Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Dua Kecamatan di Kota Dumai Ditemukan Kasus Stunting

DUMAI (RIAUPOS.CO) – Dinas Perikanan Kota Dumai terus gencar melakukan sosialisasi Program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) ke daerah yang ditemukan kasus stunting atau kondisi gagal pertumbuhan pada anak. Pertumbuhan tubuh dan otak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.

Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Untuk mengatasi kasus stunting perlu menggalakkan konsumsi ikan di masyarakat. Melalui kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan).

Kegiatan digelar di halaman Puskeskel Gurun Panjang, Kecamatan Bukit Kapur, Senin (20/09) mendapat respon positif dari masyarakat, khususnya para ibu yang datang bersama buah hatinya. Selain diajak untuk peduli akan kebutuhan gizi anaknya melalui Gemarikan. Agar dapat mencegah stunting, melalui kegiatan ini para ibu diajak untuk mengkonsumsi ikan dan makanan berbahan dasar ikan menjadi nuget.

Plt Kepala Dinas Perikanan Kota Dumai Mukhlis Suzantri menambahkan, dengan protein ikan dapat mencegah stunting serta menambah konsumsi ikan di Kota Dumai.  Hal tersebut karena kandungan gizi pada ikan mampu mengatasi masalah hambatan pertumbuhan.

Mengkonsumsi ikan membuat anak menjadi cerdas, hasil dari kegiatan ini  diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nilai gizi dan meningkatkan konsumsi ikan.

Gemarikan dalam mendukung peningkatan konsumsi ikan di masyarakat. Program Gemarikan dapat memberikan dampak positif terhadap pelaku perikanan dan kelautan terutama bagi nelayan dan petambak.

Baca Juga:  Penyelidikan Penembakan Anggota Laskar FPI

Ketua TP PKK Kota Dumai Hj Leni Ramaini mengatakan, gerakan makan ikan harus dimulai sejak dini, khususnya di mulai dari keluarga dalam upaya menghasilkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing serta berkarakter, tentunya dengan memperhatikan asupan nutrisi dan gizi yang baik kepada anak dimulai sejak dini dalam kandungan usia dalam kandungan hingga usia 2 tahun.

Serta 1.000 hari pertama kehidupan anak, perkembangan fisik dan mentalnya sangat pesat sekali terutama untuk mencegah terjadinya stunting.

Kasus stunting akan memicu terjadinya gangguan kecerdasan terhadap anak. Tugas kita bersama agar anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik tinggal dan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas.

Kasus stunting  di Kota Dumai saat ini masuk dalam kategori rendah, yaitu dengan prevalensi stunting tidak lebih dari 5 persen, namun kita tidak boleh lengah harus tetap berupaya memberikan asupan nutrisi yang terbaik untuk anak-anak sebagai salah satu upaya dalam pemberian asuhan dan gizi yang sehat dan baik, yaitu dengan mengkonsumsi protein hewani dapat melalui ikan.

Penelitian menunjukkan bahwa protein yang dikandung ikan berkualitas tinggi mengandung lemak yang dapat meningkatkan pertumbuhan sel otak anak, karena mengandung asam lemak omega-3 untuk perkembangan mata dan otak jaringan saraf.

Baca Juga:  Menikah di KUA Gratis, Luar Tarif Rp600 Ribu

Asisten III Setdako Dumai Muhammad Syafii menambahkan, pemerintah serius menangani kasus stunting akibat kekurangan gizi utama dalam 1.000 hari pertama di kehidupannya, sehingga anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak seusianya.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam pencegahan terjadinya stunting adalah dengan mencanangkan program gerakan makan ikan yang telah dicanangkan program gambar ikan ini telah dicetuskan sejak tahun 2004 yang lalu.

"Kami informasikan dalam kesempatan ini, di mana empat tahun terakhir melihat kondisi atau data yang kita punya mulai tahun 2017, 2018, dan 2019 sampai terakhir 2020 di mana stunting di Kota Dumai ini terjadi peningkatan. Tahun 2017 itu ada 17 anak yang tersebar di 7 kecamatan dan tahun 2018 ada 24 anak serta 2019 ada 53 anak bahkan terakhir data tahun 2020 kemarin ada 109 anak," katanya.

Ini tugas terhadap OPD teknis nantinya ditargetkan untuk menuntaskan kasus stunting ini, bahkan ini sudah menjadi isu nasional. Dalam dokumen perencanaan  diwajibkan 5 tahun perjalanan OPD diwajibkan melakukan rencana aksi agar kasus stunting menurun.

Di Dumai terdapat dua kecamatan kasus stunting tertinggi, yakni Kecamatan Dumai Barat dan Kecamatan Bukit Kapur sebanyak 32 anak.(mx12/rpg)

DUMAI (RIAUPOS.CO) – Dinas Perikanan Kota Dumai terus gencar melakukan sosialisasi Program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) ke daerah yang ditemukan kasus stunting atau kondisi gagal pertumbuhan pada anak. Pertumbuhan tubuh dan otak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.

Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

- Advertisement -

Untuk mengatasi kasus stunting perlu menggalakkan konsumsi ikan di masyarakat. Melalui kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan).

Kegiatan digelar di halaman Puskeskel Gurun Panjang, Kecamatan Bukit Kapur, Senin (20/09) mendapat respon positif dari masyarakat, khususnya para ibu yang datang bersama buah hatinya. Selain diajak untuk peduli akan kebutuhan gizi anaknya melalui Gemarikan. Agar dapat mencegah stunting, melalui kegiatan ini para ibu diajak untuk mengkonsumsi ikan dan makanan berbahan dasar ikan menjadi nuget.

- Advertisement -

Plt Kepala Dinas Perikanan Kota Dumai Mukhlis Suzantri menambahkan, dengan protein ikan dapat mencegah stunting serta menambah konsumsi ikan di Kota Dumai.  Hal tersebut karena kandungan gizi pada ikan mampu mengatasi masalah hambatan pertumbuhan.

Mengkonsumsi ikan membuat anak menjadi cerdas, hasil dari kegiatan ini  diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nilai gizi dan meningkatkan konsumsi ikan.

Gemarikan dalam mendukung peningkatan konsumsi ikan di masyarakat. Program Gemarikan dapat memberikan dampak positif terhadap pelaku perikanan dan kelautan terutama bagi nelayan dan petambak.

Baca Juga:  Sudah Boleh tanpa Masker

Ketua TP PKK Kota Dumai Hj Leni Ramaini mengatakan, gerakan makan ikan harus dimulai sejak dini, khususnya di mulai dari keluarga dalam upaya menghasilkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing serta berkarakter, tentunya dengan memperhatikan asupan nutrisi dan gizi yang baik kepada anak dimulai sejak dini dalam kandungan usia dalam kandungan hingga usia 2 tahun.

Serta 1.000 hari pertama kehidupan anak, perkembangan fisik dan mentalnya sangat pesat sekali terutama untuk mencegah terjadinya stunting.

Kasus stunting akan memicu terjadinya gangguan kecerdasan terhadap anak. Tugas kita bersama agar anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik tinggal dan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas.

Kasus stunting  di Kota Dumai saat ini masuk dalam kategori rendah, yaitu dengan prevalensi stunting tidak lebih dari 5 persen, namun kita tidak boleh lengah harus tetap berupaya memberikan asupan nutrisi yang terbaik untuk anak-anak sebagai salah satu upaya dalam pemberian asuhan dan gizi yang sehat dan baik, yaitu dengan mengkonsumsi protein hewani dapat melalui ikan.

Penelitian menunjukkan bahwa protein yang dikandung ikan berkualitas tinggi mengandung lemak yang dapat meningkatkan pertumbuhan sel otak anak, karena mengandung asam lemak omega-3 untuk perkembangan mata dan otak jaringan saraf.

Baca Juga:  Menikah di KUA Gratis, Luar Tarif Rp600 Ribu

Asisten III Setdako Dumai Muhammad Syafii menambahkan, pemerintah serius menangani kasus stunting akibat kekurangan gizi utama dalam 1.000 hari pertama di kehidupannya, sehingga anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak seusianya.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam pencegahan terjadinya stunting adalah dengan mencanangkan program gerakan makan ikan yang telah dicanangkan program gambar ikan ini telah dicetuskan sejak tahun 2004 yang lalu.

"Kami informasikan dalam kesempatan ini, di mana empat tahun terakhir melihat kondisi atau data yang kita punya mulai tahun 2017, 2018, dan 2019 sampai terakhir 2020 di mana stunting di Kota Dumai ini terjadi peningkatan. Tahun 2017 itu ada 17 anak yang tersebar di 7 kecamatan dan tahun 2018 ada 24 anak serta 2019 ada 53 anak bahkan terakhir data tahun 2020 kemarin ada 109 anak," katanya.

Ini tugas terhadap OPD teknis nantinya ditargetkan untuk menuntaskan kasus stunting ini, bahkan ini sudah menjadi isu nasional. Dalam dokumen perencanaan  diwajibkan 5 tahun perjalanan OPD diwajibkan melakukan rencana aksi agar kasus stunting menurun.

Di Dumai terdapat dua kecamatan kasus stunting tertinggi, yakni Kecamatan Dumai Barat dan Kecamatan Bukit Kapur sebanyak 32 anak.(mx12/rpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari