataf) sudah sangat penuh.
Imbauan lainnya disampaikan oleh Rustam Effendi Hasibuan, personel linjam di Sektor 9 Makkah. Dia mengatakan, jamaah harus bisa disiplin. Khususnya saat akan meninggalkan kamar hotel untuk menjalankan ibadah di Masjidilharam.(jpg/ilo)
>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin
MAKKAH (RIAUPOS.CO) — Jamaah calon haji (JCH) Indonesia diimbau tidak memaksakan diri mencium hajar aswad. Senin (22/7) siang dilaporkan dua jamaah terluka dan harus menjalani perawatan karena berdesakan di kerumunan sekitar hajar aswad.
Jamaah yang terluka itu adalah Rambli Amak (60), kloter BDJ-08 Embarkasi Banjarmasin. Kemudian Sueb bin Djawan (71) kloter SOC-49 Embarkasi Solo. Keduanya mengalami luka di bagian lengan. Lukanya mirip seperti habis terbakar. Lapisan kulitnya terbuka dan mengeluarkan darah.
- Advertisement -
Kasus dua jamaah itu ditangani tim Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji (P3JH) dan personel perlindungan jamaah (linjam) sektor khusus Masjidilharam. Sekretaris P3JH dr Pradipta Suarsyaf menuturkan Rambli berusaha mencium hajar aswad. Namun dia terjatuh karena desak-desakan dan terinjak-injak jamaah lainnya.
Begitupula dengan Sueb yang mencoba mencium hajar aswad. Dia ditemukan petugas dengan kondisi sudah terluka. “(Keduanya, red) terkelupas kulitnya,†katanya. Diduga kulit sampai terkelupas karena terpapar sinar matahari, hidrasi jamaah kurang, dan terkena injak jamaah lainnya.
- Advertisement -
Selain itu bisa juga karena jamaah menderita penyakit gula sehingga kulitnya mudah luka. Selain itu faktor usia juga bisa membuat kulit menjadi rapuh. Dokter yang akrab disapa Dipta itu mengatakan, perlu waktu 15 menit dan 30 menit bagi petugas untuk menangani kasus ini.
Kulit jamaah yang terkelupas tadi sudah diperban. Dia menuturkan penanganan medis dasar berupa pembersihan luka dan menutup perban dilakukan di lokasi. Dipta mengimbau jamaah tidak memaksakan kehendaknya untuk mencium hajar aswad. Termasuk kepada jamaah yang baru sampai di Makkah dan melakukan ibadah umrah wajib. Apalagi saat ini kondisi jamaah di pelataran tawaf (mataf) sudah sangat penuh.
Imbauan lainnya disampaikan oleh Rustam Effendi Hasibuan, personel linjam di Sektor 9 Makkah. Dia mengatakan, jamaah harus bisa disiplin. Khususnya saat akan meninggalkan kamar hotel untuk menjalankan ibadah di Masjidilharam.(jpg/ilo)
>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin