Minggu, 10 November 2024

Vaksin dan Test Kit Covid-19 Murah Bakal Pulihkan Ekonomi Singapura

- Advertisement -
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kondisi ekonomi di banyak negara terpuruk akibat pandemi Covid-19. Ekonomi lesu, prediksi pertumbuhan meleset, dan banyak sektor usaha justru melakukan pengurangan karyawan besar-besaran.

Menghadapi hal tersebut, Singapura menyatakan akan bergantung pada ketersediaan test kit cepat yang terjangkau dan peluncuran vaksin sebagai kesempatan memulihkan keadaan ekonomi. Dikutip JawaPos.com dari SCMP, pernyataan tersebut disampaikan Chan Chun Sing, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura.

“Jika salah satu dari ini atau keduanya terjadi dalam beberapa bulan ke depan, maka saya pikir ada peluang yang jauh lebih baik bagi kita untuk pulih lebih cepat,” katanya dalam sebuah wawancara.

- Advertisement -

Untuk saat ini ekonomi di Singapura dikatakan sedang menghadapi banyak tantangan. Meski demikian, Chan justru mengklaim data terbaru menunjukkan peningkatan mengejutkan dalam ekspor.

“Kami diam-diam didorong oleh beberapa angka positif yang datang untuk kuartal pertama,” katanya kepada Haslinda Amin dari Bloomberg Television. Dirinya menambahkan bahwa pemerintah tidak berpuas diri lantaran risiko penurunan justru lebih banyak.

Baca Juga:  Bangun Persatuan Bangsa Melalui Upacara Peringatan Hari Kelahiran Pancasila

Ekonomi Singapura yang sangat bergantung pada perdagangan telah terpukul akibat pembatasan yang diberlakukan secara global untuk menahan pandemi Coronavirus. Data awal menunjukkan produk domestik bruto jatuh 2,2 persen pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya, hal ini juga menjadi kinerja terburuk sejak krisis keuangan global.

- Advertisement -

Data pekan ini menunjukkan ekspor domestik non-minyak secara tak terduga naik 9,7 persen pada April, meskipun itu sebagian besar disebabkan oleh kenaikan dalam kategori obat-obatan yang mudah menguap dari basis rendah pada periode yang sama tahun lalu.

Chan mengatakan angka pengangguran di Singapura belum naik secara dramatis, sebagian besar karena langkah-langkah stimulus untuk membiayai biaya upah. Pemerintah berencana untuk mengumumkan skema membantu lulusan baru masuk ke pekerjaan baru atau kesempatan magang atau pelatihan.

Baca Juga:  Berulah, KKSB Pimpinan Lekagak Talenggen Bantai 3 Tukang Ojek

Hanya saja, dia mengatakan pasar tenaga kerja tetap menjadi perhatian bagi Singapura dan ekonomi global dalam beberapa bulan mendatang, dengan konsekuensi besar. “Apa yang dimulai sebagai krisis kesehatan kini beralih ke masalah ketenagakerjaan dan penutupan bisnis,” katanya.

“Jika dua masalah ini tidak ditangani dengan baik, itu dapat menyebabkan peningkatan tindakan proteksionis, kemungkinan efek penularan, dan lebih banyak rasa sakit di pasar keuangan,” urainya.

Singapura pada Selasa (19/5) juga mengatakan akan mulai membuka kembali beberapa bisnis mulai 2 Juni, menghasilkan tiga perempat dari perekonomian melanjutkan operasi. Sektor-sektor seperti manufaktur, keuangan, asuransi, dan perdagangan grosir akan dapat memulai kembali lebih banyak operasi.

Chan mengatakan pihak berwenang sedang berupaya membangun koridor perjalanan dengan negara-negara lain, seperti Cina, Australia, Selandia Baru dan Korea Selatan, setelah mereka menetapkan protokol bersama..

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kondisi ekonomi di banyak negara terpuruk akibat pandemi Covid-19. Ekonomi lesu, prediksi pertumbuhan meleset, dan banyak sektor usaha justru melakukan pengurangan karyawan besar-besaran.

Menghadapi hal tersebut, Singapura menyatakan akan bergantung pada ketersediaan test kit cepat yang terjangkau dan peluncuran vaksin sebagai kesempatan memulihkan keadaan ekonomi. Dikutip JawaPos.com dari SCMP, pernyataan tersebut disampaikan Chan Chun Sing, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura.

“Jika salah satu dari ini atau keduanya terjadi dalam beberapa bulan ke depan, maka saya pikir ada peluang yang jauh lebih baik bagi kita untuk pulih lebih cepat,” katanya dalam sebuah wawancara.

- Advertisement -

Untuk saat ini ekonomi di Singapura dikatakan sedang menghadapi banyak tantangan. Meski demikian, Chan justru mengklaim data terbaru menunjukkan peningkatan mengejutkan dalam ekspor.

“Kami diam-diam didorong oleh beberapa angka positif yang datang untuk kuartal pertama,” katanya kepada Haslinda Amin dari Bloomberg Television. Dirinya menambahkan bahwa pemerintah tidak berpuas diri lantaran risiko penurunan justru lebih banyak.

- Advertisement -
Baca Juga:  Sebarkan Ujaran Kebencian di Medsos, Dosen Dihukum Setahun Bui

Ekonomi Singapura yang sangat bergantung pada perdagangan telah terpukul akibat pembatasan yang diberlakukan secara global untuk menahan pandemi Coronavirus. Data awal menunjukkan produk domestik bruto jatuh 2,2 persen pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya, hal ini juga menjadi kinerja terburuk sejak krisis keuangan global.

Data pekan ini menunjukkan ekspor domestik non-minyak secara tak terduga naik 9,7 persen pada April, meskipun itu sebagian besar disebabkan oleh kenaikan dalam kategori obat-obatan yang mudah menguap dari basis rendah pada periode yang sama tahun lalu.

Chan mengatakan angka pengangguran di Singapura belum naik secara dramatis, sebagian besar karena langkah-langkah stimulus untuk membiayai biaya upah. Pemerintah berencana untuk mengumumkan skema membantu lulusan baru masuk ke pekerjaan baru atau kesempatan magang atau pelatihan.

Baca Juga:  Bangun Persatuan Bangsa Melalui Upacara Peringatan Hari Kelahiran Pancasila

Hanya saja, dia mengatakan pasar tenaga kerja tetap menjadi perhatian bagi Singapura dan ekonomi global dalam beberapa bulan mendatang, dengan konsekuensi besar. “Apa yang dimulai sebagai krisis kesehatan kini beralih ke masalah ketenagakerjaan dan penutupan bisnis,” katanya.

“Jika dua masalah ini tidak ditangani dengan baik, itu dapat menyebabkan peningkatan tindakan proteksionis, kemungkinan efek penularan, dan lebih banyak rasa sakit di pasar keuangan,” urainya.

Singapura pada Selasa (19/5) juga mengatakan akan mulai membuka kembali beberapa bisnis mulai 2 Juni, menghasilkan tiga perempat dari perekonomian melanjutkan operasi. Sektor-sektor seperti manufaktur, keuangan, asuransi, dan perdagangan grosir akan dapat memulai kembali lebih banyak operasi.

Chan mengatakan pihak berwenang sedang berupaya membangun koridor perjalanan dengan negara-negara lain, seperti Cina, Australia, Selandia Baru dan Korea Selatan, setelah mereka menetapkan protokol bersama..

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari