JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Permintaan itu masuk ke ponsel Darwis Triadi sekitar sebulan lalu (22/9). Fotografer senior tersebut diminta melakukan pemotretan resmi Jokowi dan Ma’ruf Amin.
Foto itulah yang nanti wajib dipasang dalam kantor pemerintahan dan lembaga pendidikan seusai pelantikan. Ketika permintaan datang dari Kementerian Sekretariat Negara, situasi tengah ramai karena rangkaian demo mahasiswa.
Dan, Darwis hanya diberi waktu dua hari untuk mempersiapkan kebutuhan. ”Pengambilan gambar tanggal 24 September. Sekitar jam 10–11,” ujarnya.
Beruntung, dia sudah empat kali memotret Jokowi-Ma’ruf selama masa kampanye pemilihan presiden lalu. Jadi, secara teknis tidak ada persoalan berarti.
Hanya, diakui, yang berat adalah mempersiapkan mental. Apalagi, Darwis sadar, fotonya akan menjadi foto resmi yang digunakan di seluruh penjuru tanah air.
Sementara itu, di sisi lain, presiden tengah menghadapi gelombang demonstrasi yang menuntut dikeluarkannya peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Juga, memprotes berbagai UU kontroversial lain.
”Itu yang sebetulnya menjadi pikiran saya. Saya takut bapak (presiden) enggak bisa maksimal,” imbuhnya.
Namun, berbagai kekhawatiran tersebut tidak terjadi. Jokowi dan Ma’ruf justru banyak membantu selama proses pemotretan yang dilakukan di istana itu.
Keduanya sangat terbuka dan nyaris tidak ada gap layaknya pejabat tinggi. Ma’ruf yang awalnya dikira kaku juga tampak cair. Suasana pengambilan gambar pun berlangsung santai.
Sepanjang proses yang berlangsung hampir satu jam tersebut, Darwis berhasil memfoto Jokowi dan Ma’ruf dengan banyak angle. Masing-masing menggunakan tiga jenis pakaian yang berbeda.
Dia menilai hasilnya sangat maksimal. Foto-foto yang dirilis Setneg merupakan pilihan pribadi keduanya.
Selama empat kali memotret Jokowi-Ma’ruf sejak masa kampanye, Darwis menemukan satu konsistensi dari keduanya. ”Setiap pemotretan itu Pak Kiai (Ma’ruf) foto duluan,” tuturnya.
Menurut dia, itu menunjukkan penghormatan yang diberikan Jokowi kepada Ma’ruf. Darwis menambahkan, memfoto Jokowi dan Ma’ruf merupakan pengalaman berharga. Tidak hanya untuk karir, tetapi juga melahirkan kepuasan batin.
Maklum, Darwis merupakan pengagum Jokowi. Karena itu, selama proses pemotretan, dia tak pernah membicarakan materi. ”Untuk saya, foto ini saja sudah suatu prestasi, mungkin kalau dihitung materi gak bisa dihitung. Karena beliau yang saya idolakan,” ucapnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman