SANTIAGO (RIAUPOS.CO) — Jutaan orang sudah disuntik vaksin Covid-19 Sinovac asal Cina. Para peneliti pun terus melihat seberapa seefektif vaksin ini bekerja dan manjur di tengah populasi. Di Cili dan Brazil, studi menyorot populasi yang divaksinasi vaksin dari Cina tersebut.
Direktur jenderal Institut Vaksin Internasional di Seoul Jerome Kim mengatakan, uji klinis terbatas pada mengukur seberapa baik vaksin bekerja pada individu. Tetapi tidak dapat memeriksa kemampuannya untuk membendung penyebaran penyakit pada tingkat populasi.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, peneliti tentu membutuhkan waktu. Akan tetapi, sebuah penelitian terhadap 10,5 juta orang di Cili menemukan bahwa vaksin Sinovac 67 persen efektif dalam mencegah gejala Covid-19. Dan 80 persen efektif dalam mencegah kematian. Para peneliti juga menemukan vaksin itu sekitar 85 persen efektif mencegah rawat inap.
Hasilnya tidak jauh berbeda dengan uji klinis fase 3 di Brazil, yang menemukan vaksin itu sekitar 50 persen efektif. Sebaliknya, uji klinis Turki menemukan tingkat efektivitas Sinovac 83,5 persen. Tapi, para peneliti di Cili mengatakan, temuan mereka perlu untuk dibuktikan lagi dengan cakupan vaksin yang luas.
Dan pejabat kesehatan mendesak masyarakat untuk mendapatkan suntikan. "Karena di dunia ini tidak memiliki 100 persen vaksin yang efektif, penting bagi kami semua untuk divaksinasi,"kata penasihat sub-sekretaris kesehatan masyarakat Rafael Araos seperti dilansir dari South China Morning Post, Kamis (22/4).
Vaksin mRNA oleh perusahaan AS Pfizer dan mitra Jermannya BioNTech pun mencatatkan 95 persen dalam uji klinis dan 94 persen dalam studi dunia nyata di Israel. Para ahli mengatakan kemungkinan terlalu dini untuk melihat efek serupa di Cili, di mana baru 25 persen dari 19 juta penduduknya telah divaksinasi penuh.
Negara lain yang menggunakan Sinovac termasuk negara berpenduduk padat seperti Filipina, Turki, Indonesia, dan Brazil. Vaksin apa pun yang digunakan, dampak keseluruhannya terhadap suatu populasi dapat sangat bervariasi bergantung pada situasi di masing-masing negara.
"Ada banyak faktor yang berperan termasuk seberapa efektif vaksin itu terhadap strain yang beredar dan seberapa umum virus di komunitas Anda,"kata ahli imunologi dan profesor Joanna Kirman dari Universitas Otago.
Masalah yang paling mendesak adalah bisa mengurangi beban rumah sakit yang kewalahan dan jumlah kematian. Ilmuwan di Turki dan Brazil, tempat vaksin Sinovac juga diluncurkan, telah mengamati efek serupa, yang bisa menjadi tanda awal bahwa vaksin itu berhasil.
Sebuah studi dunia nyata di Brazil telah berusaha untuk memahami keefektifan vaksin Sinovac terhadap varian Covid-19. Sekelompok ilmuwan AS dan Brazil mengukur kemanjurannya mencegah mutasi E484K di antara petugas kesehatan yang terjangkit penyakit di kota barat laut Manaus.(jpg)