Rabu, 9 April 2025

RUU Ketahanan Keluarga Jadi Polemik

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketahanan Keluarga ditentang banyak pihak karena dinilai terlalu mengatur ranah pribadi. Namun hal ini tidak berlaku bagi Partai Keadilan Sejahtera.

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini meminta semua pihak jangan sinis dulu, terkait RUU Ketahanan Keluarga. Menurutnya, esensi aturan tersebut justru sangat baik untuk melahirkan generasi yang lebih baik ke depannya.

"Dalam pembahasan kita berargumentasi, jadi jangan belum melihat RUU sudah sinis duluan," kata Jazuli di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (22/2) malam.

Dia mengatakan, yang diinginkan FPKS dari RUU tersebut adalah memberikan pemahaman bahwa keluarga merupakan institusi terkecil dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Baca Juga:  Pemkab Tampilkan Tanjak dan Kerajinan Lokal

Sehinga menurutnya, ketika institusi tersebut sukses, maka Indonesia akan berhasil melahirkan generasi yang lebih baik di masa mendatang.

"Ketika institusi keluarga "broken" maka banyak generasi yang akan hancur. Karena itu PKS menilai keluarga adalah institusi yang penting dalam memperoleh generasi yang baik bagi bangsa dan negara, disamping institusi-institusi sekolah formal tentunya," ujarnya.

Terkait beberapa pasal yang dinilai kontroversial oleh masyarakat, menrutnya tidak serta merta dicabut, Ini karena dalam pembahasannya akan terjadi perdebatan dan penyampaian argumentasi, mana yang lebih logis serta diterima.

Jazuli mengakui bahwa ada dua kader PKS yang menjadi pengusul RUU tersebut. Mereka yaitu Ledia Hanifa dan Netty Prasetiyani.

Baca Juga:  Bersedekah Melalui Dunia Maya

Senada dengan Jazuli, Presiden PKS Sohibul Iman menilai polemik dalam proses pembahasan RUU adalah "gizi" sebagai masukan agar menghasilkan produk legislasi yang baik.

Karena itu, dia menilai polemik tersebut tidak boleh dimatikan, termasuk pandangan sinis beberapa pihak namun harus memiliki argumentasi, dialektika, dan gagasan.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketahanan Keluarga ditentang banyak pihak karena dinilai terlalu mengatur ranah pribadi. Namun hal ini tidak berlaku bagi Partai Keadilan Sejahtera.

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini meminta semua pihak jangan sinis dulu, terkait RUU Ketahanan Keluarga. Menurutnya, esensi aturan tersebut justru sangat baik untuk melahirkan generasi yang lebih baik ke depannya.

"Dalam pembahasan kita berargumentasi, jadi jangan belum melihat RUU sudah sinis duluan," kata Jazuli di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (22/2) malam.

Dia mengatakan, yang diinginkan FPKS dari RUU tersebut adalah memberikan pemahaman bahwa keluarga merupakan institusi terkecil dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Baca Juga:  Karena Etika Jabatan Kapolres Kampar Dicopot

Sehinga menurutnya, ketika institusi tersebut sukses, maka Indonesia akan berhasil melahirkan generasi yang lebih baik di masa mendatang.

"Ketika institusi keluarga "broken" maka banyak generasi yang akan hancur. Karena itu PKS menilai keluarga adalah institusi yang penting dalam memperoleh generasi yang baik bagi bangsa dan negara, disamping institusi-institusi sekolah formal tentunya," ujarnya.

Terkait beberapa pasal yang dinilai kontroversial oleh masyarakat, menrutnya tidak serta merta dicabut, Ini karena dalam pembahasannya akan terjadi perdebatan dan penyampaian argumentasi, mana yang lebih logis serta diterima.

Jazuli mengakui bahwa ada dua kader PKS yang menjadi pengusul RUU tersebut. Mereka yaitu Ledia Hanifa dan Netty Prasetiyani.

Baca Juga:  Pasang Belat, Nelayan Meranti Diterkam Buaya di Teluk Lanus Siak

Senada dengan Jazuli, Presiden PKS Sohibul Iman menilai polemik dalam proses pembahasan RUU adalah "gizi" sebagai masukan agar menghasilkan produk legislasi yang baik.

Karena itu, dia menilai polemik tersebut tidak boleh dimatikan, termasuk pandangan sinis beberapa pihak namun harus memiliki argumentasi, dialektika, dan gagasan.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

RUU Ketahanan Keluarga Jadi Polemik

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketahanan Keluarga ditentang banyak pihak karena dinilai terlalu mengatur ranah pribadi. Namun hal ini tidak berlaku bagi Partai Keadilan Sejahtera.

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini meminta semua pihak jangan sinis dulu, terkait RUU Ketahanan Keluarga. Menurutnya, esensi aturan tersebut justru sangat baik untuk melahirkan generasi yang lebih baik ke depannya.

"Dalam pembahasan kita berargumentasi, jadi jangan belum melihat RUU sudah sinis duluan," kata Jazuli di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (22/2) malam.

Dia mengatakan, yang diinginkan FPKS dari RUU tersebut adalah memberikan pemahaman bahwa keluarga merupakan institusi terkecil dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Baca Juga:  Pasang Belat, Nelayan Meranti Diterkam Buaya di Teluk Lanus Siak

Sehinga menurutnya, ketika institusi tersebut sukses, maka Indonesia akan berhasil melahirkan generasi yang lebih baik di masa mendatang.

"Ketika institusi keluarga "broken" maka banyak generasi yang akan hancur. Karena itu PKS menilai keluarga adalah institusi yang penting dalam memperoleh generasi yang baik bagi bangsa dan negara, disamping institusi-institusi sekolah formal tentunya," ujarnya.

Terkait beberapa pasal yang dinilai kontroversial oleh masyarakat, menrutnya tidak serta merta dicabut, Ini karena dalam pembahasannya akan terjadi perdebatan dan penyampaian argumentasi, mana yang lebih logis serta diterima.

Jazuli mengakui bahwa ada dua kader PKS yang menjadi pengusul RUU tersebut. Mereka yaitu Ledia Hanifa dan Netty Prasetiyani.

Baca Juga:  Jadikan Bunsur Wisata GMC

Senada dengan Jazuli, Presiden PKS Sohibul Iman menilai polemik dalam proses pembahasan RUU adalah "gizi" sebagai masukan agar menghasilkan produk legislasi yang baik.

Karena itu, dia menilai polemik tersebut tidak boleh dimatikan, termasuk pandangan sinis beberapa pihak namun harus memiliki argumentasi, dialektika, dan gagasan.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketahanan Keluarga ditentang banyak pihak karena dinilai terlalu mengatur ranah pribadi. Namun hal ini tidak berlaku bagi Partai Keadilan Sejahtera.

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini meminta semua pihak jangan sinis dulu, terkait RUU Ketahanan Keluarga. Menurutnya, esensi aturan tersebut justru sangat baik untuk melahirkan generasi yang lebih baik ke depannya.

"Dalam pembahasan kita berargumentasi, jadi jangan belum melihat RUU sudah sinis duluan," kata Jazuli di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (22/2) malam.

Dia mengatakan, yang diinginkan FPKS dari RUU tersebut adalah memberikan pemahaman bahwa keluarga merupakan institusi terkecil dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Baca Juga:  Kemendikbud Dorong "Perjodohan" Pendidikan Vokasi dengan Industri

Sehinga menurutnya, ketika institusi tersebut sukses, maka Indonesia akan berhasil melahirkan generasi yang lebih baik di masa mendatang.

"Ketika institusi keluarga "broken" maka banyak generasi yang akan hancur. Karena itu PKS menilai keluarga adalah institusi yang penting dalam memperoleh generasi yang baik bagi bangsa dan negara, disamping institusi-institusi sekolah formal tentunya," ujarnya.

Terkait beberapa pasal yang dinilai kontroversial oleh masyarakat, menrutnya tidak serta merta dicabut, Ini karena dalam pembahasannya akan terjadi perdebatan dan penyampaian argumentasi, mana yang lebih logis serta diterima.

Jazuli mengakui bahwa ada dua kader PKS yang menjadi pengusul RUU tersebut. Mereka yaitu Ledia Hanifa dan Netty Prasetiyani.

Baca Juga:  Selasa, Lion Air Group Batalkan 28 Jadwal Penerbangan

Senada dengan Jazuli, Presiden PKS Sohibul Iman menilai polemik dalam proses pembahasan RUU adalah "gizi" sebagai masukan agar menghasilkan produk legislasi yang baik.

Karena itu, dia menilai polemik tersebut tidak boleh dimatikan, termasuk pandangan sinis beberapa pihak namun harus memiliki argumentasi, dialektika, dan gagasan.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari