Jumat, 22 November 2024

Tiga Jam Mencangkul Longsor, Sisir Kampung Terisolasi

- Advertisement -
Laporan: FAJAR R VESKY/RPG– Limapuluh Kota

Bencana alam tidak melulu diwarnai cerita sedih. Namun, ada pula kisah-kisah inspiratif dari mereka yang menolak menjadi “wisatawan bencana”. Seperti, aksi Kapolres Payakumbuh yang tiga jam mencangkul longsor di perbatasan Limapuluh Kota-Tanahdatar dan Kapolsek Kapur IX yang menyisir kampung terisolasi di perbatasan Sumbar-Riau. Seperti apa?

Baju dinas yang dipakai AKBP Dony Setiawan sudah basah karena keringat. Sedangkan celananya penuh dengan lumpur. Namun, Kapolres Payakumbuh itu tetap mengayunkan cangkulnya di tengah timbunan longsor yang menutup badan jalan penghubung Jorong Sialang, Nagari Tungkar, Kecamatan, Kabupaten  Limapuluh Kota, dengan Jorong Sumbatak, Nagari Situmbuak, Kabupaten Tanahdatar, Jumat (20/12).

Badan jalan penghubung dua kabupaten itu tertutup longsor sepanjang hampir 100 meter. Selain menutup badan jalan, material longsor juga menimbun sawah masyarakat. Pemerintah Nagari Tungkar sempat panik melihat kondisi tersebut. Apalagi, jalan itu merupakan urat nadi ekonomi masyarakat.

- Advertisement -

“Material longsornya terlalu banyak, tidak bisa dibersihkan secara manual. Kami butuh alat berat,” kata Wali Nagari Tungkar Yusrizal Datuak Pado kepada Padang Ekspres, Jumat pagi (20/12). Yusrizal kemudian melapor kepada Camat, BPBD, Dinas PU, Dinas Damkar, dan stakholder terkait di Limapuluh Kota.

Tidak lama berselang, alat berat Dinas PU pun tiba di lokasi longsor. Disusul Bupati Irfendi Arbi, Kalaksa BPBD Joni Amir dan Camat Situjuah Rahmad Hidayat. Namun, selepas shalat Jumat, operator alat berat Dinas PU belum bisa mengatasi material longsor.

Sedangkan warga yang datang ke lokasi, lebih suka menonton ketimbang membantu pembersihan.  Tidak sedikit pula yang bertingkah bak wisatawan: datang untuk berpose,  update status di sosial media, lalu pergi entah ke mana.

- Advertisement -

Lebih parah lagi, banyak pula yang acuh tak acuh saja dengan bencana.  Hilang betul nilai-nilai sasakik-sasanang (sesakit-sesenang) ,  sahino-samalu (sehina-semalu) ,  barek samo dipikua-ringan samo dijinjiang (berat sama dipukul-ringan sama dijinjing) yang diwariskan nenek moyang Minangkabau.

Dalam kondisi itulah, Kapolres Payakumbuh AKBP Dony Setiawan, datang membawa dua truk anggotanya. Tidak sekadar menjadi ’wisatawan bencana’, AKBP Dony turun langsung ke dalam lumpur yang menutup badan jalan. Tanpa  sepatu, mantan Kapolres Kota Solok itu  mengayunkan cangkul di antara deru alat berat dan dump truk pengangkut material longsor.

Baca Juga:  Dua Tersangka Peredaran Narkoba Diamankan Polisi

Aksi AKBP Dony ini diikuti Wakapolres Kompol Arie Sulistyo Nugroho, Kabag Sumda Kompol Russirwan , Kasat Binmas AKP Hikmah Chaniago, serta seratusan perwira dan anggota Polres Payakumbuh. Mereka bergotong-royong selama tiga jam lebih. Mulai dari tanah masih setinggi mobil menutup badan jalan, hingga aspal hitam kembali terlihat setelah disemprot dengan mobil Damkar Limapuluh Kota.

Bahkan, saat penyemprotan badan jalan dengan mobil Damkar dilakukan, AKBP Dony Setiawan tak sungkan mengambil selang pemadam kebakaran. “Salut saya dengan Pak Kapolres. Baru sekali ini, saya melihat, ada Kapolres turun langsung membersihkan lokasi bencana alam, ” kata Arianto Putra alias Ari Somay, anggota Damkar Limapuluh Kota.

Tidak hanya anggota Damkar, warga di Nagari Tungkar, khususnya di Jorong Sialang juga geleng-geleng kepala melihat aksi sang Kapolres. Bahkan, banyak warga yang tadinya hanya menonton operator alat berat Dinas PU bekerja sendiri, kemudian ikut turun tangan membersihkan longsor. “Salut awak mancaliak Kapolres ko (Salut saya melihat Kapolres ini,” kata Man Tuak Etong dan Mitra Zuherman, tokoh masyarakat setempat.

Ini juga disampaikan Wali Nagari Tungkar, Yusrizal Dt Pado. “Malu kami dengan Pak Kapolres. Membawa ratusan anggotanya, bergotong-royong membersihkan material longsor. Sungguh kami berterimakasih karena dengan ini, pekerjaan pembersihan jalan, menjadi lebih cepat. Semoga saja tidak terjadi longsor susulan,” kata Yusrizal.

Menurut Kabag Sumda Polres Payakumbuh Kompol Russirwan, aksi gotong-royong di lokasi bencana ini, sepenuhnya inisiatif AKBP Dony Setiawan. “Habis apel siang, kami dikumpulkan. Diminta lberangkat ke lokasi longsor dengan membawa peralatan. Memang, beliau pemimpin yang tidak hanya memerintah, tapi juga turun memberi keteladanan,” kata Ayah, panggilan akrab Kompol Russirwan.

Sedangkan AKBP Dony Setiawan mengaku ada kepuasan tersendiri tiga jam bergumul dengan lumpur setinggi kaki orang dewasa dan bahu membahu bersama warga. “Bencana bukan tempat ajang untuk mencitra. “Kalo datang cuma selfie, tapi tidak tuntaskan beban warga, untuk apa, ” kata AKBP Dony.

Sisir Kampung Terisolasi

Terpaut ratusan kilometer dari Jorong Sialang, Nagari Tungkar, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, aksi heroik di tengah bencana juga diperagakan Kapolsek Kapur IX AKP Efrizul. Bersama anggotanya, mantan Kasubag Humas Polres Limapuluh Kota ini pada Jumat siang (20/12), menyisir kampung yang terisolasi akibat longsor. Yakni, Nagari Kotolamo di perbatasan Sumbar dengan Riau.

Baca Juga:  Uji Klinis Vaksin Merah Putih Dimulai 1 Desember

Sampai Jumat malam, Nagari Kotolamo ini masih dinyatakan BPBD Limapuluh Kota terisolasi akibat longsor. “Ada sekitar 600 KK yang tinggal di sana,” kata Kalaksa BPBD Limapuluh Kota Joni Amir. Ini juga dibenarkan mantan Wali Nagari Kotolamo, Hj Nurdianis Nurdin. “Iya, sekitar 600 KK itulah,” ujar Nurdianis.

Ke nagari yang terisolasi akibat longsor itulah, AKP Efrizul bersama dua anggotanya, yakni Brigadir Erikson dan Briptu Doni, berjalan kaki. “Ada sekitar 13 titik longsor di sepanjang jalan menuju Nagari Kotolamo. Memang, tidak bisa dibersihkan dengan alat berat,” kata mantan Kasubag Humas Polres Limapuluh Kota itu.

AKP Efrizul menyebutkan, ada dua titik longsor yang cukup panjang dan tinggi menimbun badan jalan ke Nagari Kotolamo. “Yang satu, panjang longsornya lebih kurang 50 meter dengan material batu besar, tanah, dan kayu-kayu. Sedangkan satu lagi, materianya batu dan lumpur. Kami jalan kaki di atas material itu,” katanya.

Sesampai di Nagari Kotolamo, AKP Efrizul mendata, ada 10 rumah yang masih terendam air bercampur tanah dan ada satu bengkel elektronik yang semau peralatannya terendam air. “Kemudian, ada satu rumah hanyut  terbawa air dengan seluruh alat yang ada di rumah tersebut terbuat dari kayu,” cerita AKP Efrizul kepada Padang Ekspres.

Hingga tadi malam, menurut AKP Efrizul, bantuan tanggap darurat belum sampai ke lokasi longsor dan banjir di Kotolamo. “Mungkin karena akses jalan yang memang sangat sulit. Sedangkan kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah,” ujarnya.

Disisi lain, Kapolres Limapuluh Kota AKBP Sri Wibowo bersama Wakil Bupati Ferizal Ridwan, juga terpantau meninjau lokasi bencana tanah bergerak di Nagari Kotoalam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru yang bertambah parah. Selain membuat rumah warga yang retak semakin amblas, tanah bergerak itu juga membuat badan jalan negara Sumbar-Riau bertambah retak.

Tidak hanya meninjau lokasi bencana tanah bergerak, AKBP Sri Wibowo juga mengirim bantuan untuk para pengungsi banjir di Jorong Subarang, Nagari Taram, Kecamatan Harau. Sementara itu, sejumlah Polsek di wilayah hukum Polres Limapuluh Kota, juga terpantau turun bergotong-royong di lokasi longsor. (*)

Laporan: FAJAR R VESKY/RPG– Limapuluh Kota

Bencana alam tidak melulu diwarnai cerita sedih. Namun, ada pula kisah-kisah inspiratif dari mereka yang menolak menjadi “wisatawan bencana”. Seperti, aksi Kapolres Payakumbuh yang tiga jam mencangkul longsor di perbatasan Limapuluh Kota-Tanahdatar dan Kapolsek Kapur IX yang menyisir kampung terisolasi di perbatasan Sumbar-Riau. Seperti apa?

Baju dinas yang dipakai AKBP Dony Setiawan sudah basah karena keringat. Sedangkan celananya penuh dengan lumpur. Namun, Kapolres Payakumbuh itu tetap mengayunkan cangkulnya di tengah timbunan longsor yang menutup badan jalan penghubung Jorong Sialang, Nagari Tungkar, Kecamatan, Kabupaten  Limapuluh Kota, dengan Jorong Sumbatak, Nagari Situmbuak, Kabupaten Tanahdatar, Jumat (20/12).

Badan jalan penghubung dua kabupaten itu tertutup longsor sepanjang hampir 100 meter. Selain menutup badan jalan, material longsor juga menimbun sawah masyarakat. Pemerintah Nagari Tungkar sempat panik melihat kondisi tersebut. Apalagi, jalan itu merupakan urat nadi ekonomi masyarakat.

- Advertisement -

“Material longsornya terlalu banyak, tidak bisa dibersihkan secara manual. Kami butuh alat berat,” kata Wali Nagari Tungkar Yusrizal Datuak Pado kepada Padang Ekspres, Jumat pagi (20/12). Yusrizal kemudian melapor kepada Camat, BPBD, Dinas PU, Dinas Damkar, dan stakholder terkait di Limapuluh Kota.

Tidak lama berselang, alat berat Dinas PU pun tiba di lokasi longsor. Disusul Bupati Irfendi Arbi, Kalaksa BPBD Joni Amir dan Camat Situjuah Rahmad Hidayat. Namun, selepas shalat Jumat, operator alat berat Dinas PU belum bisa mengatasi material longsor.

- Advertisement -

Sedangkan warga yang datang ke lokasi, lebih suka menonton ketimbang membantu pembersihan.  Tidak sedikit pula yang bertingkah bak wisatawan: datang untuk berpose,  update status di sosial media, lalu pergi entah ke mana.

Lebih parah lagi, banyak pula yang acuh tak acuh saja dengan bencana.  Hilang betul nilai-nilai sasakik-sasanang (sesakit-sesenang) ,  sahino-samalu (sehina-semalu) ,  barek samo dipikua-ringan samo dijinjiang (berat sama dipukul-ringan sama dijinjing) yang diwariskan nenek moyang Minangkabau.

Dalam kondisi itulah, Kapolres Payakumbuh AKBP Dony Setiawan, datang membawa dua truk anggotanya. Tidak sekadar menjadi ’wisatawan bencana’, AKBP Dony turun langsung ke dalam lumpur yang menutup badan jalan. Tanpa  sepatu, mantan Kapolres Kota Solok itu  mengayunkan cangkul di antara deru alat berat dan dump truk pengangkut material longsor.

Baca Juga:  Stok Menipis, Vaksinasi Tahap Pertama di Dumai Disetop

Aksi AKBP Dony ini diikuti Wakapolres Kompol Arie Sulistyo Nugroho, Kabag Sumda Kompol Russirwan , Kasat Binmas AKP Hikmah Chaniago, serta seratusan perwira dan anggota Polres Payakumbuh. Mereka bergotong-royong selama tiga jam lebih. Mulai dari tanah masih setinggi mobil menutup badan jalan, hingga aspal hitam kembali terlihat setelah disemprot dengan mobil Damkar Limapuluh Kota.

Bahkan, saat penyemprotan badan jalan dengan mobil Damkar dilakukan, AKBP Dony Setiawan tak sungkan mengambil selang pemadam kebakaran. “Salut saya dengan Pak Kapolres. Baru sekali ini, saya melihat, ada Kapolres turun langsung membersihkan lokasi bencana alam, ” kata Arianto Putra alias Ari Somay, anggota Damkar Limapuluh Kota.

Tidak hanya anggota Damkar, warga di Nagari Tungkar, khususnya di Jorong Sialang juga geleng-geleng kepala melihat aksi sang Kapolres. Bahkan, banyak warga yang tadinya hanya menonton operator alat berat Dinas PU bekerja sendiri, kemudian ikut turun tangan membersihkan longsor. “Salut awak mancaliak Kapolres ko (Salut saya melihat Kapolres ini,” kata Man Tuak Etong dan Mitra Zuherman, tokoh masyarakat setempat.

Ini juga disampaikan Wali Nagari Tungkar, Yusrizal Dt Pado. “Malu kami dengan Pak Kapolres. Membawa ratusan anggotanya, bergotong-royong membersihkan material longsor. Sungguh kami berterimakasih karena dengan ini, pekerjaan pembersihan jalan, menjadi lebih cepat. Semoga saja tidak terjadi longsor susulan,” kata Yusrizal.

Menurut Kabag Sumda Polres Payakumbuh Kompol Russirwan, aksi gotong-royong di lokasi bencana ini, sepenuhnya inisiatif AKBP Dony Setiawan. “Habis apel siang, kami dikumpulkan. Diminta lberangkat ke lokasi longsor dengan membawa peralatan. Memang, beliau pemimpin yang tidak hanya memerintah, tapi juga turun memberi keteladanan,” kata Ayah, panggilan akrab Kompol Russirwan.

Sedangkan AKBP Dony Setiawan mengaku ada kepuasan tersendiri tiga jam bergumul dengan lumpur setinggi kaki orang dewasa dan bahu membahu bersama warga. “Bencana bukan tempat ajang untuk mencitra. “Kalo datang cuma selfie, tapi tidak tuntaskan beban warga, untuk apa, ” kata AKBP Dony.

Sisir Kampung Terisolasi

Terpaut ratusan kilometer dari Jorong Sialang, Nagari Tungkar, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, aksi heroik di tengah bencana juga diperagakan Kapolsek Kapur IX AKP Efrizul. Bersama anggotanya, mantan Kasubag Humas Polres Limapuluh Kota ini pada Jumat siang (20/12), menyisir kampung yang terisolasi akibat longsor. Yakni, Nagari Kotolamo di perbatasan Sumbar dengan Riau.

Baca Juga:  MUI: Mencegah Corona itu Sejalan dengan Perintah Agama

Sampai Jumat malam, Nagari Kotolamo ini masih dinyatakan BPBD Limapuluh Kota terisolasi akibat longsor. “Ada sekitar 600 KK yang tinggal di sana,” kata Kalaksa BPBD Limapuluh Kota Joni Amir. Ini juga dibenarkan mantan Wali Nagari Kotolamo, Hj Nurdianis Nurdin. “Iya, sekitar 600 KK itulah,” ujar Nurdianis.

Ke nagari yang terisolasi akibat longsor itulah, AKP Efrizul bersama dua anggotanya, yakni Brigadir Erikson dan Briptu Doni, berjalan kaki. “Ada sekitar 13 titik longsor di sepanjang jalan menuju Nagari Kotolamo. Memang, tidak bisa dibersihkan dengan alat berat,” kata mantan Kasubag Humas Polres Limapuluh Kota itu.

AKP Efrizul menyebutkan, ada dua titik longsor yang cukup panjang dan tinggi menimbun badan jalan ke Nagari Kotolamo. “Yang satu, panjang longsornya lebih kurang 50 meter dengan material batu besar, tanah, dan kayu-kayu. Sedangkan satu lagi, materianya batu dan lumpur. Kami jalan kaki di atas material itu,” katanya.

Sesampai di Nagari Kotolamo, AKP Efrizul mendata, ada 10 rumah yang masih terendam air bercampur tanah dan ada satu bengkel elektronik yang semau peralatannya terendam air. “Kemudian, ada satu rumah hanyut  terbawa air dengan seluruh alat yang ada di rumah tersebut terbuat dari kayu,” cerita AKP Efrizul kepada Padang Ekspres.

Hingga tadi malam, menurut AKP Efrizul, bantuan tanggap darurat belum sampai ke lokasi longsor dan banjir di Kotolamo. “Mungkin karena akses jalan yang memang sangat sulit. Sedangkan kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah,” ujarnya.

Disisi lain, Kapolres Limapuluh Kota AKBP Sri Wibowo bersama Wakil Bupati Ferizal Ridwan, juga terpantau meninjau lokasi bencana tanah bergerak di Nagari Kotoalam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru yang bertambah parah. Selain membuat rumah warga yang retak semakin amblas, tanah bergerak itu juga membuat badan jalan negara Sumbar-Riau bertambah retak.

Tidak hanya meninjau lokasi bencana tanah bergerak, AKBP Sri Wibowo juga mengirim bantuan untuk para pengungsi banjir di Jorong Subarang, Nagari Taram, Kecamatan Harau. Sementara itu, sejumlah Polsek di wilayah hukum Polres Limapuluh Kota, juga terpantau turun bergotong-royong di lokasi longsor. (*)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari